Part 16

35 8 2
                                    

Hai guys! Saya cuman mau ngasi info kalo What is Love di ganti jadi Disappearance. Kenapa begitu? karena saya ngerasa judulnya udah gak cocok aja sama alur cerita ini. Thanks

Happy reading!





Aldo sedang memainkan ponselnya sambil menunggu Cakra yang kini tengah terkena macet. Sepulang sekolah tadi, atau lebih tepatnya setelah Cakra bertemu dengan Clara, ia meminta Aldo untuk bertemu di kafe biasa karena ada yang ingin dibicarakan. Karena kafe tempatnya biasa berkumpul tidak jauh dari rumah Aldo, jadilah dia yang terlebih dahulu sampai.

Setela dua puluh menit menunggu, akhirnya orang yang ditunggu - tunggu Aldo datang juga. "Eh Do sorry lama, abis macet parah!" ucap Cakra sembari menepuk bahu Aldo.

"Yaelah kayak sama siapa aja lo Kra! Selo ae lah," dan kemudian mereka berdua tertawa kecil.

"Jadi apa yang mau lo omongin sampe nyuruh gue kesini?" tanya Aldo

"Ini tentang Clara Do," jawab Cakra

Aldo mengernyitkan dahinya, "Kenapa lagi sama Clara?"  tanya Aldo

"Jadi gini Do, tadi...." Cakra menceritakan kejadian saat di taman tadi, dimana ia dan Clara membicarakan hubungannya dengan Fina serta janji yang Clara buat dengan Cakra. 

"Jadi gitu Do. Gue bingung Do sama sikap Clara, dia bener - bener gak bisa di tebak." Ucap Cakra lesu.

"Clara emang beda Kra." Aldo tersenyum membayangkan sahabat masa kecilnya itu. "Dia itu kaya soal matematika, susah buat di tebak. Tapi jawabannya itu pasti. Jadi kalo lo berusaha buat mengerti maksud dari soal itu, gue yakin gak lama lo bakal tau apa jawaban dari soal itu. Dan setelah lo tau jawaban dari soal  itu, lo bakalan ngerti kenapa lo harus berusaha buat mecahin soal itu." Aldo menepuk pundak Cakra seolah memberi kekuatan padanya.c

"Gue emang gak bakal pernah ngerti teka teki lo Do!"  ucap Cakra terkekeh

"Lo jalanin aja dulu Kra. Lama - lama lo bakalan paham kok sama omongan gue," Aldo menepuk bahu Cakra dan beranjak pergi keluar dari kafe tersebut.

Disisi lain, seorang gadis dengan rambut gelombang sebahunya, kini tengah melajukan mobilnya tanpa tau arah tujuan. Sedari tadi pikirannya tertuju pada sesuatu hal yang terus bersarang di kepalanya. Sesekali ia membuang napasnya gusar saat tidak menemukan satu pun jawaban dari pertayaan - pertanyaan yang ada di pikirannya.

Honda Jazz berwarna silver itu kini telah memasuki  sebuah kompleks perumahan elit. Di tepikannya mobil tersebut di depan sebuah rumah minimalis yang terlihat elegan. Yang dilakukan gadis itu sekarang hanyalah memandangi rumah tersebut tanpa ada niat sedikit pun untuk turun dari mobilnya.

Cukup lama ia memandangi rumah tersebut. Pikirannya masih berkecamuk memikirkan apakah dia harus turun dan masuk ke dalam rumah tersebut, atau segera pergi dari sana. Dan sepertinya obtion kedua lah yang dipilihnya, karena sekarang sebuah motor sport telah berhenti di belakang mobilnya dan sepertinya sang pengendara sedang memerhatikan mobilnya.

Tanpa berpikir panjang lagi, gadis tersebut langsung menghidupkan mobilnya dan segera pergi dari rumah tersebut. Sementara si pengendara motor tampaknya tak mengacuhkan hal tersebut dan langsung menjalankan motornya masuk ke halaman rumah tersebut.

****

Aldo berjalan ke dalam rumahnya sambil memainkan kunci motor di jarinya. Dilihatnya Clara yang tengah menonton salah satu film horor koleksinya ditemani beberapa cemilan yang ada di pangkuannya. Dasar bocah, katanya takut gelap, tapi nonton film horor  sendirian berani' batin Aldo. Ia berjalan perlahan ke arah Clara yang sepertinya tidak menyadari kedatangannya. Saat ia hendak menutup mata Clara dengan tangannya, Clara tiba - tiba saja menoleh kepadanya hadapannya dengan muka yang sangat datar hingga membuat Aldo kaget sendiri.

Disappearance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang