bagian 12

4.8K 586 63
                                    

Baca part sebelumnya dulu yuuk, biar inget sampai mana nih cerita.

happy reading!!!!

*****

Ketukan pintu kamar membuatku yang sedang merapikan baju di lemari harus beranjak dan bergegas membukakan pintu.

"Ada apa bude?"

"Ada Mas Ali di depan."

Mas Ali? mengapa dia ke sini di pagi hari?

"Mau ketemu Prilly?" tayaku memastikan.

"Ya masa mau ketemu Bude?" Bude tersenyum, membuatku ikut tersenyum, padahal bisa aja kan emang mau ketemu bude. "Sana temuin neng."

"Iya bude."

Aneh, bukankah Ali kemarin menghindariku, mengapa justru sekarang dia datang sepagi ini ke rumah.

tak mau terus bertanya tanpa jawaban, akupun segera pergi, menutup pintu kamar kemudian berjalan ke depan untuk menemui Ali.
Disana dia sedang duduk menungguku, nampaknya dia tak menyadari kehadiranku.

"Kenapa kesini?" entah mengapa suaraku terdengar sangat ketus, mungkin mencoba mempertahankan harga diri terlebih setelah perlakuan ali kemarin.

Ali menoleh kemudian berdiri, mendekat dan membuatku beku karna selanjutnya Ali malah memelukku dengan erat, Aku menepuk pundaknya sekali kemudian menoleh ke belakang, berharap tak ada siapapun.

Bisa gawat kalau Bude atau Pakde lihat.

"Ali!" Aku menyentak Ali karna Ali tak ada tanda akan melepaskan pelukannya, "apa-apaan sih, kita masih di rumah Bude."

Peringatanku membuat Ali melepaskan pelukannya.

Ali tersenyum kemudian mencolek pipiku, "cieee, takut ketauan Bude ya?"

Aku mengernyit tak suka kemudian melipat tangan di depan dada, "Apaan sih, aneh banget."

Ali kemudian menghentikan senyumannya dan menatapku lurus dalam diam.

"Udah nggak marah?" tanyanya.

"Harusnya aku yang nanya, udah nggak marah lagi emangnya?"

"Emang siapa yang marah, aku nggak marah."

"Masa?"

"Cuma agak kesel aja sih kemaren malam kamu pulang larut banget" ucap Ali membuatku teringat pada Elzan, seketika aku resah, takut Ali salah paham dengan kehadiran Elzan.

"Li, semalem aku..."

"Tapi untung kamu gpp, aku cuma khawatir aja sih"

"Iya aku gpp, kemaren aku nggak tahu bakal ada Elzan, itu..."

"emmm, ikut aku yuk."

Lagi-lagi Ali memotong ucapanku, aku yang heran akhirnya mau tak mau memasang senyum. Mungkin Ali memang tak peduli tentang siapapun lelaki yang dekat denganku, dia tak mau tahu.

Hanya aku yang kegeeran disini, menyangka Ali menghindariku karna cemburu pada Elzan.

"Kemana?"

"Kepelaminan mau?"

Aku terdiam melihat senyuman jailnya kemudian Ali mencubit pipiku, "Bercanda Prill," Ucapnya, Selanjutnya Ali menarik tanganku untuk ikut dengannya.

Iya bercanda.
Bahkan kini otakku meneriakkan kalimat kurang ajar.
apa selama ini hanya candaan dia saja? dan hanya aku yang kegeeran?

°°°°°°°°

Ali terus menggenggam tanganku agar aku terus mengikutinya, jalannya seperti tergesa namun tak terlalu cepat menurutku.

MAS ALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang