Jangan lupa vote dan komen ya!!
Enjoy the show,hehehe.05.
"Gimana?" Yesha hanya memandangi Dewa.
Sambil sesekali mengerjapkan matanya.
Dewa terkekeh melihat ekspresi Yesha yang sedang kebingungan. "Gimana, tadi kamu kan habis dihukum. Apa nggak capek?"
Kemudian Yesha menggeleng tersenyum.
Arin yang tersadar telah mengganggu dua sejoli ini, dia pun langsung kabur keluar tanpa Yesha sadari.
"Nih. Tadi aku ke kantin, jadi sekalian-" Yesha beralih melirik kotak bekal yang ada diatas mejanya.
Dewa juga melihatnya. "Oh, kamu bawa bekel ya?"
"Mm, tadi-" Yesha mencoba mencari alasan yang tepat.
"Yauds. Aku juga, belum sarapan kok." Kata Dewa.
"Oh ya, kelas seni mau dimulai. Aku pergi ya." Yesha langsung ikut berdiri.
Tapi Dewa menyuruhnya duduk kembali. "Mau kemana?"
"Kan pelajarannya-"
"Nanti aku yang bilang. Aku tau kamu masih capek." Ujar Dewa.
Yesha menghela napas, lalu mengangguk tersenyum. "Makasih Dewa."
Dewa mengangguk tersenyum, kemudian berjalan menjauhi kelas.
Beberapa saat kemudian, Yesha langsung menelungkupkan wajahnya ke mejanya.
"Laper juga." Gumamnya.
Harum masakan dari kotak bekal ini membuatnya merasa lapar sekali.
Dia membuka kotak bekal itu, omurice? Ini kan, sarapan langganan gue. Kok, bisa tau sih?!
Yesha keheranan, sekaligus kesal.
Pasalnya si pengirim rahasia ini, seperti tahu saja apa yang ia suka. Cokelat putih, kitkat greentea, dan sekarang, omurice?
Blam.
Yesha buru-buru menutup kotak bekalnya lagi, ternyata Mark.
Dilihatnya Mark berjalan gontai menuju kursinya, lalu menelungkupkan wajahnya. Kok, dia gaikut pelajaran?
Yesha tidak berani menoleh ke belakang, gengsi juga sebenarnya.
Kalau dia menoleh, nanti Mark kepedean lagi. Dikiranya Yesha masih peduli sama dia, gamon sama dia.
Yesha memutuskan untuk mulai melahap bekal yang ia dapat.
"Masih suka ya." Yesha hampir saja mati tersedak dibuatnya.
Terdengar Mark yang berdecih. "Segitunya lo kangen sama gue?"
Kali ini Yesha benar-benar ingin memuntahkan suapannya. Tapi untungnya dia sudah telan dengan susah payah juga.
"Dugaan gue bener, 'kan." Gumaman Mark terdengar sekali.
Mungkin karena kelas sedang sepi, sangat sepi. "You can't movin' on. You miss me, right?"
Yeri tertawa hambar. "Nope. Are you kidding? I've been done with you."
Terdengar kursi Mark yang mulai bergeser.
Dia memajukan wajahnya, hingga mulutnya benar-benar sejajar dengan telinga Yesha.
"Oh, i'm not sure about that. 'cause I know, in your heart the deepest."
Mark sengaja menghembuskan napasnya pelan di ceruk leher Yesha. Hal ini membuat bulu kuduk Yesha berdiri semua.
Mark terlalu percaya diri. Sifatnya belum juga luntur sejak dulu.
"Oh, dude." Gumam Yesha.
Tapi anehnya, kata-kata Mark seperti ada benarnya.
Yesha, lo kan udah move on ke Andra sekarang!
Selanjutnya, Mark tertidur.
Yesha berdecak kesal, sudah kebiasaan Mark. Tidak mengikuti pelajaran dengan benar, tapi apa?
Pasti nilai Mark selalu ada diatasnya, bahkan yak jarang dia menjadi juara kelas.
Itulah hal yang tak pernah Yesha lupakan, bahkan ketika seharusnya dia melupakan memori itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) secret admirer✔
Fanfiction( Secret Admirer ) "Hello, Ayesha." Yesha have a secret admirer, and she want to know him. But no one knows, whom the secret admirer. ( edited at 220518 ) #24 in mystery/thriller ©2017, on_yourmark