𝖲𝗂𝗑 (PG-17)

27.2K 2.9K 305
                                    

Baekhyun baru saja turun dari lantai dua setelah ia menyelesaikan pekerjaannya dan berniat menuju dapur. Ia ingin membasahi tenggorokannya dengan air dingin. Sehabis dari dapur, langkahnya terhenti saat ia mendengar celotehan Jesper dari ruang tengah.

Bukan pemandangan langka lagi bila Baekhyun menemui Jesper bersama Kelyn sedang menghabiskan waktu di ruang tengah selama kurang lebih seminggu ini. Baekhyun yang sibuk dengan pekerjaannya kadang memilih untuk mengabaikannya. Dan untuk kali ini, ia tertarik bergabung.

"Daddy!" Seru Jesper saat melihat sang ayah, ia pun berlari menghampiri Baekhyun.

Kelyn yang awalnya sedang mengecat kukunya sambil mendengar cerita-cerita Jesper kini sudah mengalihkan perhatiannya pada Baekhyun.

"Ugh, Jesper bertambah berat sekarang," keluh Baekhyun ketika ia menggendong putranya.

"Aku makan sangat banyak akhir-akhir ini," timpal Jesper, Baekhyun tertawa mendengarnya. Tangan bocah itu bergerak untuk memeluk leher Baekhyun, dan menyandarkan kepalanya di bahu sang ayah.

Baekhyun duduk di samping Kelyn tanpa melepaskan Jesper yang tampaknya mulai mengantuk. Pria Byun itu menyandarkan tubuhnya di kepala sofa, matanya terpejam, dan tangannya yang lain mengusap punggung Jesper.

Entah perasaan Kelyn saja atau tidak, akhir-akhir ini ia jarang sekali mendapati godaan ataupun sentuhan dari Baekhyun. Setiap pulang kerja, yang Kelyn ketahui adalah pria itu akan berada di ruang kerjanya semalaman. Bahkan dia tidak sempat untuk sekadar makan malam. Dan sudah 3 kali Kelyn memergoki Baekhyun sedang makan ramyun di atas jam 12. Kira-kira sudah seminggu ini Baekhyun seperti itu. Untuk melepas rindunya pada Jesper, Baekhyun akan mengunjungi kamar sang putra saat sudah tertidur.

"Jesper bilang dia merindukanmu," ujar Kelyn yang sedang sibuk merapihkan cat kukunya yang berserakan di meja.

Baekhyun yang belum sepenuhnya terbawa alam mimpi, membuka matanya saat suara pelan Kelyn terdengar, "Aku sangat sibuk. Sampai minggu depan, aku ingin kau menjaga Jesper," katanya.

Kelyn menolehkan kepalanya pada Baekhyun sampai tatapan mereka bersibobok, "Kenapa?"

"Ada proyek besar-besaran di perusahaan, aku yang harus menjadi leader-nya."

Ah, jadi itu alasan mengapa Baekhyun akhir-akhir ini sering pulang telat, dan bergadang hingga pagi. Kelyn bahkan bisa melihat kantung mata pria itu serta wajahnya yang sangat kentara lelah sekali.

"Walaupun pekerjaan ini penting, kau harus tetap menjaga kesehatanmu. Jangan lupa istirahat, dan makan yang teratur," Kelyn memberi nasihat, tatapannya melembut saat ia mengatakan itu. Seumur hidup, baru kali ini Kelyn memperhatikan kesehatan orang lain. Malah kadang, ia sendiri tidak pernah memperhatikan asupan makanan yang masuk ke mulutnya.

Baekhyun menaikkan sebelah alisnya, "Kau khawatir padaku?"

Kelyn tertegun. Apa ia terlihat sangat jelas kalau sedang mengkhawatirkan Baekhyun?

"Bukan begitu. Hanya saja Jesper akan sangat sedih kalau Daddy-nya sakit," elak Kelyn.

Baekhyun tersenyum, "Aku bisa membacamu, sayang," katanya yang membuat Kelyn membatu di tempat, bahkan sampai dirinya sudah naik ke lantai dua untuk menidurkan Jesper.

Astaga! Kelyn dapat merasakan kedua pipinya memanas, dan ia rasa kini pipinya sudah berubah warna menjadi merah. Sejak terakhir kali Baekhyun memanggilnya 'sayang' ia justru merasa marah, pria selancang Baekhyun bisa memanggilnya seperti itu saat mereka baru saja kenal.

Kelyn menggelengkan kepalanya. Pikirannya sudah diracuni oleh Baekhyun. Pria itu benar-benar hebat.

Setelah menaruh cat-cat kukunya di laci meja, Kelyn merapihkan buku-buku Jesper yang berserakan di lantai, lalu berniat untuk mengembalikannya ke kamar bocah itu.

Seductive Mr. Byun (Baekhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang