Harus Bertahan?

55 27 5
                                    


🍂🍂🍂

Suara dentuman musik membuat semua orang tertarik untuk bergoyang, ya! Voka sekarang berada di club.

"Jack tambah 2 lagi." Voka menyodorkan gelas kepada Jack. Dia sudah habis 5 gelas.

Jack menyodorkan 2 gelas dan tersenyum simpul, Voka mengambil gelas lantas meminum habis sekali teguk. Kepalanya mulai pening, dia memijit batang hidungnya.

"Pukul berapa sekarang Jack? "

"3 pagi, kamu mabuk berat Vok?" Jack memegang pundak Voka yang masih tertunduk memegang kepalanya.

"Ya, mungkin Jack, saya pulang sekarang." Voka mengambil beberapa uang lembar seratusan di dompetnya lalu meletakan nya dimeja.

"Kalau kurang besok saya bayar,  kalau lebih ambil saja, bonus untuk mu." Voka berdiri meninggalkan club, pandangannya mulai kabur.

"Ini bahkan lebih 500 ribu." Jack memegang uang itu sambil menggeleng tak percaya, selalu saja mengasih uang lebih.

"Voka, dari mana kamu nak?" seorang manula dengan tongatnya menghampiri Voka yang berjalan sambil mabuk.

"Main kek, kakek belum tidur? Kalau begitu aku ke kamar untuk istirahat kek." Voka meninggalkan Frans yang bergeming, muka Frans merah padam.

"Greyn Voka Alynski! Kau mabuk? " Mata Frans membesar, badannya gemetar dengan muka yang merah padam.

"Stop, aku lelah kek!" Voka berjalan menaiki anak tangga tanpa melirik kakeknya yang marah, kepalanya sangat pening, dan kali ini ia lebih memikirkan kepalanya yang seperti mau pecah.

Voka menjatuhkan badannya di atas kasur dan tak lama dia tertidur masih dengan pakaian yang belum diganti, dikepalanya banyak masalah yang menghantuinya, terlebih kepada kakek yang sering mengunjungi mimpinya.

🍁🍁🍁

Sinar matahari masuk ke sela-sela kamar Voka, mata Voka menyipit, silau, dia menarik bantal dan menumpuknya di mukannya.

"Sayang, bangun nak, kamu lupa sekarang sekolah?" Tea mengetuk pintu kamar pelan dari luar.

"Sekolah mam." Voka bangkit duduk dari tidurnya, mukannya kusut, Lantas mengambil handuk menuju kamar mandi.

Semoga mamah tidak mendengarkan pertengkaran ku dengan kakek kemarin batinnya.

Dia duduk didepan kaca rias, menatap dirinya dengan mata abu tajam itu.

"Manusia apa kau ini?" Voka bergumam kepada dirinya sendiri.

Salju berguguran, Voka tertekan, dia mengacak rambutnya frustasi.

"HENTIKAN SALJU INI!!!" Voka berteriak, kepalanya mendongak ke atas, putus asa, ketakutan menyelimuti dirinya, dia selalu bermimpi yang aneh-aneh semenjak kakek tua itu datang.

"Voka, kenapa nak? " ketukan pintu memanggil pria itu, suara nya cemas.

Voka menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya, dia berusaha tenang "tidak apa mam." salju mulai berhenti berguguran, saat benar-benar berhenti Voka membuka pintu yang masih Tea ketuk.

Twins Two WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang