𝖤𝗂𝗀𝗁𝗍𝖾𝖾𝗇

17.3K 2.7K 411
                                    

Sudah dua hari semenjak Kelyn mengatakan keinginannya untuk berpisah dari Baekhyun. Selama dua hari itu pula, Baekhyun tidak pulang kerumah dan menyibukkan dirinya dengan berbagai pekerjaan kantor.

Pria itu mengusap wajah lesunya dengan kedua tangan, lalu menjatuhkan diri di sofa kantornya. Mata Baekhyun terpejam, mencoba menetralisir rasa pening di kepala. Lagi dan lagi seorang Lee Hyejin membuatnya seperti pria paling menyedihkan.

Tidak seharusnya ia pergi menemui Hyejin kemarin jika ia tau itu hanya akan menambah beban pikirannya saja.

Baekhyun merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Ia menekan tombol power dan tidak terkejut menemukan puluhan panggilan tidak terjawab dari Kelyn. Setelah melihatnya, ia mematikan ponsel itu.

Separah itukah niatnya untuk menghindar dari Kelyn?

Entahlah. Baekhyun rasa ia sudah gila sekarang karena merindukan gadis itu dan Jesper. Namun, egonya masih berniat untuk tidak menemui mereka. Tidak setelah pikirannya sudah tenang.

Ingin rasanya ia bertanya pada Kelyn apa gadis itu ingat dengan malam saat mereka pertama kali bertemu dan 'kecelakaan' yang terjadi di malam itu juga. Namun, Baekhyun selalu ragu untuk bertanya. Bisa saja itu menjadi kenangan buruk bagi Kelyn sampai dia tidak mengingatnya lagi.

Baekhyun merasakan getaran dari ponselnya. Satu panggilan masuk dari ibunya. Ia pun mengangkat panggilan itu.

"Hyejin mencoba untuk bunuh diri, Baekhyun!"

Belum sempat Baekhyun membuka suaranya, perkataan sang ibu membuat dunianya terguncang.

Panggilan itu terputus setelah nyonya Byun memberitahukan alamat rumah sakit tempat Hyejin dirawat.

Baekhyun sempat memberitahukan pada sekretarisnya untuk membatalkan semua janji dengan para klien karena ada urusan mendadak sebelum pria itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh.

Begitu sampai di rumah sakit, Baekhyun mendatangi bangsal VVIP yang diantar oleh salah seorang perawat wanita.

Kini, di depan pintu kamar rawat inap itu, Baekhyun berdiri dengan begitu banyak jenis pikiran yang mengganggunya. Ia merasa bersalah akan banyak hal sampai rasanya ingin mengubur diri.

Tangan Baekhyun menggeser pintu dan tampaklah sosok Hyejin yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit dengan kedua mata yang terpejam. Baekhyun cukup lama memandang sosok itu.

Siapa yang menyangka kalau Hyejin akan bertindak diluar akal sehatnya seperti ini?

Baekhyun merasa bersalah karena mungkin saja Hyejin melakukan tindakan ini sebab perkataannya tempo hari. Ia tidak bermaksud seperti itu, tapi sepertinya Hyejin salah mengartikan maksud dari perkataannya.

"Kau sudah datang?"

Suara itu membuat Baekhyun tersadar dari lamunannya. Nyonya Byun datang dengan cup kopi panas di tangannya.

Baekhyun yang masih terdiam di ambang pintu menyusul ibunya yang sudah duduk di samping ranjang Hyejin.

"Apakah ini perbuatanmu?" Tanya nyonya Byun.

"Maksud Eomma?" Baekhyun bertanya balik. Tidak mengerti dengan maksud ibunya yang mengajukan pertanyaan seperti itu.

"Ini bukan perbuatanmu, 'kan? Aku hanya takut jika Hyejin bunuh diri karenamu, Baekhyun." Nyonya Byun menyuarakan kekhawatirannya sambil memandang sosok lemah Hyejin.

Kata-kata nyonya Byun terus terngiang di kepala Baekhyun dan rasa bersalah itu malah semakin besar.

Kata-kata nyonya Byun terus terngiang di kepala Baekhyun dan rasa bersalah itu malah semakin besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seductive Mr. Byun (Baekhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang