Chapter 3

377 52 3
                                    

Semuanya tampak berbeda. Tapi, kenapa detak jantung ini masih sama seperti dulu?

××××××××××××××××××××××××

Silvie p.o.v

Sumpah, sejak aku tahu siapa orang yang menjadi bos di perusahaan ini. Duniaku seakan berputar 360 derajat. Mau ngapa-ngapain bawaannya malas terus. Bahkan, es krim yang biasanya habis dalam sekejap. Malah sekarang enggak aku hiraukan.

Bahkan, aku enggak sadar kalau Chen dan Yeri terus memperhatikan tingkahku yang mungkin menurut mereka lumayan aneh.

"Muka lo muram aja dari kemarin. Lo kenapa sih?" yang ngomong ini Chen. Rekan sejawat yang tempat duduknya cuma beda 1 meter.

"Iya, aneh tahu enggak." lah si Yeri lagi nambahin.

"Tahu lah. Gue lagi badmood aja bawaannya." balas aku sambil memasukkan satu sendok es krim kedalam mulutku. Mengalihkan rasa tertekan dengan sensasi dingin es krim yang begitu lumer di mulut.

"Lo PMS?" tanya si Yeri.

Aku menggeleng, "Enggak sih. Gue juga udah datang kok seminggu yang lalu."

"Oooh ... Jangan-jangan karena bos baru kita ya? Ngaku lo!"

"Eh, enggak donk. Masa karena bos. Orang dia aja enggak pernah ngapa-ngapain gue!"

Jantungku hampir saja keluar. Bahkan, pipiku mulai menghangat sekarang. Tapi, untung saja sekarang aku pandai menahan emosi. Aku sudah menjadi wanita karier yang tengah membangun perekonomian mapan di usia 24 tahun. Aku bukanlah Silvie Jung yang mudah panik dan kekanak-kanakan.

Tapi, kenapa detak jantung aku rasanya kencang banget? Rasanya ...

Masih sama seperti 9 tahun yang lalu.

"Huh~ ya udah. Daripada gitu mendingan habisin aja tuh es krim. Gue traktir."

"Mwo? Teraktir!?" pekikku tak percaya, ya kali jarang banget ada orang yang mau traktir di tanggal tua, "Unch~ makasih ya, Chen."

"Gue enggak lo traktir?" Yeri mencebikkan bibirnya,  matanya menyempit dan terselip api kecemburuan saat melihat Chen yang kelihatannya hanya berniat mentraktir diriku.

Hahahaha ...

"Ya, lo kan kemarin udah gue dijamin beli kentang goreng di KFC?"

"Ya, kan gue juga mau es krim!" gue bisa melihat api kemarahan seperti berada tepat dibelakang Yeri.

Anjir, serem amat sih jadi cewek. Kok mau ya Chen tunangan sama dia?

Tapi, aku juga bersyukur. Karena melihat tingkah sepasang kekasih ini membuatku sedikit melupakan pria berwajah batu es itu.

.
.
.
.
.

TBC



My First ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang