04.
Jangan lupa vote dan komen ya!!
Enjoy the story👌👌Hari ini Yesha bangun lebih siang dari biasanya.
Mungkin karena semalam dia sibuk memikirkan siapa pengirim cokelat dan surat-surat itu. Tadinya dia tidak ingin ambil pusing, tapi ini kali pertamanya dia mendapat surat seperti ini.
Bahkan dulu, Mark tidak pernah berkata seromantis ini. Mark juga tidak pernah mengiriminya coklat secara diam-diam.
Mark itu tipikal cowok yang asal nyeblak, dan to the point gamau yang ribet-ribet.
Tapi, bisa juga Mark baru mau pdkt lagi.
Yesha berdecak kesal, mengacak rambutnya yang baru ia sisir. Kenapa pikirannya di penuhi dengan memorinya dan Mark?
Yesha memandang ke luar jendela, sial, busnya melaju lebih lambat dari biasanya. Padahal lima menit lagi bel berbunyi.
Drrt. Ponselnya bergetar.
LINE
Dewa : Yesha, kamu kok belum dateng?
Sebuah senyuman muncul menghiasi wajah Yesha.
Pasalnya Dewa beralih menggunakan 'aku-kamu' sejak semalam. Tapi, Yesha langsung membuang jauh pikiran anehnya itu.
Yesha : udah bel?
Yesha : Aku masih di bus nih😲Dewa : Ayo cepet! Bentar lagi bel!
Dewa : sha, udah bel!Saat bus sudah berhenti, Yesha buru-buru mengambil langkah seribu menuju gerbang sekolahnya yang akan tertutup.
"Pak, sebentar! Saya mau masuk!" Yesha menahan sang penjaga sekolah yang akan menutup gerbang.
"Wah, kamu balik lagi aja. Peraturannya kan siswa telat gaboleh masuk." Sang penjaga masih bersikeras untuk menutup gerbangnya.
Yesha mendesak, namun ternyata sang penjaga tetap pada pendiriannya.
Alhasil, Yesha terkunci di luar sekarang. Berkali-kali dia mengumpat kesal, ini semua karena si pengirim surat!
Dan dia juga sangat kesal pada Mark yang membuatnya jadi bangun kesiangan dan telat seperti sekarang.
Tiba-tiba, seseorang berhoodie datang mendekati sang penjaga sekolah. Tentu tanpa Yesha ketahui, karena gebang sudah tertutup rapat.
"Ah, gue kesel. Sumpah, gue kesel! Siapapun lo yang kirimin gue surat!!" Teriak Yesha.
Saking kencangnya, beberapa orang yang berlalu di depan sekolahnya jadi memerhatikannya.
"Dek, boleh masuk, dek!" Suara sang penjaga sekolah, membuka gerbangnya sedikit.
"Yang bener nih?!" Yesha bersorak dalam hatinya.
Kok tiba-tiba dia berubah pikiran.
"Cepet, sebelum guru atau staff sekolah liat nih!" Yesha pun mengangguk tersenyum, berlari memasuki sekolahnya.
"Makasih ya, pak!"
Tapi, kesenangannya hancur seketika.
Saat melihat si ketua OSIS-Helmy sedang berdiri, menginterogasi siswa yang telat juga. Beberapa siswa ada yang sudah lebih dulu disuruh push-up sama, Andra?
Yesha menelan ludahnya dengan susah payah, dia berbalik-niatnya sih melewati jalan pintas samping gedung sekolah.
Namun, teriakan Helmy menginterupsi pergerakannya.
"Yesha! Gua tau itu lo! Sini balik! Oh, atau lo mau gua-" Yesha langsung berlari ke arah Helmy dan langsung membekap mulutnya.
"Iya-iya, maaf! Lagian gue kan jarang telat." Ujar Yeri hampir berbisik.
Bola matanya bergerak menunjuk-nunjuk Andra yang sedang mengawasi siswa telat.
"Hhh, Sha, walaupun gue temen lo. Peraturan tetep peraturan." Kata Helmy dengan tegas.
Walaupun dia agak gak tega melihat temannya sendiri di hukum seperti ini.
Yesha memasang wajah sok imutnya. "Please, hel! Gue janji ini kali terakhir gue telat. Tapi-jangan sampe Andra tau. Nanti gue jelek dimata dia."
Helmy menghela napas, sampai akhirnya dia menemukan jalan terang.
"Sha, gue gaakan ngehukum lo disini. Gue punya solusi lain. Yah, seenggaknya lo ga dihukum di depan Andra!"
Yesha menaikkan kedua alisnya penasaran, Helmy pun menariknya ke suatu tempat.
✖✖✖✖
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) secret admirer✔
Fiksi Penggemar( Secret Admirer ) "Hello, Ayesha." Yesha have a secret admirer, and she want to know him. But no one knows, whom the secret admirer. ( edited at 220518 ) #24 in mystery/thriller ©2017, on_yourmark