Suara Cinta Tanpa Kata #Part-13

2.6K 175 14
                                    


Taman Komplek Perum CakShill -08:45 WIB-

Setelah puas berkeliling taman yang terlihat semakin ramai, Rio memilih memisahkan diri dari keenam sahabatnya yang sedang sarapan bubur ke tempat khusus anak-anak bermain. Dimana disana ada perosotan, jaring laba-laba, jungkat-jungkit dan pastinya ayunan.

Kakinya yang terbalut sepatu kets berwarna putih melangkah kearah ayunan lalu duduk disalah satu ayunan yang tersedia. Menggerakkan kakinya ke belakang sehingga ayunan yang sedang ia duduki bergerak.

Bibirnya membentuk sebuah senyuman saat wajah seorang gadis kecil tergambar jelas dimatanya. Rasa rindu langsung menyeruak dalam hatinya ketika ia mengingat gadis kecil itu tengah tertawa riang saat dirinya mendorong ayunan yang diduduki gadis itu.

Memori sederhana namun begitu berharga untuk Rio lupakan. Apalagi saat ini ia tengah duduk di ayunan yang membuat memori itu semakin tertancap kuat dihati dan pikirannya.

Gadis kecil yang kini entah berada dimana? Dirinya sendiripun tak tahu dan merasa lelah mencarinya. Tapi bukan berarti ia menyerah dan melupakan begitu saja gadis kecil yang menjadi Bidadari dihatinya. Meskipun ia sudah mengakui bahwa ia jatuh cinta pada Ify tapi bukan berarti ia menghapus Bidadarinya itu dan menghentikan pencariannya.

"Kak Al kangen sama Flo. Flo dimana sekarang? Kak Al pengen ketemu sama Flo" Gumam Rio lirih dengan kepala tertunduk lesu.

Ia mengangkat tangan kanannya kearah dada kiri lalu meletakan telapak tangannya disana. Perlahan ia mencengkeram dada kirinya mencoba untuk mengurai sesak yang entah kenapa datang tiba-tiba saat ia mengingat perasaannya pada Ify.

Ada rasa bersalah dalam dirinya ketika mengingat Flo. Rasa bersalah karena telah lancang jatuh cinta pada gadis lain. Padahal ia telah janji hanya akan menyukai, menyayangi dan mencintai Flo. Hanya Flo yang boleh menjadi Bidadari dihatinya.

Tapi sekarang? Ia malah jatuh cinta pada Ify dengan begitu lancangnya. Dan hal itu membuat ia mengutuk dirinya sendiri karena tanpa sadar atau mungkin secara sadar telah mengkhinanati Flo.

Apa yang akan ia katakan pada Flo jika suatu saat nanti ia dan Flo bertemu? Apa yang akan ia jelaskan pada Flo jika gadis itu bertanya padanya tentang perasaannya yang terbagi dua? Apakah ia sanggup untuk berkata jujur bahwa ia telah jatuh cinta pada gadis lain? Apa yang harus ia lakukan? Apa?

Mendapat pertanyaan bertubi-tubi itu membuat Rio semakin sesak. Ia bingung sekarang apa yang harus ia lakukan. Ia tak pernah menyangka bahwa akan hadir dua sosok gadis yang sama-sama penting dalam hidupnya. Dan ia dihadapkan pada dua pilihan yang sulit untuk ia pilih. Memilih salah satu antara Ify dan Flo? Adalah suatu hal yang sulit untuk ia lakukan.

"Apa yang harus gue lakukan sekarang? Ify dan Flo? Mereka sama-sama penting dihidup gue? Tapi gue gak mungkin memiliki keduanya sekaligus. Dan gue juga gak mungkin memilih salah satu diantara mereka. Karena gue bisa menyakiti mereka dan gue gak mau jadi orang jahat yang nyakitin hati orang yang gue cinta" Gumam Rio yang tak tahu harus apa.

"Aaarrrgggghhh"

Rio mengerang seraya mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia menghembuskan nafas berat guna mengurai rasa sesak didadanya lalu melangkahkan kakinya meninggalkan taman khusus anak-anak.

Ia memilih untuk menyusul teman-temannya daripada ia berlama-lama duduk di ayunan yang justru akan semakin memperparah keadaan hatinya.

"Fyuuhh"

Helaan nafas Rio terdengar lelah dan frustasi akan semua yang ia hadapi saat ini. Dan sekali lagi ia mengacak rambutnya yang sebelumnya sudah ia acak-acak.

Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang