Part 4

247 11 4
                                    

Agni memejamkan matanya sejenak, mengistirahatkan dirinya di kasur. Setelah Dion mengantarkanya tadi, Agni langsung berlari ke arah kamar. Mengabaikan sang mama yang menyuruhnya untuk segera berganti pakaian dan makan.

Sebenarnya Agni sudah lelah atas ketidak pastian hubungannya dengan Dion, dia tahu sampai sekarang Dion masih belum bisa mencintainya, tapi dia tidak akan menyerah membuat Dion jatuh cinta kepadanya.

Lelah memikirkan apa yang terjadi, rasa kantuk mulai menyerang dirinya, membuat Agni akhirnya jatuh tertidur.

****

Seperti pagi hari sebelumnya, suasana rumah Agni selalu di isi oleh suara cempreng, khas milik Agni.

"ma kaos kaki Agni yang warna putih dimana?" teriak Agni pada mamanya yang saat itu tengah berada di dapur.

"di tempat biasa, memang nggak ada?" teriak Christi, mama Agni.

Agni mendengus mendengar pertanyaan mamanya, dia nggak mungkin tanya kalau kaos kakinya ada di tempat biasa dia simpan.

"nggak ada ma" teriak Agni lagi.

"masa sih nggak ada, orang mama yang simpan." Christi berjalan menuju kamar anaknya.

Christi memeriksa lemari bagian bawah, tempat khusus untuk menyimpan kaos kaki Agni. Yang isinya kaos kaki dengan berbagai warna, dari yang warnanya polos sampai yang ada gambar kartunnya. Agni memang suka mengoleksi kaos kaki.

"kok nggak ada ya?" tanya Christi karena tak menemukan keberadaan kaos kaki Agni.

"tuh kan, Agni bilang juga apa. Kaos kakinya nggak ada." ucap Agni

"kenapa nggak pakai kaos kaki yang kemarin aja?" tanya Cristi lagi

"kaos kakinya bau, kemarin ketumpahan air." jelas Agni.

"makanya jangan ceroboh, jadinyakan yang rugi diri kamu sendiri." ujar Christi pada anaknya.

kemudian pandangan Christi beralih pada benda yang berada di atas kasur Agni.

"terus itu yang di atas kasur kamu, apa?" Christi mengangkat dagunya, menunjuk ke arah kasur Agni.

Agni membalikan badannya, karena posisinya saat ini membelakangi kasur.

"aaaa... Akhirnya ketemu juga kaos kakinya." teriak Agni melompat - lompat kegirangan dan langsung memakai kaos kaki juga sepatunya supaya nanti nggak kelupaan lagi.

Agni baru ingat tadi sehabis bangun tidur, dia langsung menyiapkan perlengkapan sekolahnya dan dia letakan di atas kasur.

Christi yang melihat tingkah putrinya itu, hanya bisa mengelus dada. Walaupun kejadian seperti ini bukan yang pertama kalinya terjadi.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari luar rumah Agni.

"tumben pagi - pagi udah ada tamu, buka pintunya gih, habis itu langsung ke meja makan ya, mama mau lanjut siapin sarapan."

"iya ma." Agni berjalan keluar dari kamarnya.

Tok tok tok

"iya sebentar." ucap Agni menuju ke arah pintu, membuka pintu rumahnya.

"Dion." ucap Agni kaget begitu melihat Dion yang berada di depan pintu.

"hai Ag." sapa Dion

"kamu ngapain kesini pagi - pagi, tumben." tanya Agni dengan wajah bingungnya.

"mau ngajakin lo pergi sekolah bareng." jawab Dion.

Agni melihat jam di pergelangan tangannya, jam 06:20. Tangannya refleks menyentuh kening Dion. 'Nggak panas' pikir Agni.

My DionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang