Pada akhirnya aku kehilangannya.
Aku masih tidak percaya dengan kenyataan yang harus aku terima saat ini.
Kehilangan orang yang sangat kita cintai , bertahun-tahun lamanya menjalin hubungan bahkan tinggal menghitung beberapa bulan lagi untuk melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius.
Sekarang aku hanya bisa menyesali sesuatu yang tidak pernah aku duga selama ini. Aku merasa gagal menjaganya, padahal aku sudah berjanji aku akan melindunginya apapun yang terjadi, tapi bahkan sampai titik nafas terakhirnya aku sendiri tidak tahu.
Aku hanya bisa diam, aku tidak mampu melakukan sesuatu yang bisa membuat diriku lebih kuat. Aku pasrah tapi hatiku benar-benar menangis, aku masih belum merelakannya.
-
HYERIM POV
Proses pemakaman telah selesai setengah jam yang lalu, tidak memakan waktu yang lama setelah melakukan otopsi di rumah sakit kemudian jenazah Hara langsung disemayamkan.
Taehyung tidak beranjak sedikitpun dari posisinya, ia masih betah berjongkok disamping batu nisan Hara. Jika aku boleh jujur, aku sangat tersanjung dengan sikap yang ditunjukkan Taehyung, meskipun aku tahu dia benar-benar terpukul karena kehilangan kekasih yang sangat ia cintai namun dia mampu menyembunyikan air matanya didepan orang-orang. Bahkan beberapa orang yang ikut datang ke pemakaman sempat bertanya padaku apakah Taehyung senang dengan kematian Hara?
Pertanyaan lelucon macam apa itu, jelas-jelas dari cara Taehyung yang membawa tubuh Hara yang sudah tak bernyawa itu menuju mobil ambulan dengan berlari begitu kesetanan tidak peduli seberapa berat bobot tubuh Hara, itu sudah cukup menjelaskan jika Taehyung benar-benar mencintai Hara.
"Sepertinya akan turun hujan, kau tidak mau pulang?" tanyaku sembari mengusap-usap pelan bahunya yang terbalut kemeja hitam tipis itu.
Taehyung menatapku sejenak lantas memamerkan senyuman tipisnya, "Ah kau benar kita harus pulang."
"Tidak, tidak. Jika kau masih ingin disini aku akan menemanimu tapi sayangnya aku tidak membawa payung. Bagaimana jika turun hujan? Atau haruskah aku menghubungi Nara untuk membawakan kita payung?"
"Tidak usah, kita pulang saja lagipula aku juga ingin beristirahat." Taehyung mulai beranjak dari posisinya, ia berdiri dan tangan kanannya menjulur padaku—bermaksud membantuku untuk ikut berdiri juga. Aku menerima uluran tangannya, suhu telapak tangannya benar-benar terasa dingin.
Kami berjalan beriringan menuju mobil Taehyung, aku sedikit terkejut ketika tangannya tiba-tiba meraih tanganku, menakutkan jemari kami. Dia menatapku sejenak dan bibirnya membentuk sebuah senyuman, aku baru melihatnya tersenyum seperti itu.
Saat aku sudah masuk kedalam mobil, Taehyung tiba-tiba memasangkan sabuk pengaman untukku, wajahku hanya berjarak beberapa centi saja dengan wajahnya, aku sampai harus menahan nafas dan berujung kegugupan yang melandaku.
Setelah memasang sabuk pengaman untukku, Taehyung sempat mengelus rambutku pelan dan lagi-lagi dia tersenyum seperti tadi. Saat Taehyung mulai menjauh dan pintu mobil tertutup, aku segera menarik nafas sebanyak mungkin agar pasokan oksigenku tidak berkurang saat berduaan dengannya selama didalam mobil.
Taehyung, senyumanmu mengingatkanku pada seseorang.
-

KAMU SEDANG MEMBACA
Healer Night.
FanfictionPertemuan malam itu benar-benar menjadi penyembuh bagi Taehyung yang selama ini tersiksa dalam ketidakpastian. Bertemu dengan teman masa kecilnya yang sepuluh tahun lalu tiba-tiba menghilang setelah kecelakaan mobil itu. Ini akan menjadi sebuah plot...