•That Girl•✔

❤14 LOVE

Third person

13.15

Perempuan itu lagi-lagi menekan tombol lock pada ponselnya,tak menghiraukan pesan yang sedari tadi muncul di layar ponselnya. Ia menghela napas dan menutup buku biologi di depannya,lalu meraih ponselnya. Beberapa detik ia masih menunggu nada sambung dari sebrang sana.

"kuk pulang sekolah kerumah gue"

" ... "

"bareng aja"

" ... "

"sans kan lo cowok bertanggung jawab"

" ... "

"bodo amat kuk"

•That Girl•

23.08

"yah, aku sama taehyung pergi dulu ya" jennie dan taehyung pamit sama om joe.

"jen baliknya jangan bunting lu!" triak Johnny yang sedang berdiri di belakang ayahnya.

"BANG JOHNNY IH!" jennie melotot sebal kearah Johnny.

Om joe berdeham sedikit,lalu meminum kopinya. "ya gapapa sih, lagian ayah udah pengen nimang cucu juga"

Johnny yang lagi minum kopi jadi kesedek.

"AYAH!" jennie menatap sang ayah tak percaya.

"kalo making love sih tae engga keberatan" taehyung menjeda ucapanya. "tapi kalo making baby nanti lah nunggu punya uang sendiri dulu, yang ada di dampart gua sama si bos"

"GUA DOAIN KEBOBOLAN!" teriakan jaewon yang cuman lewat bikin mata jennie nambah melotot.

"ngaco bener!udah ah aku berangkat, yuk tae!" jennie menarik paksa taehyung untuk segera berangkat.

Selama perjalanan keduanya sedang sibuk dengan pikiran masing-masing dengan ditemani lagu fool dari winner di audio mobil. Saat sudah masuk perkomplekan, taehyung memarkirkan mobilnya di bahu jalan.

Terlihat segerombolan laki-laki dengan dua orang gadis sedang mengumpat dibelakang mobil jeep dengan berbisik-bisik. Jennie dan taehyung menghampiri gerombolan tersebut.

"jennieee~" chaeyoung memeluk jennie.

"eh... ada yang bisa hubungin jungkook ga?"Tanya namjoon yang sedari tadi terfokus dengan ponselnya..

"gatau nih... kan barangnya sama dia" jawab hoseok yang ikut memeriksa ponselnya.

•That Girl•

Seorang pria tertidur dengan pulas di kamarnya yang terlihat cukup luas. Pria itu ngubah gaya tidurnya dengan menyamping.

SRET!

CRACK!

Laki-laki itu reflek terbangun dari tidurnya dan sebelum ia mengeluarkan kalimatnya, mulutnya lebih duludi tutupi lakban dengan seseorang di sampingnya. Namun, perhatiannya kini lebih terarah pada sosok laki-laki seumuran dengannya yang sedang duduk diatas meja belajarnya dengan memegang senjata api.

Tangannya berontak tapi sia-sia karna tanganya terborgol.

Bangsat makinya dalam hati.