Suara Cinta Tanpa Kata #Part-09

3.7K 202 3
                                    

Rumah Mahendra -Pukul 05:45 WIB-

Pagi ini Rio bangun lebih awal karena memang sudah kebiasaannya bangun pagi. Ia sudah siap dengan seragam Villareal. Setelah di pastikan semuanya siap Rio beranjak dari kamarnya menuju ruang makan untuk sarapan.

Sesampainya di lantai bawah dimana ruang makan berada yang juga langsung terhubung dengan ruang tamu Rio segera duduk di kursi tepat berhadapan dengan ayahnya. Antonio Mahendra. Raya mengernyit saat melihat raut wajah Rio yang terlihat begitu ceria dan semangat pagi ini.

"Tumben?" Celetuk Raya yang mampu mengalihkan perhatian Rio yang sedang menggigit roti serta Anton yang sedang membaca koran kearahnya.

"Apanya yang tumben, Ma?" Tanya Anton pada Istrinya itu.

Raya hanya menggedikkan bahu seraya menunjuk Rio dengan dagunya. Rio menatap heran Ibundanya itu. Ia bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan dirinya hari ini.

"Maksud Mama apa? Rio gak ngerti, deh" Ujar Rio yang tak tahan juga bertanya pada dirinya sendiri yang tentu tak akan mendapat jawabannya.

"Gak ada kok, Yo. Cuma tumben aja muka kamu ceria gitu. Biasanya juga malas-malas terus datar lagi" Sahut Raya acuh. Anton memperhatikan putra semata wayangnya ini. Membuat Rio risih di tatap intens oleh ayahnya itu.

"Pa, stop it. Jangan natap aku kayak gitu. Aku masih normal lho" Gidik Rio yang membuat Anton memukul kepalanya dengan koran yang sudah ia gulung. Rio meringis seraya menatap tajam ayahnya itu.

"Ck. Kau ini benar-benar nakal Rio" Ucap Antonio yang membuat Raya tertawa. Selalu begini jika setiap makan bersama perselisihan antara anak dan bapak itu pasti akan terjadi.

"Aku serius Pa. Kalo Papa natap aku kayak gitu ntar Mama kabur lho" Seloroh Rio yang membuat Anton melotot tajam kearahnya. Sementara Raya hanya tertawa.

"Sudah-sudah kalian ini. Rio cepat habiskan sarapannya. Nanti kamu telat kesekolah" Lerai Raya yang sudah mengendalikan tawanya akibat adu mulut anak dan suaminya.

"Iya Mamaku tersayang" Sahut Rio seraya melanjutkan makannya lagi. Sementara Anton kembali sibuk dengan korannya dan sesekali menyesap kopinya.

"Ma, Pa. Rio berangkat dulu. Assalamualaikum" Pamit Rio yang sudah selesai memakan sarapannya. Ia berdiri dari duduknya lalu mencium tangan kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam. Hati-hati Yo" Jawab Raya dan Antonio yang di balas anggukkan oleh Rio.

Setelah itu ia meninggalkan Raya dan Antonio yang masih berada di ruang makan.

***

Rio yang merasa datang terlalu pagi kesekolah akhirnya memutuskan untuk tidak ke kelas dulu. Ia memilih untuk berjalan-jalan santai menyusuri koridor dengan satu tangan yang ia masukan kedalam saku celananya. Sesekali matanya melirik kearah kanan dan kiri barang sekali ada hal yang menarik untuknya. Keadaan sekolah pun masih bisa dikatakan sepi karena ini masih menunjukkan pukul 06:15 WIB dan hanya ada beberapa Siswa-siswi Villareal yang sudah ada di sekolah.

Langkah panjangnya terhenti saat ia melihat ada seorang gadis yang berjalan santai menyusuri koridor dan jarak diantara keduanya tidak lebih dari lima meter. Entah dorongan dari mana Rio berjalan menghampiri gadis itu yang memang membelakanginya.

"Gue pikir, gue orang pertama yang selalu datang pagi" Celetuk Rio saat ia berada tepat disamping gadis itu.

Gadis yang berada disampingnya menghentikan langkahnya membuat ia juga ikut berhenti. Perlahan kepala gadis itu menoleh dan terkejut saat melihat Rio.

"Hai" Sapa Rio dengan senyum manisnya. Gadis disampingnya itu hanya diam dan tak lama kemudian ia menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan langkahnya. Rio mengikuti gadis itu yang ia yakini akan ke kelas.

Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang