6. Rahasia

363 17 0
                                    

"Ternyata seru juga jalan bareng lo, kapan kapan yah bisalah" ucap Dion dengan senyumannya yang tulus

"Hah? " Alisya terkejut mendengar kata kata itu keluar dari bibir tipis Dion

Dion bingung dan mengangkat alisnya yang tebal "Kenapa? kok lo kayak kaget gitu?"

"Eh ngak, ngak papa kok" Alisya tersenyum kaku

Tanpa menghiraukan percakapan tadi Dion pun langsung mengajak Alisya untuk meninggalkan tempat tersebut "Pulang yuk!" Seru dion

"Pulang? " Alisya memasang ekspresi sedih, rasanya ia ingin menghabiskan sepanjang waktunya seperti sekarang, karena mungkin dia ngak bakalan dapet kesempatan bagus kayak ini

"Ya iyalah, udah malem tau! Lo mau tidur disini apa"jawab Dion sedikit jengkel

"Yaa enggaklah, tapi kira kira taksi ada ngak ya jam segini" Alisya melihat arlojinya yang berwarna hitam

"Yaelah bilang aja kalo lo mau nebeng, yaudah deh kali ini gue tebengin lo" kata Dion sambil berjalan menuju motornya tanpa basa basi

Alisya langsung menyusul Dion, setelah Dion menegakkan motornya dengan sempurna, Alisya langsung naik di belakangnya memengang pundaknya Dion. Motor Dion melaju dengan kecepatan rata rata, jalanan tampak ramai walaupun tak seramai siang hari atau jam pulang kantoran, mengingat jam sudah menunjukkan pukul 20.30

"Kok gue ngerasain hal yang beda ya ke alisya, makin kesini perasaan gue makin kacau aja, kadang gue bingung sebenernya perasaan gue ini gue tujuin kesiapa, Alisya atau Vannesa" Dion mulai membatin di atas motornya, menerka rasa yang mengganjal hatinya walaupun belum pasti itu

Motor Dion yang sejak tadi melaju akhirnya berhenti di rumah megah dengan pagar putih, sudah tidak asing lagi, itu adalah rumah Alisya

Setelah motor Dion berhenti sempurna barulah Alisya turun, menatap Dion yang sedang membuka helmnya. Seakan terhipnotis dia terpanah sama seperti pertama kali dia mengenal Dion

"Hoy, malah bengong kesambet baru tau rasa loh" Dion menjentikkan jarinya di depan wajah Alisya

"Ehh"seketika Alisya tersadar dari lamunannya

"Udah ah gue mau cabut, lo masuk gih dah malem" Dion kembali memakai helmya

"Eh, makasih ya yon udah nganterin gue, lo ati ati di jalan" Alisya menatap lurus ke Dion

"Yah gue tadi terpaksa aja nganterin lo, jadi lo ngak usah makasih " Dion mengedipkan matanya ke Alisya tanda mengejek

"Ih, yaudah pulang gih"jawab Alisya ketus

"Emang mau pulang" Dion langsung menghidupkan mesin motornya dan langsung meninggalkan rumah mewah itu

Belum sempat Alisya mengedor pagar rumahnya, keluarlah seorang perempuan paruh baya, memakai piyama tidur dan langsung menghampiri Alisya

"Alisya ini udah jam berapa? Kamu itu perempuan ngapain keluar malem malem" wanita itu langsung menyembur Alisya

"Alisya baru dari pasar malem"jawab Alisya enggan

"Kamu tau mama ini khawatir sama kamu, pergi ngak bilang bilang lagi" kali ini wanita itu melipat tangannya di dada

"Alisya itu udah berusaha nelpon mama, tapi apa? telpon mama mati, bukan salah Alisya lagi dong" Alisya memutar bola matanya

"Mama tadi lagi ada pasien, jadi mama matiin handphonenya, seharusnya kamu itu telpon lagi dong, atau ngak sms mama biar mama tau" wajah wanita itu terlihat khawatir sekarang

"Yaampun ma,sejak kapan mama mau tau kegiatan Alisya sehari hari, mama urusin aja tuh pasien pasien mama" jawab Alisya dengan wajah kesal dan segera melangkah maju masukke rumahnya

LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang