📌Rescue

685 127 4
                                    























-22:00 PM

"Noel, gue udah di basemant tempat lo! Lo dimana!?" Mark membanting pintu mobilnya, lalu berlari, menelusuri penjuru basemant.

Terdengar suara Noel yang sedang tertawa puas. "Lo udah sampe? Yaudah, lo cari aja pintu besi, di depan sana udah ada bodyguard gue."

Mark mengedarkan pandangannya, mencari-cari pintu yang dimaksud Noel.

"Mark! Sini." Teriak Win yang sudah berdiri di depan pintu besi itu.

Dua lelaki bertubuh tambun tengah memeriksa keamanan di seluruh pakaian Win.

"Jadi, lo bawa temen-temen lo juga?" Mark berdecak kesal.

Padahal dia sudah menyuruh semua temannya diam, dan hanya Win-lah si pelupa yang mengacaukan segalanya.

"Gue justru seneng. Karena gue mau, temen-temen lo yang nyaksiin kematian lo sendiri!" Ujar Noel.

"Cepatlah sedikit, permainannya akan mulai sebentar lagi."

Mark langsung memutuskan sambungan telponnya.

"Yesha ada disini Mark?" Tanya Arin, Mark hanya mengangguki sebagai jawabannya.

Mereka pun langsung berjalan menuju pintu tersebut.

Dua orang berjas itu memeriksa mereka satu persatu, pistol Bintang dan Dito dirampas mereka berdua. Bahkan gunting bentuk katak milik Win juga tersita.

"Win-ge, ngapain Win-ge bawa gunting punya Chenle?!" Tanya Chenle.

"Win-ge suka kesusahan buka bungkusan, Le. Maaf gabilang ke Lele ya." Jawab Win sambil cengengesan.

Chenle hanya mengangguk pasrah, Win memang unik.

Sebenarnya Mark melarang semua 'adik'nya untuk ikut, karena mereka terlalu muda untuk datang ke tempat ini.

Lagipula besok itu mereka ada pekan ulangan. Tapi Win memaksa agar Chenle bisa ikut mendampinginya, dan Echan, tentu saja Mark membutuhkan bantuannya.

Setelah lolos pemeriksaan, mereka diarak menuruni tangga, menuju ruangan, tempat dimana Noel berada.

"Lo sembunyiin Yesha dimana!?" Mark langsung bernapsu untuk mengeroyok Noel, namun Arin dan Kenzi menahannya.

"Woah, keliatannya lo begitu ngekhawatirin pelacur itu ya." Kata Noel.

Mark mengepalkan tangannya. "Yesha bukan pelacur, bangsat."

"Kalo bukan pelacur, kenapa dia mau aja ngelakuin ini?" Noel lalu melempar ponselnya, dan langsung ditangkap Win.

"Yaampun, Chenle, ini ga baik. Kamu ga boleh liat!" Win menutup mata Chenle yang ikut melihat foto yang ada.

Mark langsung merebutnya, matanya langsung membulat sempurna tidak percaya. Yesha, sedang tertidur pulas di ranjang, dan hanya ada selimut yang membaluti tubuhnya.

Mark langsung melempar ponsel Noel, dia menggertakkan giginya, Noel sudah sangat keterlaluan.

"Lo apain Yesha! Sialan lo! Lo brengsek!" Kali ini Bintang yang menahan Mark yang hampir saja berhasil menonjok rahang Noel.

Bintang menariknya agar kembali. "Mark, sabar dulu."

"Akh, lepasin bang! Dia udah ngotorin Yesha!" Mark terus memberontak.

"Ada waktunya, tapi bukan sekarang." Bisik Bintang.

Sementara Noel hanya tertawa puas, dia pun memungut ponselnya dengan layar yang sudah retak akut.

(1) secret admirer✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang