Agni menganga kaget, begitu dia memasuki kelasnya dan mendapati senyum lebar Agnes menyambut kedatangannya, saking tak percaya, Agni menyubit lengannya dengan kuat untuk memastikan apakah dia sedang bermimpi atau tidak.
Melihat tak ada respon dari Agni, Agnes menekuk wajahnya lesu mendapati ekspresi Agni yang terlihat tidak senang. "lo nggak suka ya lihat gue senyum." ucap Agnes tersenyum kecut.
Agni yang menyadari kekagetannya tadi di salah artikan oleh Agnes, menggeleng kepalanya kuat, dengan rasa panik yang luar biasa, Agni mengambil tangan Agnes dan menggenggamnya erat. "gue nggak maksud gitu, ta.."
"jangan kayak gini dong Ag." potong Agnes, dia melepaskan genggaman tangan Agni dari tangannya. Membuat Agni kaget, gadis itu menatap sendu ke arah Agnes, mendapati penolakan dari sahabatnya itu. "kenapa?" tanya Agni dengan suara lemah.
"lo nggak mau kan kita di kira pasangan LGBT." jawab Agnes dengan senyum lebarnya.
"ARGHH, AGNES GUE UDAH BALIK LAGI." teriak Agni melompat - lompat kesenangan, langsung saja Agni memeluk Agnes dengan sangat erat, tanpa memperdulikan Agnes yang sudah sesak nafas.
"Ag, jangan kuat - kuat peluknya gue sesak nih." protes Agnes mencoba melepaskan pelukan Agni.
"eh sorry, gue terlalu senang." kekeh Agni, menggaruk tengkuknya malu.
"akhirnya kalian berdua baikan juga, sini gue peluk." Celetuk Rama, yang sedari tadi memperhatikan kedua gadis itu.
ucapan Rama sukses membuat perhatian mereka teralihkan pada cowok jangkung itu, yang terlihat tersenyum dengan sangat lebar.
"sini gue peluk." ucap Agnes dengan penuh penekanan dan tatapan tajamnya.
"nggak usah deh, gue peluk wisnu aja." ucap Rama sedikit gelagapan mendapati tatapan tajam Agnes, yang sudah beberapa hari ini tak pernah dia lihat.
Rama mengalihkan tatapannya pada Wisnu, wajahnya berubah penuh makna, senyum jahilnya seketika timbul begitu mendapati Wisnu yang tidak bereaksi mendengar ucapannya, karena cowok itu terlihat begitu serius menatap layar handphone-nya, saking seriusnya dia sampai tidak menyadari Rama sudah berjalan mendekat ke arah cowok berkacamata itu.
Agni dan Agnes yang menyadari tingkah jahil Rama akan keluar hanya menggeleng - gelengakan kepala mereka, prihatin kepada Wisnu yang masih tidak menyadari bahwa Rama sudah berada di belakang cowok itu.
Dan benar saja, Rama langsung mendekap Wisnu dari belakang dengan sangat erat. "woi, gila lepasin." Wisnu memberontak dari pelukan Rama.
Agni terkekeh geli meskipun dia sudah terbiasa melihat tingkah absurd Rama dan tahu reaksi apa yang akan di keluarkan Wisnu, tapi tetap saja dia merasa geli sendiri. Agni mengalihkan tatapannya pada Agnes, dan mendapati gadis itu juga sedang tersenyum geli. Senyum Agni semakin mengembang, jujur saja sejak peristiwa antara dia dan Agnes waktu itu, dia sudah tidak pernah melihat tawa Agnes keluar dari bibir gadis itu. Agni menghela nafasnya lega mengetahui kehidupannya sudah mulai kembali seperti semula.
Tak terasa waktu istirahat sudah tiba, dengan semangat empat lima Agni menarik tangan Agnes untuk ke kantin, tanpa perduli jika gadis yang dia tarik tangannya tadi sedang asik berkutat dengan buku - bukunya, lantas saja membuat Agnes mendumal sepanjang perjalanan, tetapi bukannya merasa tersinggung karena omelan Agnes, Agni justru tersenyum dengan sangat bahagia, karena sudah lama Agni merindukan momen ini.
"pelan - pelan kali Ag, gue nggak bakal lari kok." sungut Agnes.
karena tangan Agni yang begitu erat memegang lengannya di tambah lagi langkah Agni yang melangkah begitu cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dion
Teen FictionKarna pilihanku adalah kamu, jadi kamu juga harus memilih ku.