7 tahun berlalu
7 tahun ini tak banyak berubah, mereka semua masih tetap sama, hanya saja usia dan status mereka telah berbeda, Dion dan Alisya masih sesekali berhubungan namun karena perbedaan waktu dan aktivitas mereka jadi jarang berkomunikasi sekarang
Waktu begitu cepat, sang fajar hari ini datang lebih hangat. Membuat Dion harus cepat bangun, karena pekerjaannya yang memaksanya sedemikian rupa
Iya, Dion sekarang bekerja di salah satu rumah sakit di Kota tempat ia tinggal. Tempat dimana ia pernah kehilangan orang yang menyayanginya. Ia sedih jika ditanya, merelakan seseorang pergi kedunia sana dan seseorang lagi pergi entah kemana, padahal keduanya telah membawa hati Dion pergi terkhusus Alisya
***
Ditempat lain juga teman-teman Dion juga sudah mulai merintis cita-cita mereka. Mulai dari Reihan yang telah menjadi seorang polisi dan lagi akibat kemampuannya serta formalitasnya sebagai pengabdi masyarakat ia dengan cepat mendapat gelar Brimob hanya dengan selang waktu 3 tahun saja ia sudah kenunjukkan kehebatannya. Dan hal paling hebat lagi, Reihan beberapa bulan yang lalu sudah melamar Nia dan mereka berencana akan menikah awal bulan depan
"Reihan, bener-bener dong kalo poto preweddingnya", ketus Nia kesal karena Reihan sedari tadi terus bercanda
"Iya iya, kamu kalo marah makin cantik tau gak", kekeh Reihan dengan senyumannya yang menjadi penyebab luluhnya seorang Nia ditambah sikap penyayang yang terang-terangan Reihan perlihatkan membuat siapapun wanita pasti akan jatuh cinta, begitu juga Nia. Memang aneh, seseorang yang kita benci sekarang jadi orang yang paling kita cintai. Tapi takdir, siapa yang bisa merubahi?
"Kau tau skenario Tuhan itu paling indah jalannya", ucap Reihan setelah selesai sesi poto beberapa menit yang lalu
"Apa? Aahh aku gak paham dengan jalan pikiranmu Reihan, kamu kan aneh sedari dulu", balas Nia dengan sedikit sarkartis
"Aneh begini tapi mau dinikahi, bukankah itu lebih aneh", balas Reihan memandang Nia dengan tulus dan...hangat
"Dasar, aku benci kamu han", ucap Nia menghilangkan geroginya. Nia belum terbiasa dengan keberadaan Reihan yang sebentar lagi akan menggelar julukan sebagai s u a m i nya
"Sama, aku juga mencintaimu Nia", balas Reihan dengan tawa menawannya
***
Tidak lupa juga dengan keadaan teman Dion yang lain. Zaidan bekerja di sebuah perusahaan, ia bertugas sebagai pengecek mesin perusahaan. Memang terdengar sepele dengan pekerjaannya, namun ketika kita lihat Zaidan yang mengutak-atik mesin besar pembuat kertas kita akan pusing karena begitu banyaknya kabel berwarna, dan mentalik-metalik aneh yang tentu tak dimengerti oleh orang awam yah Zaidan memang seorang lulusan sarjana elektro
Sedikit kasihan dengan Zaidan. Untuk urusan pekerjaan mungkin ia beruntung namun naas untuk percintaan. Nanda orang yang ia sukai kini sedang melanjutkan studi S2 nya di negera yang cukup jauh yaitu negera paman sam dan Zaidan harus rela menunggu jika ia memang serius dengan Nanda atau hal terburuk yang terjadi ia harus melihat Nanda terpicut dengan orang Eropa di sana. Itulah kenapa Zaidan bekerja keras agar ia dapat dipindah kerjakan atau paling tidak ia bisa diterima di satu perusahaan USA yang sudah ia targetkan setelah tau Nanda yang akan melanjutkan studi S2 nya. Keyakinan Zaidan makin membesar setelah kejadian 1 tahun yang lalu di bandara
"Nanda", panggil Zaidan saat Nanda hendak memasuki bandara
"Loh, yang lain kan sudah pergi barusan dan, ngapain masih di sini?", tanya Nanda heran, karena teman yang lain sudah pergi mereka hanya bisa mengantar sampau deoan bandara dan beberapa tak bisa datang karena berhalangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Late
Teen Fiction"Seandainya aku menyadari rasa ini sedari dulu, mungkin keterlambatan ini takkan menghasilkan sebuah penyesalan" ucap Dion lirih sambil menatap langit senja