Ditinggal

45 4 1
                                    

~Janganlah mengulang kesalahan yang sama karna kesabaran orang itu ada batasnya~

Liburan mungkin adalah sesuatu hal yang sangat diinginkan oleh anak sekolah. Namun bagiku, liburan hanyalah menjadi siksaan. Selain harus membersihkan rumah, aku juga jadi jarang chat sama Ila karena dia sibuk pergi dengan teman-temannya.

Sebenarnya kami sudah merencanakan untuk nonton di bioskop saat liburan. Namun seperti biasa, hal itu tidak pernah terwujud. Waktu libur kami selama satu minggu dan tidak ada satu haripun kami bisa jalan bareng ataupun nonton berdua.

Pernah pada suatu hari saat liburan, Ila sama sekali gak ada kabar. Seharian penuh aku ngechat dia. Hampir tiap jam aku ngechat dia, tapi gak dibales sama sekali. Aku benar-benar jengkel dan badmood. Yang membuatku sangat jengkel adalah karena dia bisa memposting foto di instagram tapi tidak membalas chatku.

Aku mencoba menghubunginya lewat instagram, tapi justru yang membalas adalah temannya dengan berkata bahwa instagramnya Ila dibawa oleh temannya itu. Aku mencoba percaya, tapi aku justru menjadi tambah jengkel saat aku melihat dia juga mengomentari postingannya di instagram.

‘Fuck!! Apaan ni? Kalo instagramnya dibawa ya gak mungkin ikut komen juga kan?’ pikirku sambil emosi. Dan aku tambah emosi saat komenku gak dibales, tapi dia membalas komentar-komentar yang lain.

Apalagi komentar dari cowok yang mendekatinya.
Ada perasaan marah, cemburu, sedih, dan takut kehilangan yang bercampur aduk dalam hatiku.

Aku melampiaskan segala emosiku dengan memukul tembok kamarku. ‘Jahat!!’ Itulah satu kata yang ingin kukatakan padanya.

Aku tidak bisa memikirkan hal-hal yang lain. Segala pikiranku tertuju pada Ila. Aku berfikir bahwa Ila ingin meninggalkanku. Untuk menghilangkan semua pikiran buruk itu, aku memasang headset, memakainya, menyalakan lagu dengan volume paling keras lalu tidur dengan harapan saat terbangun akan ada chat dari Ila.

Aku tidur dari jam 1 sampai jam 5. Saat aku bangun, aku langsung mengambil HP dan melihat apakah ada chat dari Ila atau tidak. Aku mengecek dari atas sampai bawah dan ternyata tidak ada satupun chat darinya.

Aku membuka instagram dan melihat postingannya. Aku langsung membanting HPku ke kasur, memukul kasur dan tembok lalu berteriak sekeras-kerasnya saat melihat bahwa dia tetap membalas komentar di postingannya.

‘Ah gak peduli lagi gue. Terserah lo mau apa!! Kalo lo ngechat gue, gue bakal kasih tau rasanya gak dipeduliin’ pemikiran itu terus merasuki otakku. Kemudian aku mandi dan melanjutkan tugas liburanku.

Tak terasa sudah hampir jam 10 malam. Aku masih terpaku pada tugasku dan pikiranku masih tertuju pada Ila. Lalu tiba-tiba saja HPku bergetar.

“Yel” (21.43)

“Ya?” (21.44) Aku masih dipenuhi oleh pikiran untuk marah padanya.

“Maaf lho Yel udah ninggal kamu… Maaf bangett… Aku tau aku salah, aku udah bikin km jadi bdmd” (21.45)

“Iya ndapapa” (21.45)

Entah kenapa dan entah bagaimana aku merasa tidak bisa marah padanya. Semua rasa amarah yang kupendam tidak bisa kukeluarkan. Semua rasa perih yang ada justru berubah menjadi air mata.

“Yell km tu baik banget… Kayake aku gak pantes buat kamu :’(” (21.49)

“Km tadi udah ninggal aku seharian… Sekarang km bilang kayak gini justru aku ngerasa kalo km bakal ninggalin aku selamanya :’(“ (21.51)

“Bukan gituu… Aku tu ngga enak sama km udah ninggalin km main, ngga ngabarin km juga” (21.55)

“Udah to ndapapa… Asalkan km nda ninggalin aku selamanya aja” (22.00)

“Sorry ya Yel udah kayak gini ke kamu” (22.02)

“Iya ndapapaa… Dah sana bobo” (22.04)

Dan setelah itu gak ada balesan dari Ila, mungkin dia ketiduran. Sejujurnya udah lama banget dia gak ngucapin “good night” ke aku, dan aku sangat rindu dengan itu. Mungkin dia gak sadar, tapi itulah hal yang bisa bikin aku mimpi indah di setiap tidurku.

First Love in HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang