Suasana kantin hari ini begitu penuh. Sepertinya makhluk-makhluk yang disebut manusia itu sedang lapar jemaah. Oleh karena itu, kantin begitu sesak oleh lautan manusia yang sedang menyantap makan siangnya.
Seperti di sudut kantin. Terlihat Cakka, Alvin, Gabriel, Agni, Shilla dan Sivia yang sedang menyantap makanannya sambil ngobrol. Tak lama Rio datang menghampiri meja tersebut tanpa banyak kata ia duduk di kursi kosong samping Alvin.
"Kenapa lagi tuh muka? Perasaan gue datar mulu" Celetuk Sivia yang sedari tadi memperhatikan wajah Rio.
"Emang biasanya juga kayak gitu kali Siv" Sahut Alvin santai. Rio menoleh kearahnya yang memang duduk di sampingnya. Lalu tanpa banyak bicara ia dan Alvin melakukan high-five sambil terkekeh pelan.
"Yaelah jawab kek. Malah diem aja lo. Masih punya mulut, kan?" Kesal Sivia yang mendapat respon cuek dari Rio.
"Lo kenapa sih? PMS ya lo?" Tanya Rio santai yang melihat Sivia menekuk wajahnya. Pasalnya bukan hanya sekarang namun pagi tadipun sama saat datang bersama Gabriel tadi.
Sivia mendelik kesal saat omongannya dialihkan. Sementara Rio hanya menatapnya heran. Sivia menghela nafas pelan.
"Jangan diganggu Yo" Peringat Shilla membuat Rio menaikkan sebelah alisnya. Seharusnya ia yang merasa kesal karena dirinya merasa terganggu karena Sivia menatapnya dan mengajaknya bicara tadi. Dan bayangan Ify pun langsung buyar dalam benaknya gara-gata Sivia tadi.
'Dasar perempuan' Dengus Rio dalam hati.
"Yadeh gue minta maaf. Lagian lo juga aneh sih Siv, kek belum biasa aja liat gue dengan tampang begini. Gue tau gue ganteng tapi gak segitunya juga lo kesel" Ujar Rio yang langsung dilempari kulit kacang oleh Sivia.
"Dih apaan lo. PD banget hidup lo Yo"
"Lah emang kenayaatanya kali. Dibandingin dengan gue, Pacar lo aja masih dibawah gue"
Mendengar itu Gabriel mendengus kesal juga Cakka dan Alvin. Sementara Sivia, Shilla dan Agni hanya memutar kedua bola mata mereka saat mendengar ocehan Rio yang memuji dirinya sendiri itu.
Namun, mereka juga tak mau munafik karena apa yang diucapkan Rio tadi itu kenyataan yang terpaksa harus mereka terima. Sementara Rio hanya duduk diam tanpa menghiraukan ekspresi keenam sahabatnya. Sama sekali tak peduli.
***
"Jadi gak?"
Pertanyaan itu membuat Sivia menoleh kearah sumber suara. Ia menatap lamat Gabriel yang sedang menatapnya menunggu kapastian.
"Jadilah"
Setelah menjawab pertanyaan Gabriel tadi, Sivia langsung berjalan meninggalkan Gabriel yang saat ini sedang berdiri di depan pintu masuk-keluar kelas IPS Satu. Gabriel hanya mengangguk sekilas lalu membalikkan badan berjalan menyusul Sivia yang sudah berjalan terlebih dahulu menuju parkiran.
'Keknya masih marah deh. Hadeh'
Sesampainya diparkiran Sivia langsung naik ke motor Cagiva putih milik Gabriel. Gabriel yang melihat tingkah Sivia yang masih saja menampakkan wajah jutek hanya bisa menghela nafas pelan. Lalu berjalan menghampiri motornya. Melepas almamater kebanggaannya lalu memakai sweater. Setelah itu ia menoleh kearah Sivia tanpa banyak bicara ia memakaikan helm yang memang ia beli khusus pada Sivia.
Sivia sendiri hanya diam mendapat perlakuan manis dari Gabriel. Dalam hati ia juga tak tega mendiami kekasihnya ini. Namun ia juga masih kesal dengan sikap Gabriel yang tak membelanya kemarin saat mereka berdua sedang jalan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔
Roman d'amourSuara Cinta Tanpa Kata Cast : - Alexandrio Taretra Mahendra - Floreify Syifanya Artha - Nasyshilla Etavala Winata - Arcakka Redgar Winata - Fragni Angela Anertaff - Malvin Adipati Marwan - Sivia Angesti Nugrahardi - Jason Gabrielio Jordi "Tak pe...