Hujan

31 5 0
                                    

~Bahkan saat dunia menjauhimu, aku akan tetap berada disisimu~
“Shit hujan!! Kalo gini gimana gue mau jemput Ila?” Aku agak jengkel karena hujan tiba-tiba turun saat jam sekolah hampir selesai. Aku seperti biasa ingin menjemput Ila di tempat prakteknya, tapi karna hujan aku jadi tidak bisa. Saat aku mencoba menghubungi Ila, tidak ada balasan darinya. Setelah menunggu agak lama baru dia ngechat aku

“Yel sbb yaa… Ini aku udah di sekolah” (14.36)

“Oalah yaudah… Km ekstra kan?” (14.37)

“Iyalahhh” (14.37)

“Ya udahh” (14.38)

Setelah mendapat chat itu aku agak kecewa namun juga tenang. Kecewa karena aku tidak bisa menjemputnya dan karena dia gak mau ngasih aku kabar, tenang karena dia udah ada di sekolah. ‘Ah iya gue bukan siapa-siapa, ngapain ngebet nungguin kabarnya?’ itulah yang selalu gue pikirkan.

Karena sudah agak sore, aku akhirnya keluar dari kelas. Saat itu di kelas sedang sibuk untuk memepersiapkan praktek esok harinya. Aku menunggu di depan lab sambil melihatnya dari kejauhan. Aku masih saja tidak bisa memalingkan pandanganku darinya. Parasnya yang menawan benar-benar membuatku terpesona. ‘Udah gak usah ngeliatin kayak gitu. Kalo ntar suka terus ditinggalin malah sakit banget kan?’ tiba-tiba saja ada pemikiran yang memecahkan lamunanku.

Karena sudah sore tapi ekstranya belum mulai, aku mulai mendekatinya. Aku meminta Dodo untuk menemani agar suasananya tidak terlalu canggung. Meskipun disana ada teman-temannya Ila, aku tetap saja agak malu untuk mendekatinya.

“Kok belum mulai ekstranya?” Tanyaku setelah sampai disana

“Iya ini pelatihnya belum dateng” Jawabnya

“Gak dateng kalik. Coba dihubungi aja deh” Suruhku.

Aku berharap agar pelatihnya gak dateng agar aku bisa menghabiskan waktu dengan Ila. Setelah itu Ila menyuruh Ana buat bbm pelatihnya karena Ila gak pake bbm. Dan ternyata harapanku tidak terwujud, pelatihnya tetap datang meskipun agak telat.

“Pelatihnya dateng kok. Tapi jam 4an. Katanya sih Cuma absen aja kalo yang dateng Cuma dikit” Kata Ana.

“Tu kan dateng. Semoga aja gak ada yang dateng lagi. Hehehe” Balas Ila.

“Ekstra aja lah. Jadi ntar aku bisa ngeliatin kamu” Kataku menggoda Ila.

“Hihh gak usah. Pulang aja sana lho” Jawab Ila agak malu.

Melihat wajahnya yang agak malu-malu, lagi-lagi aku terpesona. Terpesona oleh senyumnya, suaranya, dan semua darinya. Aku menemaninya sampai pelatihnya datang. Setelah pelatihnya datang, mereka bersiap-siap untuk ekstra. Namun tiba-tiba mereka merapikan barang-barangnya.

“Ekstranya di kelas o wekk” Kata Ila mengejek. Dia senang jika ekstranya dikelas karena tidak bisa dilihat olehku.

“Yaudah sana ekstra. Semangat yaa” Kataku.

Dia lalu pergi meninggalkanku. Aku kembali menunggunya di depan lab sambil bermain HP dan memanfaatkan wifi sekolah. Aku disana ditemani oleh Renji dan Valent. Setelah dia selesai ekstra, aku menghampirinya lagi.

“Gimana? Capek ekstranya?” Tanyaku

“Iya capek banget. Gak pemanasan tapi gerakannya susah-susah” Jawabnya

Disana Ila ditemani oleh Ana dan Lia yang kemudian meninggalkannya untuk berdua denganku. Tentu saja aku sangat bahagia saat itu. Suasananya mungkin agak canggung saat itu karena kami hanya berdua saja.

Aku mulai pembicaraan dengan menunjukkan foto-foto Ila saat SMP yang kuambil dari Facebooknya. Lalu tiba-tiba dia mengambil HPku untuk menghapus semua foto-fotonya.

Kami berebut HP itu pada awalnya, tapi akhirnya aku melepaskan HPnya untuk dibawanya. Ila menghapus semua foto-fotonya yang aku dapatkan dengan banyak perjuangan.

Setelah selesai menghapus fotonya, kami membicarakan banyak hal yang tidak terlalu penting sambil menunggu Ana dan Lia kembali. Mereka pergi cukup lama. Tapi setelah mereka kembali, mereka tidak langsung pulang melainkan duduk-duduk dulu.

Yang membuatku penasaran adalah saat mereka kembali, mereka menyanyikan lagu “Ku tunggu kau putus” dan Ila menyuruh mereka untuk diam.

Mungkin lagu itu ada hubungannya dengan masa lalu Ila atau dengan cowok yang sedang dekat dengannya saat ini. ‘Gue gak berhak tau’ itu yang aku pikirkan

Ila tergesa-gesa untuk pulang karena sudah sore. Tapi menurutku bukan itu saja alasannya, mungkin saja dia sudah tidak betah berada di dekatku. Setelah mereka pulang, aku juga ikut pulang. Ingin rasanya aku bertanya tentang lagu itu, tapi ya sudahlah. Jika dia memang ingin memberi tau, dia pasti memberi tau. Jika tidak ya sudah, lagipula aku bukan siapa-siapa.

First Love in HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang