Renjana

297 19 4
                                    

Tak jauh dari pohon besar tempat Arga, Yudhis, dan Ilham mencari kayu bakar.

"Ahahaha bodoh sekali mereka, di jaman maju seperti ini masih saja percaya takhayul seperti itu." Ucap Reno kegirangan.

"Rencanamu bagus, aku suka. Lain kali mungkin kita akan menyamar jadi gondoruwo atau yang lainnya" Arnold ikut tertawa.

"Untung aja Reno membawa kemenyan, mereka pasti akan lebih percaya kalau itu tadi Hantu sungguhan." Ucap salah satu anak buah Arnold.

"Yaudahlah bos, kita balik aja. Biarin mereka tersesat sekalian, ahahaha" Reno kembali tertawa.

"Ya benar, tubuhku mulai terasa sakit-sakit. Ayo kembali ke tenda" Ucap Arnold.


Perkemahan

Sudah 3 jam lebih Arga, Yudhis dan Ilham tidak kembali ke tenda. Nyala api sudah padam, hanya tersisa bara merah di dasar perapiannya yang terguyur deras hujan.

"Kak Pandhu, kenapa mereka lama sekali?" Reya membuka obrolan di dalam tenda.

"Aku rasa ada yg tidak beres, sebaiknya aku mencari mereka" Kak pandhu bergumam.

"Reya, kamu diam di tenda ya. Aku dan Kak Pandhu akan mencari mereka" Ucap Kak Shinta.

"Jangan, kalian lebih baik disini. Diluar hujan deras. Aku akan mengajak Arnold dan timnya untuk mencari Arga. Aku takut mereka keluar jalur." Tegas Kak Pandhu.

Kak Pandhu meletakkan mug kopinya, mengambil jaket dan mantel hujan. Lalu ia keluar dan berjalan ke tenda Arnold yang letaknya lumayan jauh dari tendanya.

"Arnold, apa kalian sudah tidur?"

Hening. Tak ada jawaban.

"Arnold, Reno! Bisa kalian keluar dan membantuku sebentar?"

Kak Pandu membuka sleting tenda. Dan nihil, Arnold dan kawan-kawan tak ada disana. Ia kemudian kembali ke dalam tenda, langkahnya cepat.

"Bagaimana? Mereka tidak mau?" Tanya Kak Shinta.

"Kosong, mereka tidak ada disana! Mereka pasti keluar".

"Aku akan mencari mereka, selama aku belum kembali jangan ada yang keluar tenda! Mengerti?" Tegas Kak Pandhu yang dibalas anggukan tanda faham.

Kak Pandhu langsung berlari ke arah hutan, menyusuri rerimbunan, dan menelisik jejak langkah kaki ditengah hujan deras, berharap menemukan sesuatu.

Setelah berjam-jam berkeliling, Kak Pandhu tidak berhasil menemukan mereka. Ia menyudahi pencariannya.

"Bagaimana kak? Apa Arga sudah ketemu?" Tanya Reya.

"Rasanya mustahil mencari mereka di hujan deras seperti ini, kabutnya lumayan tebal. Lampu senterku tidak berfungsi" gumam Kak Pandhu.

"Aku menemukan jejak langkah kaki, dekat pohon besar. Jejaknya masih segar, terlindungi lebatnya daun. Jejak itu mengarah ke arah Arcapada. Dan aku menemukan setumpuk kayu bakar yang diikat rapi, aku yakin itu milik Arga. Tapi aku tak tahu kenapa mereka meninggalkannya disana. Reno dan Arnold dan teman-teman juga belum kembali, tendanya masih kosong. Kita tunggu hingga besok pagi, jika mereka belum kembali, esok kita akan mencari mereka, kalian akan ke seberang danau dan meminta pertolongan, hubungi pihak TNBTS" Terang kak Pandhu panjang lebar.

"Argaaa" ucap Reya lirih sekali. Ia menunduk khawatir, ia menyesal telah bilang seperti tadi. Sekarang Arga benar-benar tidak kembali.

"Sudah Rey, sebaiknya kamu tidur dulu. Istirahatkan tubuhmu" Ucap Kak Shinta.

"Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tendaku."

"Pandhu, jangan beritahu Niko tentang kejadian ini. Biarkan dia istirahat dulu." Mata Kak Shinta berbinar. Kak pandhu hanya tersenyum dan berlalu pergi.

Di Hutan

Arnold dan teman-temannya sengaja mencari jalan memutar agar tak berpapasan dengan Kak Pandhu, karena ia yakin kak pandhu sedang mencari Arga di jalur utama.

"Kita dijalur yang bener kan bos?" tanya seorang temannya yang diketahui bernama Doni.

"Gue gataulah, harusnya sih kita udah deket sama tenda kita" Ucap Arnold.

"Tunggu deh, ini kan pohon besar tadi? Yang waktu kita ngerjain Arga" Reno mengingat-ingat.

"Masa sih?" Ucap Arnold yang juga keheranan.

"Jadi dari tadi kita cuma muter-muter dong"

"Shit! Mana baju gue udah basah kek gini, untung hujannya udah berhenti. Yaudah kita istirahat dulu deh. Capek!" tukas Arnold kesal.

"Badan gue capek banget bos, gila! Harusnya kita dirumah aja, gausah kesini. Mana gelap, jadi kotor-kotor gini deh." Reno kembali merutuk.

"Ini semua karena Arga!" Arnold mulai marah.

"Keep calm bos, kan mereka udah kita kerja... "

Brukkk,,

Tiba-tiba rasa kantuk menghampiri satu-persatu anak manusia tersebut. Dengan cepat mereka terlelap dalam mimpi, diikuti kabut putih misterius yang turun dari kawasan Arcapada¹.

######################################

1. Arcapada¹ : Jika mendaki Mahameru, kita akan selalu melewati suatu daerah yang bernama Arcapada. Di tempat ini, track yang dilalui cukup sulit dan menantang. Jika lewat jalur ini, tak terhitung berapa kali kalian akan melewati tanjakan maut, disertai jurang di sebelah kanan-kiri. Jangan bercanda ketika dalam pendakian, karena nyawa taruhannya.

######################################
######################################

Untuk part ini sekian dulu, yaa..😉
Jangan Lupa Vote, dan Commentnya⭐⭐⭐

See you next week gaes,, 😉

.
.
.
.
.

Happy Readings😚

MahameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang