TPOMG; Bab 9

363 38 7
                                    

Fauzan dan Noval sudah berada di depan pintu kelas, pintu tersebut tertutup sangat rapat, terdengar di dalam kelas XI-IPS 5 tidak ada yang bersuara sama sekali.

Dengan senyuman jahil, Fauzan dan Noval sama-sama mempunyai pikiran yang sama entah darimana asalnya. Kini Fauzan berencana untuk mengangetkan satu kelas, mereka semua terdiam pasti karena pak Toni yang katanya guru killer, padahal bagi kedua sejoli tersebut pak Toni adalah guru yang paling mudah di-bully. Eh.

"Oke, jadi rencana kita ini, lo ketok-ketok aja tuh pintu terus buka sambil teriak WAAAA gitu ya," ujar Fauzan memberi tugas untuk Noval.

Noval manggut-manggut, "Pasti lo nemplok di jendela, 'kan? Sampe muka lo nempel sama kaca terus idung lo jadi gepeng gitu haha, kaga kebayang gue sama yang duduk deket kaca, liat muka lo pasti langsung ayan,"

Fauzan sedikit tertawa, "Oke, misi dimulai." Fauzan dan Noval langsung bersiaga di targetnya.

Fauzan dan Noval saling pandang.

1

2

3

Tok tok tok

Noval membuka pintu kelas sambil berteriak apa yang tadi Fauzan suruh. Satu kelas berteriak kaget, saking kagetnya ada seorang murid yang melempar kulit pisang ke arah Noval, dan jatuh tepat di samping kaki kanan Noval, saat Noval telah berhasil mengagetkan satu kelas, dia tertawa, saat dia mau berjalan, kulit pisang yang ada di dekat Noval membuat Noval jatuh ke belakang.

"SUBHANALLAH, SAKIT!" ringis Noval saat kepalanya sudah membentur lantai.

Satu kelas tertawa. Fauzan tiba-tiba nongol di jendela kaca yang terbuka bawahnya, dia menongolkan kepalanya dari situ. "WAAAAA," teriak Fauzan. Semua murid menoleh kepadanya dengan tatapan kaget.

Karena Isna duduk di dekat kaca yang Fauzan sedang menongol itu, Isna jadi panik sekaligus kaget karena suara Fauzan begitu melengking, Isna melihat pembersih semprotan kaca yang isinya hanya air saja. Isna dengan refleks menyemprotkan benda tersebut tepat di wajah Fauzan yang sedang tertawa.

SROOTTT SRROOTT

Fauzan langsung memejamkan matanya kaget karena banyak air di wajahnya, kepalanya mendongkak kebelakang lalu kepalanya terjedot oleh jendela tersebut, dia meringis kesakitan. Tak hanya itu, dia juga menabrak rak sepatu kelas XI-IPS 5, dia jatuh bersama dengan sepatu-sepatu lainnya.

"YA ALLAH, SIAL BANGET HIDUP ANE!" teriak Fauzan saat dia ditiban oleh banyak sepatu.

Semua murid keluar kelas lalu menertawakan Fauzan yang sudah berdiri dan saat ini sedang membersihkan wajahnya dan juga seragamnya yang lumayan kotor karena alas dari sepatu-sepatu itu.

"Ih, Fauzan! Rak sepatunya jadi patah kannn, walaupun ini rak dari plastik terus kecil juga 'kan sayang kalo rusak gara-gara elo!" maki sang bendahara kelas sangat sengit disetiap kata-kata yang ia keluarkan.

"Sapu, alat pel, ember ancur semua gara-gara lo, lo bayar uang khas aja nunggak. Jajan aja banyak."

"Astagfirullah, Nan. Sabar Nan sabar, kalem aja kalem, ih serem amat lo kalo marah, gue nikahin juga lo." balas Fauzan santai sambil tertawa, itu yang membuat Nani–sang bendahara–bikin naik darah dan emosinya meletup-letup karena ulah Fauzan.

"Ehm, Fauzan, aku minta maaf," Isna angkat bicara disaat Fauzan masih saja bercanda saat sedang di bombahdir oleh bendahara kelas.

"Ya." jawab Fauzan singkat, sebenarnya Fauzan gemas dengan gaya cara bicara Isna yang sangat polos.

"Gaya amat lo, Zan." sahut Noval yang menyikut Fauzan.

Fauzan mendekatkan mulutnya ke daun telinga Noval, "Sengaja, boy."

Isna menunduk, dia sangat merasa bersalah, kalau mood Fauzan sudah baik, Isna akan segera minta maaf.

Noval mengibas-ngibaskan tangannya ke depan, "Bubar-bubar, Pak Toni kaga masuk."

"WEY, SERIUS??!!!"

"SURGA DUNIA."

"BISA NGELANJUTIN DRAKOR LAGI ASIKKK!"

Fauzan memperlihatkan kertas yang ada dipegangannya, "Tugas? Siapa peduli?" Fauzan membuang kertas tersebut ke tong sampah, membuat satu kelas berseru senang dan satu-persatu masuk ke kelas hingga tersisa Isna dan Tiara.

Hanya Isna dan Tiara yang kaget karena ulah Fauzan, "Stress." gumam Tiara sambil mengambil tugas ekonomi yang tadi sempat dibuang oleh Fauzan.

Isna tersenyum karena kelakuan Fauzan, "Hari ini dia jahil, esok mungkin dia paling berilmu." gumam Isna sekecil mungkin agar hanya ia dan Allah yang bisa mendengarnya.

Saat Isna dan Tiara masuk ke kelas, baru saja ditinggal beberapa detik setelah kejadian Fauzan jatuh tadi. Ruangan kelas ini sudah melebihi dari kapal pecah.

***

Rata-rata, kata2 mutiara buat agama ini dari akun @kartunmuslimah di IG. Trims.😇

My Heaven PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang