Dengan aku memilih kamu, bukan berarti dia akan tersakiti -- Cakra
Karena melepaskan seseorang tidak sesulit yang kamu bayangkan -- Clara
Clara berjalan menyusuri koridor sekolah dengan ceria pagi ini. Tak lupa di sampingnya terdapat seseorang yang akhir - akhir ini selalu menemaninya kemanapun dan di manapun. Aldo. Ya Aldo berjalan beriringan menyusuri koridor bersama Clara. Tak urung sesekali mereka tertawa karena guyonan - guyonan yang dibuat oleh Aldo mengenai Rama yang selalu menjadi topik terlucu di antara Aldo dan Clara.
Aldo mengantarkan Clara hingga ke depan kelasnya dan menyerahkan Clara kepada ketiga temannya, seolah Clara adalah putri raja yang harus mereka jaga dengan penjagaan yang super ketat.
"Sekarang gue limpahin tugas gue ke kalian. Kalian harus jaga Clara sampai jam istirahat berbunyi, karena setelahnya Clara akan gue jemput untuk makan siang di kantin. Kalian mengerti?" ucap Aldo berlagak seolah ia adalah pengawal yang sedang menjalankan tugas.
"Ay ay Captain!" jawab ketiga teman Clara serempak. Mereka memasang hormat kepada Aldo seperti sedang berhormat kepada bendera.
Clara yang menjadi perbincangan mereka pun terkekeh geli melihat kelakuan sahabat - sahabatnya. "Kalian apaan sih! Gue bukan tuan putri yang harus di jaga setiap waktu kayak gitu, ngerti?"
"Lo mungkin emang bukan tuan putri beneran Ra. Tapi bagi gue, lo selalu jadi tuan putri kecil gue yang ceroboh dan bawel," Aldo mengacak rambut Clara lembut.
Entah kenapa perlakuan Aldo membuat pipi Clara bersemu. Clara menjadi salah tingkah Sendiri dibuatnya. Clara meninju lengan Aldo pelan, dan membuang mukanya. "Apaan sih Do!" elaknya.
"Udah Do, jangan digodain terus, ntar yang disana marah loh," ucap Aulia terkekeh
Seketika senyum Aldo dan Clara mulai memudar, mereka sadar bahwa perkataan Aulia mengarah pada Cakra. Dan seketika itu juga keandaan menjadi canggung, dan membuat Aulia merasa bersalah karena perkataannya. Fariza yang mengerti bahwa suasana sedang dalam siaga satu pun langsung mencairkannya.
"Yaudah sana gih lo balik ke kelas lo Do! Tenang aja Clara gak bakal kenapa- kenapa kok selama ada kita. Udah lo pergi sana! Balik ke habitat lo, hush hush!" usir Fariza seraya mengayunkan tangannya.
Aldo memutar bola matanya jengah, "Iya iya elah, berasa anjing aja gue lo usir kayak gitu." ucapnya sinis setelah itu beralih pada Clara yang masih terdiam.
"Gue ke kelas ya, inget belajar yang bener jangan baca novel mulu!" Aldo mengacak rambut Clara sekali lagi sebelum beranjak pergi ke kelasnya. Sedangkan Clara, Aulia dan Fariza memandangi punggung Aldo yang kian menjauh. Nabila yang sudah setengah jalan memasuki kelasnya kembali berbalik dan menegur ketiga temannya yang masih setia di depan pintu.
"Trus kalian ngapain masih berdiri disana? Buru masuk elah, kita belum piket nih!" seru Nabila
"Oh iyaa!" ucap Fariza, Aulia, dan Clara bersamaan, dan selanjutnya mereka lari kedalam kelas untuk menyelesaikan tugas piket mereka.
-----Cinta. Perasaan yang tumbuh di antara dua insan seiring berjalannya waktu. Perasaan yang tumbuh karena rasa nyaman dan terbiasa antara satu sama lain. Perasaan yang muncul tanpa bisa dicegah oleh orang yang merasakannya. Begitu pun dengan Cakra. Perasaan itu kembal muncul kembali tanpa bisa dihambat. Walau pernah terlupa dan terkubur, namun perasaan itu kembali hadir di dalam hatinya. Membuatnya harus berada di dalam posisi yang membingungkan karena harus memilih di antara mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Disappearance
Teen FictionCinta. Satu kata sejuta makna itu, kini muncul dalam perasaan Clara. Sebenarnya perasaan itu sudah ada sejak lama, namun karena kepolosannya menyebabkan Clara telat untuk mengetahuinya. Dan siapa sangka ternyata orang yang ia cintai selalu ada di si...