bagian 14

4.2K 513 31
                                    

“Pagi.”

Aku tersenyum saat mendengar sapaannya, bagaimana tidak, pagi-pagi begini Ali sudah menemuiku, dan menyapaku dengan senyum manisnya.

“Pagi.” Sapaku balik.

Dia mendekat dan mengusap rambutku, “Belum mandi?” tanyanya.

Aku menggeleng malu, “jelek ya?”

“Kata siapa, pacarku ini selalu cantik,” katanya.

Pipiku memanas, benar-benar panas beriringan dengan degup jantung yang hampir meledak, mendengarnya menyebut kata pacar membuat aku sangat senang luar biasa sehingga cengiran yang memperlihatkan gigiku tercipta lebar.

“Mandi gih,” suruhnya.

“Mau kemana?” tanyaku.

“Ikut ke pabrik mau?” tanyanya tak yakin.

“Mau!!!!!” sorakku bersemangat, asli kalau sama dia kemana aja aku mah oke deh, suruh bawa kantong-kantong super gede yang ada di pabrik juga gpp deh.

Kalau kuat sih. Hehee

Ali tersenyum lalu menatapku tepat di mata, “yaudah mandi sana,” katanya lagi.

Aku mengangguk mantap kemudian segera berbalik.

“Siapa?” Pakde bertanya padaku saat aku masuk ke dalam rumah.

“Mas Ali,” jawabku.

“Nggak di ajak masuk?” tanyanya, aku seketika menepuk kening dan berbalik segera menemui Ali.

“Li,” panggilku, dia yang sudah duduk di teras menoleh bingung.

“Masuk?” tanyaku meringis, “lupa ngajakin masuk kan, terlalu kaget di datengin kamu pagi-pagi.”

Ali terbahak, membuatku terkesima karna tawa tulusnya, dia itu bukan hanya ganteng tapi juga manis. Gimana nggak adilnya tuhan menciptakan manusia sesempurna dia.

“Aku disini aja, kamu mandi.”

“Yakin?”

Ali mengangguk membuatku mengangguk juga dan berbalik, baru saja berbalik aku menoleh lagi pada Ali, “nggak ke dalem?” tanyaku meyakinkan.

“Iya.”

“Ntar ada cewek lewat,” kataku.

“Ya gpp.”

“Tapi jangan kamu godain.”

“Nggak.” Ali sudah tersenyum geli melihat tingkahku.

“Iya sih, tapi ntar mereka godain kamu,” kataku lagi.

Ali tertawa lagi kali ini kemudian berdiri dan mendekat padaku, tangannya mendorong bahuku untuk berbalik dan menyuruhku masuk, “mandi,” katanya.

Ah ali!!!! Dia ikut aja ke kamar gimana? Terlalu manis buat ditinggalin di luar.

°°°°°°

“Ada tamu neng,” kata Pakde saat aku keluar dari kamar setelah 20 menit mandi serta bersiap.

“Mas Ali kan?” tanyaku.

“Bukan, temen neng dari jakarta kayaknya.”

Pikiranku seketika menerawang kemudian mataku melotot saat mengingat ucapan Elzan semalam.

Pasti dia.

Tanpa berkata apapun aku langsung berlari ke depan rumah dan menemukan Ali dan Elzan sedang duduk dalam bangku yang berbeda, mereka hanya diam. Ali hening, sedangkan Elzan memainkan Hpnya.

MAS ALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang