Sekolah

1.3K 96 62
                                    

Aku melangkahkan kaki ke ujung bangunan, sebuah ruang kelas yang kotor menyapaku di pagi itu, tiga orang nampak melambaikan tangan dan memanggilku dengan ejekan yang bahkan sama sekali tak lucu, ya... mereka adalah sahabatku.

"Hey.. Hey.. lihat siapa yang datang, mukanya ditekuk banget bang" ejek Niko.

"Tuh muka udah kayak kerah baju aja, hahaha" Yudhis menimpali.

"Diam kalian, aku lagi nggak semangat hari ini" hardikku kesal.

"Kenapa, ada masalah? " kata Yudhis

"Hidup gue monoton amat ya, sama sekali ngga seru" sambil menghela nafas panjang.

"Ke pantai yuk, minggu depan kita ke Ancol" Ilham angkat bicara.

"Boleh tuh, kapan kita berangkat?" tanyaku.

"Arga Pikett!! atau gue coreng namamu dari daftar absen gua." tiba-tiba Pak Ketua nyerocos.

Belum sempat gue jawab,
Pak Suradi sudah di depan pintu sambil marah-marah karena kelas kami yang menjijikan .

Semuanya diam, tak ada yang berani bicara ketika guru killer ¹ itu sedang naik pitam.

Hanya kata "iya" dan "faham" yang bisa kami lontarkan. Dan kami sekelas diberi tugas yang sangat mulia yaitu menghormati Sang Saka hingga bel istirahat.

****istirahat****

"Bagus,.. andai aja dia bukan guru... huh." aku mengepalkan tangan.

"Klo dia bukan guru emang lu mau ngapain?" ejek Niko

"Ya ngga mau ngapa-ngapain sih, kesel aja gue hahaha" gurauku.

"Eh, soal yang tadi gimana? Pada takut lo ya? " Tanya Ilham.

"Gue tanya ortu dulu aja" Jawab Yudhis.

"Gua sama" sahutku dan Niko bersamaan.

"Kita ke kantin aja deh" balas Yudhis yang sedari tadi memegangi perutnya.

"Yoa" jawabku singkat.

Satu persatu anak tangga kami pijak, langkahku terhenti saat aku menabrak seseorang, tidak lebih tepatnya aku menabrak ketua geng brandal di sekolah kami.

"Eh sorry bro, gue ngga sengaja" pintaku.

"Kalo jalan pake mata dong, kalian nggak punya mata apa hah!!" seraya menarik kerah bajuku.

"Biasa aja dong, kan kita udah bilang sorry!" Ilham mulai terpancing emosi.

"Trus lo semua mau apa? Berantem hah? " ujar salah seorang dari mereka.

"Udah, gue minta maaf... gue yang salah kok" aku berusaha menengahi.

"Maaf? Maaf mahal bos " ucap si ketua geng lirih.

*Author POV*

Situasi semakin tidak kondusif setelah Arga dipukul hingga terjerembab kebelakang. Mereka bertengkar hebat. Ilham yang sudah tak tahan melepaskan pukulannya ke ketua geng tersebut, Yudhis masih kuwalahan menghadapi empat orang, sedang Niko masih membantu Arga untuk berdiri.

"Nik,.. lo gausah ikutan.. panggil Pak Halim cepat!" ucap Arga lirih tapi tegas.

Tanpa pikir panjang, Niko langsung berlari meninggalkan 3 orang kawannya yang sedang terlibat adu jotos itu.

"Kurang ajar kalian" Teriak Arga yang langsung menerjang 3 orang didepannya.

Pukulan demi pukulan terus dilancarkan, tapi keadaan memang tak seimbang, 1 lawan 3 itu sangat berat baginya. Meskipun awalnya ia diatas angin, tapi ia mulai kelelahan. Banyak bekas pukulan yang tertoreh di wajahnya, hingga para Guru datang dan menghentikan perkelahian itu. Mereka langsung dibawa ke ruang mistis, "BK" tentunya .

******

"Dengan cara apalagi kami menasehati kalian? Terutama kau Arnold!" Ucap salah seorang guru sambil.

"Mereka yang salah Pak" Ujar ketua geng tadi.

"Diam Arnold!! Jika kalian masih buat onar di sekolah ini, dengan terpaksa kami akan mengembalikan kalian ke orang tuamu" bentak Pak Suradi

Semuanya hening, diam terpaku. Laksana karang yang diterjang ombak, menunggu terkikis dramatis oleh riak-riak ombak.

"Dan kau Arga!! Bapak tidak menyangka kau terlibat perkelahian ini,.. sungguh memalukan" kata Pak Halim dengan raut muka kecewa.

Arga tidak menjawab. Sedang para guru mendiskusikan sesuatu.

"Dengan ini kami sepakat untuk menghukum kalian, liburan besok kalian akan diikutkan kegiatan Ekstrakulikuler baru di sekolah ini".

"Ini wajib!! untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya solidaritas antara kalian semua. Sekarang kalian boleh kembali ke kelas. Kami akan memberi info lebih lanjut sesegera mungkin" imbuh guru yang lain.
Kami semua keluar dari ruang BK dengan saling bergumam satu sama lain.

***Di Kelas***

"Eh tunggu, kertas apa ini?" Sahut Arga sambil membaca kertas itu.

Aku akan mempersulit kalian, ingat ini!!!


"Brengsek, siapa yang menaruh ini di tasku! " Arga kesal

"Itu pasti mereka, apa mereka belum kapok" Ilham Geram.

"Orang iseng kalik" Balas Yudhis seakan tidak peduli.

"Fani,.. Apa tadi ada orang lain yang masuk kelas ini?" tanya Niko

"Ngga ada kok, dari tadi kita disini, iya ngga girls? " sambil mengedipkan satu matanya.

"Iyyuh" balas geng rempong Fani

"Cih.. Kok masih ada aja geng kayak kalian di dunia ini" ejek Arga.

"Eee.. Jangan salah.. kita ini unik tauuuk" tukasnya tanpa dosa.

"kita pulang aja yuk girls, aku udh dicariin mama di gerbang" imbuh Fani.

"Loh-loh, kok udah pada pulang aja?" tanya yudhis.

"Kalian itu kemana aja, makanya jangan suka bikin ulah,.. udah bel pulang juga!" Riza berceramah singkat.

Geng rempong itu lalu keluar kelas satu persatu. Diikuti anak anak yang lain.

"Yaudah kita pulang aja sob" ujar yudhis sambil mengambil tasnya.

"Cih, hari ini kita sial banget ya, haha" sahut Ilham tanpa ada yang menimpali.

Dan pintu gerbang sekolah menjadi batas kebersamaan kami.

############################

1.Guru Killer : Guru paling difavoritkan orang tua, karena mereka memiliki semacam kekuatan magis dan aura aneh dalam menyampaikan pelajarannya.

MahameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang