Pagi cerah ini digunakan para murid baru untuk menyusuri sekolah baru mereka, ada juga yang lebih memilih mencari 'kakak ganteng' di sekolah baru mereka ini tak terkecuali adik sepupunya Rega, Nao Tomori
Kebutuhan atas penglihatan kakak ganteng telah menghasutnya untuk membututi teman-teman barunya. Mereka bilang mau lihat kakak kelas 12 yang kabarnya paling populer di sekolah ini. Mendengar hal itu jelas Nao tak bisa menolak
"Beneran ganteng kan orangnya? No tipu tipu loh!", Nao berusaha memastika info dari teman temannya
"Ih beneran, anak kelas 11 banyak yang suka sama kakak itu, tapi ada kabar juga dia belum bisa move on dari mantannya yang udah meninggal", teman Nao yang rambutnya sebahu mulai bercuap
"Kok kayak pernah denger nih cerita yak?"
"Ya iyalah, kan gosip itu udah tersebar di penjuru sekolah cakrawala"
"Kok tiba-tiba firasatku jadi buruk", Nao tetap saja membuntuti teman temannya, dan saat mereka sampai di depan kelas 'kakak' yang di maksud, tadaaaaa semua firasatnya terbukti
"Kyaaa itu tuh kakaknya, beneran ganteng ya, dari sini aja ganteng na'uzubillah apa lagi dari deket", teman Nao mulai berteriak halus saat melihat Dion sebagai 'kakak' yang di maksud
"Benerkan, eh mata kalian rabun ya? Orang ngeselin kayak gitu di bilang ganteng?", entah mengapa setiap melihat Dion emosi Nao selalu meluap-luap
"Ih Nao, mata kamu tuh yang gimana masa cowok ganteng kayak kak Dion di bilang resek, gih cuci tuh mata", teman Nao tak terima jika ia menjelek jelekan pangeran yang baru saja ia temukan
"Ih mata Nao udah suci tau, mata kalian aja tuh penuh dosa sampe nggak bisa liat mana yang ganteng mana yang ngeselin"
Karena hal tersebut, terjadi keributan kecil didepan kelas Dion yang menarik perhatian seisi kelas, melihat adanya Nao sang kakak Rega pun keluar menghampiri adiknya di susul oleh Raihan, Zaidan dan tak lupa seseorang yang jadi topik perdebatan, seorang Dion Diatmadja.
"Eh Nao ada apa kok ribut-ribut di depan kelas?", Rega penasaran akan hal yang membuat Nao harus berdebat di depan kelasnya
"Eh itu kak, anu itu... Eeee", Nao langsung menyenggol legan teman disebalahnya dan memberi kode untuk mengarang kejadian
"Itu kak, tadi kami...... Kami rebutan es krim, iya rebutan es krim", teman Nao yang nengkap kode Nao mulai menyusun karangan
"Es krim? Terus es krim nya mana?", Rega mulai memojokkan mereka
"Itu eskrimnya di, di...", taman Nao meliriknya, Nao memeberi kode dengan menunjuk purutnya
"Ah iya es krimnya udah di makan Nao, jadi dia tadi rebut es aku dan langsung dimakannya"
"Nao kalo kamu mau es krim kan bisa bilang sama kakak"
"Hehe iya kak", Nao tertawa garing
"Yaudah kami masuk ke kelas lagi kalian juga bentar lagi bel loh"
"Iya kak", pada saat rega dan kawan kawan ingin masuk Dion menyeletuk
"Dasar bocah!"
"*Nani?", Nao tak tinggal diam mendengar ejekan itu
*apa?
"Maksud lo apa? Hah?", Nao langsung mencegat tangan Dion,entah mengapa apapun yang berhubungan Dion selalu saja berhasil membuat ia naik darah
"Ya maksudnya lo bocah, di sekolah kok rebutan es krim"
"Heh, gue udah besar, inget yah umur gue udah 16 tahun cuma gue emang baru masuk kelas 10 SMA, kurang dewasa apa coba gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Late
Teen Fiction"Seandainya aku menyadari rasa ini sedari dulu, mungkin keterlambatan ini takkan menghasilkan sebuah penyesalan" ucap Dion lirih sambil menatap langit senja