Keesokan harinya, ketika jam istirahat, teman-teman cewekku sedang ngobrol-ngobrol. Secara tidak sengaja gue dengar mereka lagi bahas tentang cowok yang disukai Ila. Ketika mendengar cerita itu, tubuhku gemetar. Ingin rasanya gue langsung bertanya pada Ila. Tapi yang ada di pikiran gue cuma 1 yaitu gue bukan siapa-siapanya Ila. Dan gue berusaha buat percaya sama Ila yang bilang kalau dia gak suka sama siapa pun dan gak ingin pacaran.
Seketika setelah mendengar hal itu, moodku langsung turun. Gue gak ingin diganggu siapa pun. Gue cuma bisa duduk terdiam dan merenung.
"Kalau Ila beneran suka sama dia gimana?" Pikirku.
Entah kenapa semua pikiranku menjadi buruk. Aku tidak bisa fokus ke pelajaran. Aku selalu berfikir tentang Ila yang menyukai cowok itu.
"Terus selama ini gue cuma dikasih harapan palsu? Mending gak usah dateng ngasih harapan kalo akhirnya dia pergi." Aku terus berfikir seperti itu sampai pulang sekolah.
Setelah bel pulang berbunyi, ingin rasanya aku menghindarinya. Aku seperti tak ingin bertemu dengannya. Namun tetap saja ketika aku melihatnya, aku terus terpesona dengan kecantikkannya. Aku selalu tersenyum melihat wajah dan senyumnya. Semua lamunanku terpecah ketika aku mengingat kembali cerita tentangnya. Aku lalu langsung pergi meninggalkannya.
"Tumben lo gak nyapa dia?" Tanya Valent.
"Enggak ah. Lagi gak mood" Jawabku.
"Galau gara-gara denger cerita tadi?" Dodo ganti bertanya.
"Iyalah. Gimana gak galau? Dia udah deket banget sama gue, udah ngasih harapan ke gue, tapi ternyata gue denger kalo dia suka sama cowok lain." Jawabku agak kesal.
"Udahlah gak usah dipikir. Kalo lo nunjukin kesetiaan lo, dia pasti bakal mau kok sama lo" Kata Valent sambil menepuk pundakku.
"Iya juga sih. Makasih ya udah nyemangatin. Main basket yok" Jawabku.
Waktu kami main basket, gak sengaja gue liat ada Ila di koridor. Tiba-tiba semangat bermainku naik. Gue pengen tunjukin ke Ila kalo gue itu pantes jadi cowoknya. Gue terus berusaha biar dia bisa suka sama gue.
Setelah selesai bermain basket kami beristirahat di depan Lab Patiseri. Saat aku sedang duduk-duduk, aku melihatnya berjalan pulang. Aku tak bisa berhenti memandanginya. Namun tiba-tiba dia mempercepat langkahnya saat dia melihatku. Entah karena malu atau dia memang tidak mau melihatku.
"Kenapa tu dia lari-lari?" Tanya Dodo.
"Gatau lah. Mungkin dia mau buru-buru pulang buat ketemu siapa gitu" Jawabku lalu berbaring.
"Tumben juga dia gak nyapa lo?" Valent ganti bertanya.
"Biarin lah. Dia gak mau ketemu gue kalik. Lagian gue kan juga bukan siapa-siapanya dia" Jawabku
Setelah itu, aku pejamkan mata dan mulai membayangkannya. Aku mulai berfikir tentang bagaimana agar aku bisa mendapatkannya. Bagaimana cara supaya dia mau memerhatikanku. Bagaimana cara untuk bersaing dengan cowok yang katanya dia sukai. Setelah sekian lama berfikir, aku memutuskan untuk melupakannya saja. Cukup bisa dekat dengannya saja sudah cukup membuatku bahagia. Kemudian tiba-tiba HPku bergetar
"Yel.. Km udah pulang? Jangan pulang kesorean yaaa.." (15.02)
"Iya ini aku mau pulang kok... Kamu atiatiii" (15.03)
"Iya kamu juga atiatiii" (15.04)
Setelah itu aku langsung pulang. Sesampainya di rumah aku kembali ngechat Ila lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love in Highschool
RomanceIel adalah seorang pelajar dari SMK Bina Nusantara. Ia menyukai Ila, seorang wanita cantik yang berbeda jurusan dengannya. Namun, banyak perjuangan yang harus dilalui Iel agar bisa mendapatkan hati seorang Ila. Akankah Iel dapat meluluhkan hati Ila?