Langit-langit kamar masih saja terlihat terang walau penerangan telah dipadamkan. Temani temaram menjelang subuh seorang Kim Namjoon yang tengah beku dalam posisi telentang pada ranjangnya.
Pandang si sipit berfokus penuh pada bohlam putih gemuk yang menempel entah sejak kapan pada plafon. Berusaha mengajak benda mati itu bicara tentang kemelut hatinya.
Ya, Namjoon lagi-lagi dirundung resah.
Don't leave me.
Sederhana, tapi sangat mengganggu.
Hei, jika menghitung waktu bersama, rasanya kau hanya perlu mengurangi total usia Namjoon tahun ini dengan dua tahun awal kehidupannya. Selama itu, ia dan Sooyeon hidup berdekatan. Seperti pemuda masa kini dan ponsel pintarnya, tak terpisahkan.
Jadi, untuk apa Sooyeon repot-repot memintanya agar tidak pergi? Lagi pula Namjoon akan pergi kemana tanpa gadis itu?
Namjoon tau persis gelagat gadis itu, tawanya, senyumnya, gelisahnya, sampai diamnya. Tak ada kemungkinan lain dalam terkaan pemuda Kim itu. Sesuatu pasti terjadi, pasti.
Tapi sayangnya, Namjoon bukan cenayang yang mampu menerawang kejadian dan membaca pikiran. Namjoon paham Sooyeon dengan satu pengecualian. Karena yang Namjoon pahami satu diantara rentetan tetek bengek tentang Sooyeon adalah adik tinggal Park Chanyeol itu sangatlah mahir dalam hal menutup diri.
Ddrrtt.
Getaran halus menyapa dari bantal kosong di sebelahnya.
Huh, mungkin notifikasi spam.
Ddrrtt.
Sooyeon tidak pernah menghubunginya lewat tengah malam dengan pesan. Terlebih Yoongi. Kadang Namjoon heran karibnya yang satu itu bahkan lebih nyaman menyambungkan telepon bahkan untuk pertanyaan paling sepele sekali pun.
Ddrrtt.
Kemungkinan terbesar adalah Taehyung atau Hoseok. Duo hiperaktif itu biasanya mabuk.berat dan minta dijemput. Dan, Namjoon malas.
Ddrrtt.
Ups. Atau mungkin Jungkook yang masih belum menemukan kunci motornya? Ck, Jimin benar-benar jahil jika iya. Kasihan bocah itu masih di markas dengan sisa makan ringan dan delivery traktiran Jin.
Ddrrtt.
Pikiran terakhir itu membawa Namjoon terlonjak dan seketika mendudukan diri. Sedikit pusing karena tiba-tiba bangkit dari tidur tanpa perkiraan.
"Kim!"
"Kau sudah tidur?"
"Aku tidak mengantuk."
"Mau temani aku chat?"
"Sepertinya sudah tidur. Selamat pagi."
Siapa sangka Namjoon bisa dibuat tersenyum oleh pesan sesederhana itu?
Selamat pagi katanya?
Namjoon melirik angka dibagian atas layar, pukul 03.09. Benar, sudah pagi.
"Kau membangunkan ku."
Ia kembali berbaring, melipat lengannya dan dijadikan sebagai bantalan. Tiba-tiba, Namjoon merasa gerah.
"Ku pikir sudah tidur, slow respon yang mengundang spekulasi negatif."
Namjoon terkikik, "Konyol," balasnya lengkap dengan satu stiker tertawa.
"Kau sanggup tidak tidur? Aku ingin mengobrol,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Love Song (ON HOLD)
FanfictionInginku adalah agar semuanya tak berubah. Akan dan selalu sama. Karena sungguh, perubahan membuatku canggung bahkan untuk sekedar bernapas saja. -knj-