Dulu, kamu adalah orang asing bagiku...
××××××××××××××××××××××××
Di kelas
Terlihat seorang gadis berikat ekor kuda berumur sekitar 15 tahun tengah merapikan buku pelajarannya. Tangannya sibuk merapikan buku pelajaran, pensil, penghapus, penggaris, pulpen atau apalah yang ada diatas meja. Berbeda halnya dengan teman sebangku nya yang masih asik menatap cermin kecil digenggamannya.
"Hei, Rose lo enggak mau ngemaskan buku? Sebentar lagi kita harus ke laboratorium!" seru Silvie Jung, nama yeoja itu.
"Aah ... Tunggu sebentar. Ini gue rapikan rambutku dulu!" balas Rose yang masih menatap cermin yang dipegangnya.
"Lo ini! Ayo cepat! Yang lain udah pada pergi tuh!" ujar Silvie kesal.
Rose masih terus berkutat dengan rambutnya, jari-jari lentiknya sibuk merapikan tatanan rambut lurusnya yang agak sedikit berantakan karena barusan mereka mengikuti pelajaran olahraga.
"Ne! Tunggu dulu! Sebentar lagi juga selesai. Sabar dulu kek!" balas Rose.
Melihat reaksi temannya yang masih belum beranjak dari kegiatan yang dilakukannya, Silvie hanya mengerlingkan matanya malas.
"Ya, sudah cepatlah nanti kita terlambat." ujar Silvie sambil memasukkan kotak pensilnya ke dalam tas.
Semuanya berjalan seperti biasa sampai.
"Eh, Silvie-Silvie liat tuh!" bisik Rose sambil menyikut lengan kanan Silvie.
Silvie mendengus kesal, "Apa lagi!?" gerutu Silvie kesal.
"Ih, lo ini tak peka sekali! Tuh coba liat si Sehun! Aigoo tampan sekali!" bisik Rose setengah berteriak. Sambil menunjuk jarinya kearah seseorang yang baru saja masuk ke kelas.
Silvie hanya bisa menatap Rose kesal dan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah namja tinggi berkulit putih yang ditunjukkan oleh sahabatnya, Rose.
Tampak tetesan keringat yang membasahi kening dan baju olahraga yang dikenakannya. Namja itu menarik kursinya dan duduk di atasnya, tangan kanan nya mengambil buku yang tergeletak bebas dan mengipaskannya kuat ke arah wajahnya. Berusaha menghilangkan rasa panas dan gerah yang menyengat kulit tadi.
Oh Sehun, namja populer yang sangat terkenal dikalangan para yeoja di sekolahnya. Pesonanya bahkan sampai ke telinga sekolah-sekolah lain.
Bayangkan betapa populernya namja itu. Apalah daya seorang Selvie Jung yang bisa diibaratkan sebutir debu diantara lautan berlian.
"Huh dia ya." dengus Silvie.
Silvie memperhatikan pria itu, dari caranya masuk di kelas, caranya duduk, caranya bergaul, caranya berbicara. Hanya ada 1 kata yang dapat menggambarkannya.
'Aneh.'
Sedangkan Rose hanya cengar-cengir enggak jelas. Mulutnya tak henti-hentinya menggumamkan pujiannya terhadap namja itu. Andaikan saja Rose bukan sahabat baiknya, pasti sudah ia sempalkan kertas tisu dimulutnya itu.
Kriiet!
Silvie tiba-tiba berdiri dan menggeser kursi kasar. Membuat Rose yang sedari tadi fokus memperhatikan Sehun terkejut dengan suara yang ditimbulkan.
"He-Hei Kau mau kemana!?" seru Rose bingung saat melihat Silvie mengambil tasnya kasar dan berjalan keluar dari kelas.
Merasa dipanggil, Silvie mengalihkan pandangan jengahnya pada Rose.
"Ya tentu saja ke lab!" sahut nya ketus.
Melihat reaksi Silvie yang mulai acuh tak acuh, Rose segera mengemaskan barang-barangnya dan berjalan ke arah Silvie.
'Dasar pemarah!', batin Rose kesal.
Mereka kemudian meninggalkan kelas dan melangkahkan kakinya menuju lab biologi yang letaknya lumayan jauh.
"Kau kenapa sih?" tanya Rose sambil memandang wajah Silvie heran. Silvie terkejut dan balas menatapnya bingung.
"Apa?" sahut Silvie.
"Entah kenapa-" Rose menghela nafas pelan, "Akhir-akhir ini..kamu kok kayak badmood gitu. Why?" ujar Rose.
Silvie mengerlingkan matanya saat mendengar logat inggris yang dikeluarkan oleh Rose. Agak aneh.
"Oh, enggak kok." Silvie menggelengkan kepalanya, "Cuma lagi malas aja." lanjut Silvie.
'Maksudnya, malas dengarin lo ngomong', batinnya berbicara.
Rose mengernyitkan alisnya. Entah mengapa hatinya tak percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya, Silvie.
Memang hati enggak bisa dibohongin ya.
"Yakin cuma malas?" tanya Rose sambil mencolek lengan Silvie.
Silvie berdecak kesal, "Andwae!? Jangan colek-colek gitu dong!" ujar Silvie sambil mendorong lengan Rose pelan.
Rose tertawa pelan. Mengganggu Silvie adalah hobinya dari dulu.
"PMS?" seru Rose asal.
"Hm, mungkin. Soal nya bulan ini aku belum dapat." balas Silvie.
Rose menghela napas.
'Pantas aja', batinnya mencelos kesal.
Silvie terdiam sebentar, "Rose aku mau nanya. Boleh nggak?"
Rose reflek menolehkan kepalanya, "Boleh ada apa?"
"Apa kamu enggak ngerasa?" ujar Silvie.
Rose mengerutkan alisnya bingung, "Ngerasa bagaimana?"
"Ngerasa kalau dia itu agak aneh?" Silvie menerawang.
"Siapanya yang aneh?"
Silvie menghela napas pelan, "Itu si Albino!" balas Silvie kesal.
Mendengar perkataan Silvie, Rose hanya ber-Oh-ria, "Ooh, si Sehun! " seru Rose. Ia tertawa terbahak-bahak.
Melihat temannya yang tiba-tiba tertawa, Silvie hanya bisa sweetdrop.
'Kok anak ini tiba-tiba ketawa?', batin Silvie.
"Ciee! Jadi selama ini kamu selalu memperhatiin dia ya?" goda Rose.
Sontak Silvie menggelengkan kepalanya, "Enak aja! Siapa bilang? Ih jijik!" ujar Silvie sambil memasang ekspresi geli.
Silvie memalingkan wajahnya.
"Be careful." Rose menepuk pundak Silvie pelan, "Nanti elo benaran suka sama dia." goda Rose.
Silvie mendengus kesal. Percuma kalau ia terus berdebat dengan Rose. Menghabiskan energinya saja.
"Udah ah. Malas gue ngomong ama lo." ujar Silvie sambil mempercepat langkahnya.
Rose hanya bisa sabar menghadapi temannya yang masuk dalam kategori jutek binti judes tingkat akut itu. Ditambah lagi efek luar biasa dari PMS yang tengah dialaminya.
Membuat Silvie tampak seperti singa betina yang tengah kelaparan.
Bahkan Rose sempat membatin. Semoga saja dia tidak dihabisi oleh teman sebangkunya, Silvie Jung.
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My First ✔
FanfictionDia tak mengerti. Kenapa setiap kali ia memandang namja itu jantungnya selalu berdetak tak jelas, pipinya memerah bak tomat masak, dan bibirnya tiba-tiba kaku. Tak lama ia menyadari sesuatu ... "Seharusnya aku tak pernah menyukaimu, Oh Sehun." COMPL...