Sejalan dengan hujan yang kini mendera tanpa aba-aba. Tak ada suatu perkara yang mungkin bisa untuk ditahan kedatangannya. Namjoon tahu kalau ini akan berujung pada kepahitan tanpa dasar, namun lagi-lagi segalanya berada diluar batas jangkau jemari gemetarnya. Jadilah, pemuda jangkung itu tak berdaya, begitu pasrah pada jalan cerita yang berlari meninggalkannya lengkap dengan luka.
Layar ponselnya masih menyala saat Namjoon kembali meraih benda pipih itu setengah hati. Panggilan yang entah keberapa kali dari Jungkook. Anggota termuda perkumpulannya itu seperti tak bosan memborbardir Namjoon sejak tadi pagi. Tidak hanya panggilan telepon tanpa henti, pesan singkat beruntun pun ikut menyertai jeda telepon sebelum berlanjut pada telepon lainnya.
Namjoon acuh, biar saja, pikirnya. Tak ada niatan yang diambilnya untuk menyahuti atau sekedar menjawab telepon tanpa suara. Namjoon sedang melarikan diri. Mengasing dari hiruk pikuk perdebatan dasar hatinya. Meninggalkan puncak kepenatannya hanya dalam sepucuk pamit tanpa tujuan.
Bersandar pada punggung kemudi, Namjoon menatap langit Ilsan yang mendung. Dalam hati ia mengucap harap agar cuaca segera cerah, rinai hujan mereda, dan perjalanan pujaan hatinya tak akan tertunda.
Pengecut sejati adalah dirinya. Namjoon mengakui itu setulus hati. Diantara titik hujan dan kesunyian ruang mobil, Namjoon lantas berbisik lirih pada bayang indah potret senja dari Jerman yang pernah ayahnya kirimkan sebagai iming-iming kunjungan si tunggal Kim itu tahun lalu.
"Hei, Berlin. Kutitipkan dia untuk kepulihan yang segara."
Satu helaan napas, dan Namjoon luruh dalam tangis penyesalannya.
"Cepat pulih, Yeon. Aku mencintaimu, aku mencintai kita. Dan maafkan aku."
__________________________
Chapter 29
hei hei hei, ada yang masih menyimpan ini? ada masih ingat work ini?
maafku udah basi buat work yang ternyata beberapa waktu lalu sempat nongkrong di rank ini
terimakasih tak terhingga untuk itu, nggak pernah nyangka kalau harapan paling dalam yang aku simpan rapet-rapet itu bisa kejadian, ya meskipun nggak tinggi-tinggi amat rank nya tapi itu motivasi besar buat aku
tapi tetep, so sori guys karena lama banget bisa jalan lagi
nggak banyak mau bacot tak berarti dan semakin beralasan, cuma mau makasih buat yang masih baca ini dan meninggalkan beberapa jejak berarti, kalian adalah alasan mengapa work ini masih dilanjutkan.
I love you
xoxo
eh iya,
selamat ulang tahun yang ke 5 ya ARMY
anak umur lima tahun lagi lucu lucunya, lho
sayang bangtan terus ya, karena bangtan selalu sayang ARMY
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Love Song (ON HOLD)
FanfictionInginku adalah agar semuanya tak berubah. Akan dan selalu sama. Karena sungguh, perubahan membuatku canggung bahkan untuk sekedar bernapas saja. -knj-