𝖲𝖾𝗏𝖾𝗇

24.1K 3.1K 269
                                    

Sejak 15 menit lalu, tidak ada seorangpun dari ketiga orang dewasa itu yang ingin membuka mulutnya. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Pertama: Baekhyun sedang berpikir apa yang akan sang ibu lakukan pada Kelyn mengingat tabiat buruk ibunya itu, kedua: Kelyn berusaha untuk tidak bertatapan langsung dengan nyonya Byun―ibu Baekhyun―yang kebetulan sedang menatapnya dengan tatapan yang siap mengajaknya untuk berperang, ketiga: nyonya Byun masih tidak habis pikir dengan putranya yang satu ini.

"Siapa wanita ini?" Tanya nyonya Byun pada Baekhyun dengan nada sarkastis.

"Calon istriku," jawab Baekhyun yang membuat nyonya Byun syok. Jangankan wanita tua itu, Kelyn saja yang mendengarnya ikut syok.

"Kau tidak bercanda?" Tanya nyonya Byun dengan nada tak percaya. Lalu, ia melirik Kelyn sinis. "Pikirkan baik-baik pilihanmu-"

Baekhyun memotong, "Apa yang harus dipikirkan lagi, Eomma? Dan, aku tidak akan pernah bercanda hal apapun yang menyangkut masa depanku serta Jesper," katanya, serius.

"Kalau memang itu keputusanmu, akhir pekan ini bawa gadis itu ke rumah, dan perkenalkan pada Aboeji-mu. Kita lihat sampai mana kau benar-benar serius, dan tidak akan menyesali keputusanmu."

Baekhyun dari awal sudah menduga jika ibunya tidak akan pernah menyukai Kelyn. Di pikiran ibunya, gadis yang pantas untuknya adalah gadis-gadis yang memiliki karir dan berasal dari keluarga kaya raya. Jujur, Baekhyun tidak menyukainya. Gadis seperti itu terlalu egois, arogan, dan lebih mementingkan harta serta uang mereka. Well, memang tidak semuanya, tapi ia tidak tertarik pada gadis seperti itu.

"Baiklah kalau itu kemauan Eomma."

Kelyn merasa jantungnya sudah jatuh ke perut sewaktu nyonya Byun memergoki adegan 'panas'nya dengan Baekhyun tadi. Wanita tua itu terus melirik Kelyn dengan tatapan yang mengisyaratkan ketidaksukaannya. Kalau nyonya Byun bukan ibu dari Baekhyun, mungkin ia sudah mengibarkan bendera perang lebih dulu.

"Grandma?!" Seruan itu datang dari Jesper yang baru saja turun dari lantai dua dengan seragam sekolah, dan tas mungilnya. Bocah itu berlari menghampiri sang nenek yang sudah merentangkan tangan untuk memeluk si cucu.

Tatapan Baekhyun terus terarah pada Kelyn yang sedang terbengong. Sampai gadis itu menyadari tatapan Baekhyun, ia membalasnya. Melalui tatapan Kelyn, ia berisyarat, "Apa yang baru saja kau katakan pada Eomma-mu?" Dan Baekhyun berespon dengan melejitkan kedua bahunya.

"Grandma akan mengantar Jesper ke sekolah?" Tanya bocah itu yang sudah duduk di pangkuan sang nenek.

"Tentu saja. Grandma sangat merindukan Jesper. Habis pulang sekolah kita jalan-jalan, bagaimana?"

Jesper melirik Kelyn yang masih sibuk beradu tatap dengan Baekhyun, "Kelyn Mommy yang biasanya mengantar Jesper ke sekolah. Dan hari ini Mommy sudah berjanji akan membelikan Jesper es krim. Jadi, Jesper tidak bisa pergi bersama Grandma," kata bocah itu dengan polosnya.

"Mommy?" Tanya nyonya Byun yang terheran dengan panggilan itu yang ditunjukkan untuk Kelyn.

Jesper mengangguk semangat, dan mulai bercerita, "Kelyn Mommy sangat baik pada Jesper. Dia juga tidak pernah marah-marah seperti Daddy. Mommy juga cantik, banyak teman-teman Jesper yang menyukainya. Jesper sangat senang punya Mommy seperti Kelyn Mommy," jawabnya.

Jawaban Jesper membuat nyonya Byun sedih kala mengingat cucunya itu hidup tanpa kasih sayang seorang ibu. Selama ini, yang berperan penting dalam hidup Jesper adalah dirinya dan Baekhyun saja. Jika Baekhyun sibuk bekerja, Jesper akan dititipkan padanya. Tepat sebulan yang lalu, ia harus pergi ke Swiss, dan terpaksa meninggalkan cucu kesayangannya itu.

Seductive Mr. Byun (Baekhyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang