Suara Cinta Tanpa Kata #Part-07

3.6K 185 0
                                    

Rumah Winata -Pukul 14:45 WIB-

Hari ini Shilla pulang bersama Alvin karena mobilnya masih berada di bengkel. Selama perjalanan dua insan ini hanya terdiam tanpa ada percakapan sedikitpun dan itu membuat Shilla menjadi canggung.

Sesampainya di depan kediaman Winata Shilla segera turun dari motor Alvin yang tak disangka Shilla Alvin juga ikut turun.

"Thanks ya Vin. Mau mampir dulu gak?" Ucap dan tawar Shilla.

"Santai aja kali, kek sama siapa aja. Hmmm boleh deh" Balas Alvin. Ia mengangguk menyetujui ajakan Shilla untuk mampir ke rumahnya. 

"Yaudah yuk masuk" Ajak Shilla yang di angguki Alvin.

Keduanya pun melangkahkan kaki menuju pintu lalu berjalan beriringan masuk. Shilla memersilahkan Alvin untuk duduk di sofa ruang tamunya.

"Lo mau minum apa, Vin?" Tanya Shilla.

"Nanti aja deh. Kalo gue mau juga gue ngambil sendiri" Jawab Alvin.

Shilla mengangguk saja. Memang ini bukan hal pertama bagi Alvin datang ke rumah Shilla karena ia juga sering main. Kadang sendiri untuk menemui Shilla atau bermain bersama ketiga sahabatnya di waktu santai. Jadi tak canggung baginya untuk berada di rumah ini. Bahkan kedua orang tua Shilla menyuruh mereka untuk menganggap rumah ini seperti rumah sendiri.

"Yaudah gue ke kamar dulu, mau ganti baju" Pamit Shilla yang diangguki oleh Alvin.

Shilla pun berjalan menapaki anak tangga menuju kamarnya. Alvin hanya menatap punggung Shilla dengan tatapan sulit di artikan. Namun senyum kecil tergambar jelas di wajahnya.

Setelah mengganti seragamnya dengan baju santai Shilla berjalan kearah kamar Ify. Ia hanya ingin memastikan bahwa adiknya itu sudah ada di rumah atau belum.

Tidak ada yang tahu selain penghuni rumah Winata jika ada satu kamar lagi. Bahkan Alvin, Rio, Gabriel, Agni ataupun Sivia tidak tahu walaupun mereka sering berkunjung kerumahnya jika rumah Winata itu mempunyai satu lantai lagi. Karena memang saat menuju lantai tiga, tangga terhalang oleh dinding sehingga semua orang selain penghuni rumah Winata akan mengira itu hanya dinding biasa. Padahal di balik dinding itu ada tangga menuju lantai tiga dimana kamar Ify berada.

"Fy..?" Panggil Shilla pelan saat ia membuka pintu yang kebetulan tidak di kunci.

Kepala cantik itu menyembul dari pintu yang ia buka sedikit untuk melihat keadaan kamar yang cukup luas itu. Ia tersenyum saat melihat adiknya sedang duduk diam dengan televisi 42 Inc yang menyala. Perlahan tapi pasti Shilla berjalan masuk lalu duduk di samping Ify.

"Fy?"

Ify menoleh saat mendengar panggilan kakaknya. Ia menautkan alisnya penasaran saat melihat Shilla dengan raut wajah yang begitu ceria.

"Lo tau gak? Tadi pagi kan gue berangkat. Terus di tengah jalan mobil gue mogok. Dan menurut gue itu berkah Fy. Lo tau?  Alvin dateng terus ngajak gue ke sekolah bareng. Dan waktu pulang tadi dia juga nganter gue pulang. Sekarang dia lagi di bawah. Lo mau ketemu sama dia gak?" Cerita Shilla penuh semangat. Raut wajahnya menunjukkan bahwa ia sangat bahagia hari ini. Lalu diakhir ceritanya ia menawarkan pada Ify untuk bertemu dengan Alvin yang tentu saja langsung di tolak Ify dengan gelengan kepala.

"Yahh" Shilla mendesah lesu. Ia pikir Ify mau bertemu dengan Alvin.

Terkadang Shilla bertanya-tanya apakah hidup Ify akan terus menyendiri seperti ini atau tidak? Tidak mungkinkan adiknya ini akan terus seperti ini seumur hidup. This is impossible.
Ify yang melihat raut wajah lesu kakaknya merasa bersalah. Ia bukannya tak mau bertemu dengan orang yang bernama Alvin itu tapi ia belum siap untuk bertemu dengan orang-orang. Cukup di sekolah saja itupun ia berusaha untuk menutup diri. Bukan tanpa alasan Ify bersikap seperti ini ia hanya tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Bahkan bisa di katakan kejadian itu yang membuatnya seperti ini apalagi dengan kepergian sosok di masalalunya yang ia sayangi tak lagi bersamanya.

Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang