bagian 9

4.5K 682 64
                                    

Sebelum baca ini aku saranin baca bagian 8 dulu deh. biar inget alurnya soalnya.

banyak typo. nggak di edit lagi.

happy reading!!!

°°°°°°°

"Bude Sari, kok Prilly manggilnya Bude sih? bukan bibi?"

Bude Sari tersenyum mendengar Alma bertanya, Alma memang sedang di dapur, namun bukan membantu Bude Sari memasak, lebih tepatnya mengganggu.

"Soalnya Nenek Neng Prilly kan emang dari jogja, manggilnya udah biasa Bude dari kecil, Neneknya yang ngajarin"

"Oh, pantes"

"Neng Alma juga ikutan manggil Bude?"

"Biar sehati aja kitee, iya kan Prill?"

"Hmmm"

Aku yang duduk di meja makan hanya berdehem mendengar ucapan Alma.

"Yeee" Alma mencibir karna tanggapanku, "Gita masih boker ya?"

"Anjayy, yang sopan." Si Alma nih, di dapur, di depan makanan seenaknya aja ngomong boker.

"Lo juga yang sopan, Anjay-anjay"

Aku memutar mata malas tak mau kembali menanggapi.

"Selamat pagi" Gita muncul dari dalam kamar berseru dengan semangat membuat Bude tersenyum.

"Pagi neng Gita"

"Bude masak apa?" tanya Gita.

"Cah kangkung, sama goreng tempe inih, sok atuh calik, udah mateng bentar lagi"

"Calik." ucapku mempersilahkan Alma dan Gita, Gita dan Alma berpandangan tak mengerti.

"Duduk" ralatku.

"Ngemeng dong" kata Alma kemudian duduk di depanku.

"Lo pikir dari tadi gue koprol, kan ngomong"

"Kirain kentut, bau!"

"Itu dari Gita kali, abis boker kan" timpalku menunjuk Gita yang kini mulai duduk di sampingku, sedangkan Alma di depanku.

"Udah, jangan berantem. nggak baik di depan makanan malah ribut"

"Tau nih, malah ngomongin kentut lah, boker lah, Alma istighfar deh Bude"

"Mulai deh, pen-lotion-an"

"Pencitraan Git"

"Ya Citra kan lotion nya lo"

"terserah deh"

"udah geulis, Bude panggil Pakde dulu yah, makan kalian, jangan ribut lagi" Bude kembali menengahi Alma dan Gita, sedangkan aku sudah diam, lelah harus ikut berdebat lagi dengan mereka, takkan ada habisnya bila terus di ladeni.

"Makan" ucapku menyendok nasi membuat Alma dan Gita serempak diam dan mengikutiku untuk mengambil nasi serta lauk yang sudah tersedia.

Bude dan Pakde kembali tak lama setelah itu, dan kami dengan akrab makan dalam satu meja.

°°°°°°°°°

Terasa sia-sia jika sudah pergi jauh namun hanya diam di rumah.

Oleh karena itu, Aku mengajak Alma dan Gita untuk berjalan-jalan di sekitar perkebunan, bukan itu sih niat utamanya, sedari tadi Gita dan Alma terus cerewet menanyakan Ali, dia ingin melihat wajah tampannya berkebun ataupun berkeringat karna panasnya pabrik.

MAS ALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang