Rumah WinataSepi..
Itulah yang Ify rasakan saat ini, rumahnya yang begitu besar biasanya diisi oleh keributan yang diciptakan Shilla dan Cakka. Tapi kali ini kedua kakaknya itu sedang pergi keluar, ayahnya sedang di kantor sementara sang ibunda berada di Bandung untuk menemani Neneknya yang tengah sakit. Sementara dirinya hanya berdiam diri di balkon kamarnya sambil duduk di ayunan kursi.
Matanya menatap lurus awan putih yang menutupi langit biru. Tatapan matanya menerawang seolah ia sedang memikirkan atau mengingat sesuatu. Saking terhanyutnya dengan lamunannya sendiri tak terasa satu tetes cairan bening itu jatuh di pelupuk matanya yang sayu.
Ify mengerjapakan kedua matanya untuk menghalau air matanya agar tidak jatuh lagi. Bibirnya bergetar mencoba untuk tersenyum namun bukan senyum yang terlihat tapi sebuah ringisan menahan sesuatu yang menyakitkan. Dan memang saat ini Ify sedang mencoba menahannya. Menahan segala rasa sakit yang tak banyak orang tahu. Hanya ia, Ridwan dan Tuhan yang tahu.
"Hiks.. Hiks.."
Isakan kecil itu akhirnya lolos dari bibir mungilnya saat ia merasakan sebuah tangan melingkar di lehernya. Tanpa menoleh ia sudah tahu siapa orang itu. Dia adalah ayahnya, Ridwan.
"Menangislah sayang" Lirih Ridwan sambil mendekap erat tubuh rapuh Ify dari belakang walau pun terhalang oleh sandaran kursi ayunan namun Ridwan masih bisa memeluk Ify.
Isakan Ify semakin keras, ia seolah menegaskan bahwa ia terluka saat ini Pada ayahnya. Ridwan yang mendengar isak tangis Ify hanya mampu memejamkan kedua matanya. Hatinya terasa teriris saat mendengar isakan tangis Ify di saat mereka hanya berdua saat ini. Ingatannya melayang pada kejadian sepuluh tahun silam.-------
Falshback On
Cuaca hari ini begitu cerah apalagi saat hari libur seperti ini. Banyak orang untuk memanfaatkan hari yang mendukung seperti ini. Seperti keluarga kecil ini yang sedang menikmati kebersamaan di taman kota. Sang suami tersenyum seraya memeluk istrinya dari samping melihat putri semata wayangnya sedang asik bermain di tepi kolam air mancur.
"Terima kasih" Ungkap sang suami.
Sang istri mengernyit bingung akan ucapan suami yang sangat ia cintai ini. Ia yang sedang menyandarkan kepala di bahu suaminya mendongak untuk melihat wajah suaminya.
"Untuk?" Tanyanya.
"Semua kebahagian yang telah kamu berikan untukku. Memberikan bidadari cantik yang tengah bermain itu" Jawab sang suami. Istrinya tersenyum simpul yang selalu membuat dirinya terpesona dan jatuh cinta setiap saat.
"Sama-sama sayang. Aku juga berterima kasih sama kamu. Tanpa kamu dia tidak akan ada di dunia ini" Balas Sang istri yang membuat suaminya langsung mengecup keningnya cukup lama.
"Mama.. Papa.." Panggilan itu mengalihkan kegiatan sepasang suami istri itu pada putrinya. Mereka tersenyum menatap putrinya yang terlihat seperti sedang ingin mengatakan sesuatu.
"Ada apa sayang?" Tanya sang ibu dari gadis kecil yang kira-kira masih berusia empat tahunan itu.
"Flo tadi di ajak main sama dia" Jawab gadis kecil itu yang bernama Flo kepada orang tuanya seraya menunjuk seorang anak laki-laki yang sedang duduk di kursi yang tak jauh dari mereka.
"Boleh ya Ma, Pa" Pinta Flo dengan raut wajah yang sangat lucu. Kedua orang tuanya terkekeh lalu mengangguk.
"Hollleeee.. Flo sayang Mama Dan Papa" Flo bersorak girang yang membuat kedua orang tuanya tertawa. Lalu gadis kecil itu berlari menghampiri anak laki-laki tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔
Storie d'amoreSuara Cinta Tanpa Kata Cast : - Alexandrio Taretra Mahendra - Floreify Syifanya Artha - Nasyshilla Etavala Winata - Arcakka Redgar Winata - Fragni Angela Anertaff - Malvin Adipati Marwan - Sivia Angesti Nugrahardi - Jason Gabrielio Jordi "Tak pe...