📄8

830 139 22
                                    

-20:00 PM

Hey bro, i'll give you 8 hours from now. And i give you chance. One soul for one soul too.

Comin' and let's start the game!
Oh, one more, i almost forgot. Clue for you, Yesha there in a room box, and the room was located in one of the basement mall. You should come early? I'll wait for u.










Mark mengepalkan tangannya kuat.

Dia hanya menemukan secarik sticky notes di depan pintu kamarnya. Arin dan Kenzi yang ikut membaca benar-benar syok.

Bagaimana tidak, Noel hanya memberi waktu 8 jam. Sementara mall di Jakarta itu sangat banyak. Apa mereka bisa menemukan Yesha dalam waktu sesingkat itu!?

"Oh shit." Gumam Mark sambil menendang pintu kamarnya.

"Mark. Gimana ini?" Tanya Arin.

Mark hanya melirik Arin, kemudian mengajak mereka untuk masuk ke kamar. Tak ada yang aneh, tak ada tanda-tanda menyeramkan apapun. Kamar Mark sama seperti kamar remaja lelaki lainnya. Tapi, yang ini lebih rapih lagi.

"Kalian, gue bakal kenalin temen-temen gue." Kata Mark.

Dia tengah mencari sesuatu di laci meja belajarnya.

Mark mengambil sebuah console game, kemudian memencet salah satu tombol diantaranya.

Saat itu juga, kasur Mark bergeser, dan dibawahnya, terbuka sebuah pintu tak terduga.

Pintu itu menunjukkan anak tangga menuju ruang bawah tanah yang sunyi dan gelap.

Kenzi dan Arin langsung terbengong, berdecak kagum melihat akan kecanggihan teknologi yang Mark punya.

"Ayo cepet! Kita gaada waktu lagi!" Suara Mark membuat lamunan Kenzi dan Arin buyar.

Mereka langsung menuruni anak tangga yang lumayan banyak. Hingga akhirnya, mereka sampai juga.

Lagi-lagi Arin berdecak kagum, karena di bawah sini ternyata tidak seseram dengan apa yang ia imajinasikan.

Lampu warna-warni yang sedetik menerang, sedetik meredup.

Mereka di sambut beberapa pelayan berjas rapi. Ada beberapa sofa yang kelihatannya limited edition tersusun rapi. Mark membawa mereka lagi melewati lorong yang dihiasi bermacam lukisan di dindingnya.

"Mark, kenapa lama sih?!" Seorang anak lelaki yang terlihat lebih muda dari mereka sedang berkacak pinggang, dengan stik billiard di tangannya.

"Taunih. Bang Mark lama banget! Aku kan mau nunjukkin senjata baru aku!"

Kenzi dan Arin melongo saat melihat anak yang juga terlihat sangat muda, dengan sebuah pistol bergaya klasik namun modern di tangannya.

Mark menghela napas. "Dimana bigbro yang lain?"

"Ih, Kak Mark! Denger gak sih!?" Anak itu terlihat semakin kesal.

"Gue serius, bukan waktunya main-main, Le."

"Bigbro lagi pada di dalem, bang." Ujar seorang lagi, dia terlihat sangat manis dengan eye smilenya.

"Makasih, Jen." Anak itu mengangguk, tersenyum lagi.

Mark pun membawa Kenzi dan Arin masuk ke sebuah ruangan full ac, ada banyak sofa empuk, bar kecil dilengkapi mesin minuman otomatis, dan selebihnya, hanya rak berisi komik yang sudah tersusun rapi.

(1) secret admirer✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang