"Gue tau! Ya ini keputusan terbaik buat gue! "
"Terimakasih yaAllah, engakau memberikan hambamu hidayah"
Dion langsung sujud syukur diatas kasurnya, dia bersyukur tuhan telah membuka fikirannya, akhirnya masa depannya tak terancam lagi
Waktu makan malam tiba, dulu bagi Dion meja makan terasa sangat sunyi setiap malam tapi sekarang tempat sunyi itu dipenuhi dengan kehangatan dan kasih sayang keluarga yang begitu berlimpah
"Jadi gimana yon kamu udah mikirin mau ambil jurusan apa? "Tanya papanya Dion sembari menunggu makanan yang sedang disiapkan istri tercintanya
"Udah"
"Jadi kamu mau ambil jurusan apa? "
"Dion mau ambil..."
"Jurusan kedokteran" ucap Dion mantap
"Wah ternyata anak mama mau jadi dokter, kalo mama sakit ngak susah lagi dong berobatnya"mamanya sangat bangga dengan keputusan yang Dion ambil
"Kamu yakin mau ambil jurusan kedokteran? Ngak mau bisnis gitu? "
"Ngak pa, Dion udah mantep mau ambil jurusan kedokteran"
"Yaudah deh, papa juga ngak bisa maksa kamu, tapi inget belajar yang bener! "
"Siap bos"
Makan malam kali ini dipenuhi canda tawa dan kehangatan layaknya keluarga lainnya memang tidak ada yang spesial tapi bagi Dion moment seperti inilah yang selalu ia nanti dan semua ini dapat terwujud oleh gadis pujaannya, ya Alisya!
Pukul 06.30
"Sial gue telat"
Dion bangun dari kasurnya untuk cepat cepat mandi, kali ini Dion kebablasan tidur yah bagaimana tidak agendanya malam ini adalah menangisi kepergian 2 orang yang dia sayang. Bukan tanpa alasan ia memilih jurusan kedokteran, semua telah ia mantapkan
Dengan berbagai kesedihan yang dialami untuk melepas kepergian gadis yang dia sayangangi dan cintai, Dion memutuskan untuk membantu semua orang untuk berjuang hidup karena ia tak mau orang lain merasakan sakitnya ditinggal untuk selamanya
Dion turun dari tangga dan segera menyambar roti isi cokkat yang telah dibuatkan mamanya
"Dion makan dulu!"
"Udah telat ma"
Dion berlari sambil membawa roti dimulutnya
"Dasar anak itu"
Adegan yang sangat tidak patut untuk di tiru, Dion mengendarai motor kesayangannya yang telah kembali dari bengkel sambil memakan roti hasil rampasannya tadi
Secepat apapun dia mengendarai motornya tetap sama dia mengalamani "keterlambatan" alhasil dia harus mendapatkan hukuman yah dia harus membersihkan seluruh lapangan dan kantor. Apa boleh buat toh semuanya juga karena salahnya sendiri
Sudah 15 menit dan Dion baru membersihkan lapangan dan sekarang saatnya untuk membersihkan kantor, tapi saat dia sampai kantor terlihat sunyi dan sepi, semua guru telah masuk kedalam kelas masing masing sedangkan guru yang piket entah beranta ada dimana. Untuk menyelesaikan hukumannya dengan cepat Dion langsung saja membersihkan setiap inci dari ruang tersebut. Tak sengaja dirinya menjatuhkan segunung lembaran kertas dari salah satu meja guru
KAMU SEDANG MEMBACA
Late
Teen Fiction"Seandainya aku menyadari rasa ini sedari dulu, mungkin keterlambatan ini takkan menghasilkan sebuah penyesalan" ucap Dion lirih sambil menatap langit senja