PROLOGUE

760 91 9
                                    


      "Ayahku akan mengajak kita ke suatu tempat."

      "Dimana itu?"

      "Nanti juga kau akan tahu."

       Lelaki kecil itu menghadap kembali ke depan sesekali melirik sang ayah yang tengah menyetir stir mobil, tangannya diam-diam bergerak menghampiri tangan gadis kecil yang sebaya dengannya kemudian menggenggamnya.

        Rambut sebahu yang tergerai bebas itu tersibak angin yang masuk dari kaca mobil yang sengaja dibuka sehingga beberapa anak rambutnya itu menutupi wajahnya.

       Taehyung yang melihatnya dengan telaten menyelipkan anak rambut itu ke belakang telinga si gadis, ia kemudian menutup kaca mobil tersebut.

       "Aku tutup ya, nanti kau masuk angin."

       Si gadis hanya mengangguk, tersipu malu merasakan jemari Taehyung yang kini berpindah mengusap puncak kepalanya.

      "Taehyung.." panggil gadis itu pelan.

      Taehyung menatapnya sembari berdehem. "Hmm?"

      Si gadis membuka tas sekolahnya, mengeluarkan sebuah kotak bekal makanan yang masih tertutup rapat.

      "Ibuku tadi memberiku ini, kurasa kita bisa makan ini berdua."

       Taehyung tertegun saat gadis kecil itu membuka kotak bekal miliknyaㅡ ada dua roti tawar dengan olesan susu coklat berbentuk hati yang sudah mengering diatasnya.

       Gadis itu memberikan satu roti untuk Taehyungㅡ meletakannya diatas paha lelaki itu beralas tutup kotak bekalnya agar tidak mengotori celana sekolah Taehyung.

       Terdengar suara helaan nafas panjang yang berasal dari pria kecil itu, "Ibuku tidak memberiku bekal makan, tapi ibu memberiku satu susu kotak."

       Taehyung menatap sedih satu susu kotak yang baru saja ia keluarkan dari tasnya.

       Gadis itu tersenyum tipis, "Tidak apa-apa, untukmu saja."

       Taehyung menoleh dan mendapati gadis itu yang tengah tersenyum.

       Melihat gadis itu tersenyum saja seperti ada yang menarik dirinya untuk ikut tersenyum.

      "Kalau begitu kita minum ini bersama."

      Si gadis kecil mengernyit, "Maksudmu satu sedotan bersama?"

      Taehyung mengangguk mengiyakan, tidak ada salahnya mereka berbagi sedotan satu sama lain mengingat mereka masih berumur sebelas tahun jadi tidak perlu ada kekhawatiran bagi keduanya.

      Belum ada benih-benih cinta yang tumbuh diantara mereka, persahabatan mereka masih murni.

      Lagipula gadis itu sudah menganggap Taehyung seperti saudara kandungnya sendiri, meskipun pada kenyataannya Taehyung lahir delapan menit setelah ia lahir.

      Taehyung tidak masalah, baginya menjaga gadis kecil disampingnya ini adalah suatu keharusan.

      Sudah sebelas tahun mereka bersama dan menjadi teman, Taehyung juga ingin memiliki adik perempuan, sayangnya ia anak tunggal di keluarganya.

Healer Night.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang