Kebahagiaan dan Kesedihan (Part 2)

33 6 4
                                    

~Tidak selamanya kita bisa bahagia, terkadang kesedihan pasti datang. Namun kita harus tetap berusaha untuk membahagiakan orang lain~

"Dah pulang tu orangnya. Lanjutin chat sana. Hahaha" Kata Nita.

"Gue sih pasti ngechat dia. Tapi dianya chat sama yang lain. Jhaha" Jawabku.

"Ih sok tau amat lo" Kata Nita seperti berusaha menutup-nutupinya.

"Sok tau apaan? Gue udah liat sendiri kok. Lagian lo juga pasti udah tau kalo dia juga chat sama cowok lain kan?" Balasku bertanya

"Ya tau sih. Btw mata lo jeli juga bisa liat chatnya" Jawab Nita

"Iyalah mata gue udah terlatih. Haha udahlah anggep aja gue gak tau apa-apa" Kataku agak sedih.

"Santai bro. Kalo dia emang buat lo, dia pasti bakal milih lo kok" Kata Valent menghiburku.

"Iya kalo buat gue. Lah kalo enggak? Ah udahlah gak usah dipikir. Gue pulang duluan ya" Kataku kemudian menuju motorku untuk pulang.

Selama di perjalanan aku selalu kepikiran tentang chat tadi. Meskipun aku tidak melihat isinya, tapi dari namanya saja aku sudah merasa cemburu. Namun saat rasa cemburu itu datang, ada juga pikiran yang datang 'emang gue siapanya dia? Pacar bukan. Gebetan juga kalo dia nganggep. Emang boleh gue cemburu?'.

Aku berusaha melupakan itu. Namun tetap saja terlintas di pikiranku 'gimana kalo Ila beneran suka sama cowok itu? Terus apa gunanya perjuangan gue?'. Banyak pikiran negative yang aku pikirkan. Namun aku hanya berharap agar tak satupun pikiran negatifku itu menjadi nyata.

Setelah aku bisa melupakan hal-hal itu, aku mencoba ngestalk cowok tadi lewat instagram. Saat aku melihat story instagramnya, rasanya aku ingin marah sekaligus menangis karena ada gambar yang sungguh menyakitkan hati. Karena Ila sudah tidur, maka aku tidak bisa bertanya padanya. Aku hanya bisa menahannya dalam hati lalu aku tidur.

Pagi harinya aku bertanya pada Ila tentang cowok itu. Kemudian Ila menjelaskan semuanya padaku. Meskipun agak ragu tapi aku mencoba untuk memercayainya. Lagipula itu merupakan hak Ila dengan siapa dia ingin jatuh cinta. Aku yang bukan siapa-siapa hanya bisa menerima kenyataan, baik itu membahagiakan maupun menyakitkan. Setelah kejadian itu, hubungan kami masih tetap baik-baik saja dan aku berusaha untuk melupakan semuanya.

First Love in HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang