Bicara tentang persahabatan, Nayoung selalu berpikir ulang untuk memutar balik gulungan film bagi adegan dirinya dan Kim Namjoon.
Ok, sejujurnya, Im Nayoung bukan tipikal manusia dengan jiwa terbuka dan mudah membaur. Ya, sebut saja dia, semacam, kau tau? Anti sosial mungkin? Semacam itu.
Tapi itu dulu. Dulu sekali. Dua tahun itu, sudah bisa disebut dulu, kan?
Ya, dua tahun yang lalu. Sebenarnya Nayoung sudah cukup 'sembuh' dari jati diri terburuknya itu, tetapi dia hanya sedikit canggung. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Hoseok. Putra Jung itu luar biasa. Dia lah yang berjasa membawa Nayoung kembali pada siapa ia sebelum insiden itu terjadi. Terimakasih kepada Jung Hoseok.
Dan, karena Hoseok pula lah akhirnya ia mengenal Namjoon.
Awalnya, Nayoung pikir Namjoon bukanlah sosok yang tepat untuk dijadikan sahabat atau setidaknya teman. Dia tipikal orang yang masa bodoh, perfeksionis, dan agak tertutup. Begitu dulu kesan awal yang Nayoung berikan. Namun, akhirnya persepsi buru-buru itu berubah drastis. Ternyata Namjoon jauh lebih baik dari pemikirannya. Bahkan kini, antara Nayoung dan Hoseok tidaklah sedekat ia dan Namjoon. Wajar sajalah, si Jung itu sangat sibuk dengan club dance pun kekasih barunya.
Hobi. Format wajib dari setiap daftar diri yang harus diisi pada kebanyakan formulir pendaftaran. Sederhana dan kadang diisi asal-asalan. Tapi, hal itu lah yang ternyata menyatukan si cerewet Im dan si genius Kim.
Namjoon terlampau mencintai musik dan Nayoung begitu terobsesi pada menyanyi. Beda aliran memang, tapi pada percobaan pertama keduanya, Yoongi bahkan memarahi Namjoon habis-habisan karena sukses mendoktrin lelaki Daegu itu untuk merombak habis aransemen frustasi dari lagu barunya.
Kendati demikian, kesamaan nasib kembali berhasil menyatukan keduanya dalam kedekatan, persahabatan. Cinta dan obsesi dari keduanya hanya mampu di sangkar dalam balut kesukaan yang dilakukan diwaktu senggang. Sekedar hobi. Karena jelas, kini baik ia maupun si jangkung bertangan perusak itu tidaklah menjajaki dunia hobi mereka sebagai jalur utama.
"Memikirkan sesuatu?" ujar Hoseok yang tiba-tiba saja mengisi kekosongan bangku kelas di sisi kiri tubuhnya.
Nayoung berdecih kesal, "Urusi saja pacarmu itu," sindirnya kentara dan membuang muka dari Hoseok.
Ada tawa sebelum akhirnya Hoseok menjawab, "Tenang saja nona Im, aku tetap temanmu, kok."
"Cih, pacarmu yang mana? Practice room atau si Byeol, itu?"
"Dasar pemarah, dengar Im asal kau tau saja, saat aku bersama Byeol-ku sekalipun kadang aku memikirkan apa kau sudah makan atau belum."
Nayoung bergidik geli tatkala ungkapan kepemilikan itu meluncur -kelewat- santai dari cucuk berisik Hoseok.
Byeol-ku, huh apa-apaan itu, Jung.
"Serius, kau kan temanku." Nayoung menoleh guna memastikan apa ia tengah dihujami bualan semata atau bahkan sebaliknya. Dan saat mendapati dua manik coklat terang Hoseok, Nayoung yakin kalau kekasih Lee Byeol ini salah menenggak obat atau mungkin saja terlalu banyak mengkonsumsi Antasida.
Namun pada saat itu juga, Nayoung merasa ada cabang baru dalam hatinya.
Kebahagian karena posisi berharganya bagi Hoseok. Dan kegundahan akan pemikiran lain tentang hal sama apakah juga bisa ia dapatkan dari sosok yang belakangan kian mendominasi pemikirannya.
"Apa... aku juga pernah terpikir olehnya, bahkan saat ada orang lain di sisinya?"
__________________
Chapter 5
xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Love Song (ON HOLD)
FanficInginku adalah agar semuanya tak berubah. Akan dan selalu sama. Karena sungguh, perubahan membuatku canggung bahkan untuk sekedar bernapas saja. -knj-