Perjuangan

13 1 0
                                    

~Jangan pernah menyerah untuk berjuang. Percayalah bahwa Tuhan selalu melihat apa yang kamu lakukan dan akan memberikan yang terbaik untukmu~

Liburan yang telah usai membawa kenangan sedih. Apa yang sangat diinginkan dan diharapkan tiba-tiba hilang tak bersisa. Semua pikiran bercampur aduk menjadi sesuatu yang menyakitkan kepala.

Aku berjalan dengan langkah berat memasuki sekolah. Pagi itu aku datang terlalu pagi dan sekolah masih sepi. Segera aku memasuki ruang kelas dan duduk di bangku paling belakang. Kusandarkan kepalaku yang sudah pusing sejak bangun tidur itu ke atas meja.

Tiba-tiba aku melihat tetesan air membasahi celana sekolahku. Tanpa sadar ternyata aku sudah menangis karena teringan kenangan dan luka tentang Ila.

"Lagi? Bangsat!!! Sampe kapan gue kayak gini terus? Ngapain sih gue masih mikirin dia???"

Kepalaku rasanya ingin pecah karena terlalu banyak pikiran. Aku pun mulai menenangkan diri dengan cara memainkan lagu dari HPku.

Saat aku asik mendengarkan lagu, pintu kelas terbuka. Ada seseorang yang masuk. Aku tidak tahu siapa dia dan aku tidak memperdulikannya. Tidak lama kemudian seisi kelas menjadi berisik.

Ternyata sudah hampir saatnya masuk. Aku langsung mematikan laguku dan kembali menyandarkan kepalaku.

Valent akhirnya datang bertepatan dengan bunyi bel. Dia langsung duduk di sebelahku dan menepuk pundakku.

"Gimana liburan kemarin? Dapet kesempatan jalan gak?" Tanyanya.

'Bangsat ni anak gak bisa liat apa kalo temennya lagi sedih?' Batinku

"Boro-boro jalan. Yang ada sekarang gue udah ditinggal sama dia." Jawabku agak jengkel.

"Loh kok bisa? Emang lo ngapain dia? Ini lo gak bercanda kan?" Pertanyaannya seperti seorang bos yg melakukan interview pada karyawan baru.

Aku pun akhirnya menceritakan semua yang terjadi selama liburan. Hingga kami Valent mendengarkan dengan seksama dan di akhir cerita dia memberikanku motivasi dan semangat.

"Yaudahlah lo ngapain kayak gitu dipikirin terus? Kalo emang dia jodoh lo pasti dia bakal balik. Tapi kalo enggak, cewek masih banyak kok. Kan lo juga bisa tinggal milih."

'Dikira gampang apa ngelupain gitu? Emangnya gue sama kayak lo yang gampang ganti cewek?' batinku.

Awalnya aku memang agak jengkel dengan sarannya karena menganggap melupakan kenangan itu mudah. Tapi setelah aku meresapi kata-katanya akhirnya aku tersadar bahwa yang dia katakan itu memang benar.

Aku tidak boleh terus seperti ini. Aku harus menentukan pilihan. Tetap berjuang mempertahankan Ila atau harus melangkah maju dadi masa lalu yang menyakitkan.

Dan akhirnya aku telah menentukan pilihanku.....

------

Bersambung dulu yaa biar pada kepo. Terima kasih sudah membaca, jangan lupa like, komen, dan share cerita ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First Love in HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang