Dan terima kasih telah menjadi orang pertama yang menggoreskan luka di hatiku...
××××××××××××××××××××××××
Silvie terdiam, menatap kosong papan tulis yang ada didepannya. Tak memperdulikan Rose yang sedari tadi memanggil namanya berkali-kali.
"Woi! Kok dipanggil enggak nyaut?" geram Rose menarik lengan Silvie, membuat Silvie mengalihkan pandangan ke arahnya.
"Hm, Maaf." balasnya singkat, lalu ia kembali menolehkan kearah papan tulis.
"Ini udah istirahat! Ngapain coba kamu natap papan tulis itu dari tadi!? Enggak ada apa-apa coba disana!" sahut Rose sambil menunjuk kearah papan tulis.
Silvie hanya diam, ia tak bergeming. Matanya masih menatap lurus ke arah papan tulis.
Rose mendengus pelan, "Baiklah kalau begitu. Aku kekantin dulu." ujarnya lalu meninggalkan Silvie yang masih setia dengan bangkunya.
Kini hanya tinggal dia yang masih berada didalam kelas. Tiba-tiba Silvie menunduk lalu tersenyum miris, "Bodoh kau orang paling bodoh Silvie Jung." ejeknya.
Matanya memanas saat melihat kedekatan Sehun dan Irene.
Ya, mereka berdua telah berkencan.
Silvie mulai menyeka air mata yang turun membasahi pipinya, "Hiks, bodoh." cercanya.
Apa yang selama ini dia pikirkan? Apa yang ia bisa harapkan darinya? Membalas perasaan yang cuma dirasakan oleh satu pihak?
"Bodoh." Silvie kembali tertawa.
Iya, dia bodoh.
Seharusnya ia mendengarkan ucapan Rose dari dulu. Seharusnya ia tak pernah memandangi mata itu. Seharusnya ia tak pernah memikirkan wajah tampan itu. Seharusnya ia tak pernah memimpikan namja itu. Dan seharusnya ...
Dia tak pernah menyukai Oh Sehun.
.
.
.
.
.FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
My First ✔
FanfictionDia tak mengerti. Kenapa setiap kali ia memandang namja itu jantungnya selalu berdetak tak jelas, pipinya memerah bak tomat masak, dan bibirnya tiba-tiba kaku. Tak lama ia menyadari sesuatu ... "Seharusnya aku tak pernah menyukaimu, Oh Sehun." COMPL...