Sinar pagi menusuk penglihatanku. Aku menyesuaikan cahaya matahari masuk ke pupil mataku yang mulai mengecil. Aku mengumpulkan tenaga, enggan rasanya aku bangkit dari posisi nyaman ini. Sebelum...
"Dennn dionn..." terdengar pekikan suara dari lantai bawah diiringi derapan langkah kaki.
Satu.
Dua..
Tiiigaaa...
Ceklek (pintu terbuka)
Sudah kuduga"Den dionn, ini udah jam berapa? Kamu gak sekolah? Capek bibi Den bangunin Aden tiap hari, kelakuan gini terus" ucap bibi terengah-engah, wajarlah umur bibi aja udah setengah abad batin ku
Yaa, ini bibi yang tinggal di rumah ku. Ia juga udah mengganggap ku sebagai anak sendiri. Orang tua ku? Ah sudahlah.
"Den.. Adenn? Kok malah ngelamun? Udah cepet mandi sudah jam 06.15 nanti telat lagi" ujar bibi cepat
"Iya Bi" kataku singkat sambil menuju kamar mandi
15 menit kemudian
"Bi dion pergi dulu ya? Assalamu'alaikum" ucapku
"Gak makan dulu Den? Ini bibi udah buatin roti selai cokelat sama susu cokelat?" kata bibi
"Udah bibi makan aja roti sama susu nya aku belum laper bi" kataku yang langsung menyerobot kunci motor di nakas meja dan langsung berjalan ke garasi mengendarai motor ninja merah kesayanganku.
Author pov
Dion adalah siswa SMA Cakrawala jakarta. Dengan nama lengkap Dion Diatmadja ia adalah siswa yang tergolong cukup populer di sekolah ini, tak ayal karena ia memiliki wajah yang tampan dan keren. Dion juga kapten basket di sekolahnya, selain itu ia merupakan siswa yang berprestasi dalam hal akademik.
Pagi ini Dion datang cepat, karena ia mengadakan rapat, itu wajar Karena ia adalah kapten di sekolahnya. Jadi ia harus mempersiapkan rapatnya semulus mungkin.
Walau sekarang sekolah masih sepi karena siswa/i belum ramai yang berdatangan ke sekolah.
Dion tak ambil pusing itu semua. Ia langsung bergegas ke ruangan basket yang berada di pojok kanan sekolah dekat perpustakaan. Ruangan yang berukuran 5x6m ini cukup luas untuk ekskul basket mengingat hanya digunakan untuk menaruh peralatan basket yang diperlukan karena selebihnya anggota basket sering berkumpul di sekitaran lapangan.
Saat tiba di ruang basket Dion tak menyangka bahwa anggota basket dan anggota cheers sudah datang mengingat tadi di koridor sepi akan makhluk.
Rupanya mereka tepat waktu Batin Dion seraya tersenyum tipis
"Lo dari mana sih? Kita udah nungguin Lo dari tadi kelesss" keluh Andra sang Anggota basket alayy
"Kita mulai rapatnya. Sebelumnya Assalamu'alaikum Wr. Wb." ucap Dion tegas menghiraukan perkataan Andra
"Wa'alaikumsalam Wr. Wb" jawab peserta rapat dengan kompak dan semangat terkecuali Andra
"Huhh selalu pas gue ngomong" kata Andra kesal
"Disini gue gak akan buang- buang waktu, sekarang gue mau bagi tugas dulu. Tapi sebelum itu gue jelasin. Jadi gini ....." penjelasan Dion pun mengalir dan disimak oleh para anggota
"Singkatnya kita bakal ngadain lomba tapi hanya untuk basket dan cheers. Jadi mohon bantuan kalian" putus Dion sambil memperhatikan anggota rapatnya.
Tatapan matanya bertemu dengan seorang perempuan yang telah lama ia hindari
Deg
Deg
Deg
"Perasaan yang sama seperti dulu" ucap Dion
Perempuan itu adalah Vanessa, Vanessa Dilliani. Perempuan berambut hitam pekat dan lurus, tinggi semampai, putih serta memiliki hidung yang mancung, Vanessa juga merupakan ketua cheers.
Vanessa juga merupakan cinta pertama Dion. Ingat Cinta Pertama! Dulu ia sempat menjalin hubungan dengan Vanessa akan tetapi setelah satu tahun pacaran Vanessa secara sepihak memutuskan Dion dan beralih hati ke kakak kelasnya, Abigail.
Dan sampai sekarang Dion belum bisa berpindah ke lain hati
Tak ingin terlalu larut dalam mata Vanessa, Dion pun langsung melempar tatapan ke arah yang lain
"Oke, sampai sini ada yang ingin ditanyakan ?" tanya Dion
Sepi, sunyi, senyap
Krik, krik...
"Ya, sepertinya kalian mengerti. Kalau begitu gue tutup rapat ini. Wassalamu'alaikum Wr. Wb." kata Dion mengakhiri rapat
Para anggota basket maupun cheers pun membalas salam dengan semangat dan sedikit demi sedikit mereka keluar dari ruang rapat
"Seandainya Lo tau apa yang gue rasain mungkin Lo gak bakal gini" batin Dion lirih, sambil melihat seseorang yang telah lama hinggap di hatinya menghilang dari koridor.
❤❤❤
Gimana part ini? So far so good? So far so bad?
Vote and comment yaa😘Mohon hargai yang nulis yaa😂
Maaf kalau gaje karena masih amatiran😂
Dan makasih yang udah masukin ke perpustakaan nya💕Saran dan kritiknya ditunggu😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Late
Teen Fiction"Seandainya aku menyadari rasa ini sedari dulu, mungkin keterlambatan ini takkan menghasilkan sebuah penyesalan" ucap Dion lirih sambil menatap langit senja