Saat pulang sekolah, kami bertemu dengan Ila dan teman-temannya di koridor. Dan entah kenapa teman-teman gue dan teman-teman Ila bisa dengan komapak mengejek kami berdua.
"Ehem ehem... Itu disapa dulu... Gak usah sok malu-malu biasanya juga malu-maluin" Teriak mereka kompak.
Karena mereka terlalu berisik akhirnya gue nyuruh mereka buat diem terus gue mulai ngajak ngobrol Ila. Waktu gue mulai ngobrol sama Ila entah kenapa mereka semua pergi ke kantin. Tapi ya gak masalah sih jadi gue punya waktu berdua sama Ila.
"Hai... Udah mau pulang?" Tanyaku.
"Iya ini mau pulang... Tapi masih nunggu temen yang belum keluar." Jawabnya
"Gue anter pulang aja gimana? Daripada kelamaan nunggu" Dengan senang hati aku menawarkan.
"Gak usah ntar ngerepotin... Lagian udah janjian mau bikin tugas dulu kok... Kapan-kapan aja yaa. Btw, makasih tawarannya." Jawabnya dengan senyuman.
"Iya gapapa kok. Trus ini loe mau nunggu dimana?" Tanyaku berharap bisa menemaninya.
"Di cafe depan sekolah. Kenapa? Mau nemenin?" Dia balik bertanya sambil tertawa.
"Iya ayo... Sekalian aja ajak temen-temen kita yang di kantin." Jawabku sambil berjalan ke kantin.
Gue bener-bener bahagia bisa ngobrol sama dia walaupun Cuma beberapa menit. Dan gue juga bisa nemenin dia di café walaupun harus ngajak temen-temen gue.
Sesampainya di café kami langsung duduk di kursi yang bisa buat orang banyak. Setelah itu kami meminta menu untuk memesan minuman
"Yel gue bayarin ya." Kata Valent.
"Enak aja... Bayar sendiri sana biasanya dompet tebel kok" Balasku.
"La, Loe mau minum apa? Gue bayarin sini." Tawarku kepada Ila.
"Oh gitu temennya gak diabayarin tapi gebetannya dibayarin... Oh gitu lupa sama temen." Kata Dodo sambil tersenyum-senyum.
Mereka semua kemudian tertawa karena kata-kata Dodo. Gue cuma bisa nundukin kepala sambil senyum-senyum malu.
"Gak usah Yel makasih... Kapan-kapan aja kalo kita ke café berdua." Ila menjawab pertanyaanku tadi sambil sedikit tertawa karena omongan Dodo.
"Cieee... Kode nih ngajakin berduaan." Teriak Dodo dan Valent.
"Apaan sih kalian." Jawabku agak malu.
Kira-kira setengah jam kita menunggu, akhirnya teman Ila keluar dari kelas lalu mengajak Ila pulang, namanya Nisa dan Ana. Saat pulang Ila melambaikan tangan dan tersenyum ke gue. Lagi-lagi gue terpesona oleh kecantikannya. Gue gak bisa berhenti merhatiin dia sampe dia masuk bis.
"Udah gak usah diliatin terus... Dia udah naik bis tu." Kata Valent sambil mendorongku.
"Iya ah berisik... Udah bayar dulu sana... Habis ini main basket ya." Kataku lalu keluar dari café.
"Eh uang loe mana? Masak gue yang bayar?" Teriak Valent.
"Iyalah... Masak gue terus yang bayar? Sekali-sekali loe kan juga gapapa." Jawabku sambil memakai sepatu.
Akhirnya dengan berat hati Valent yang bayar semua minumannya. Setelah itu kami bermain basket sampai sore lalu pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love in Highschool
RomantizmIel adalah seorang pelajar dari SMK Bina Nusantara. Ia menyukai Ila, seorang wanita cantik yang berbeda jurusan dengannya. Namun, banyak perjuangan yang harus dilalui Iel agar bisa mendapatkan hati seorang Ila. Akankah Iel dapat meluluhkan hati Ila?