Agni dengan cepat membereskan bukunya memasukkannya ke dalam tas, ketika jarum panjang jam hampir mendekati bel pulang sekolah.
"Agni jam pelajaran saya belum selesai, kenapa buku - buku kamu sudah tidak ada di atas meja." tegur Bu Tina, guru bahasa indonesia Agni.
"kan sudah mau pulang bu." ucap Agni dengan memasang wajah sok polosnya.
"jam pelajaran saya masih dua puluh menit lagi sebelum bel pulang bunyi. Keluarkan buku kamu atau kamu yang keluar dari kelas saya." ucap Bu Tina tegas.
"eh masih dua puluh menit lagi ya bu?" tanya Agni merasa tak berdosa.
"enggak masih empat puluh menit lagi, jadi nanti kelas ini akan pulang setelah dua puluh menit bel pulang berbunyi." ucap Bu Tina tegas.
Karena penuturan Bu Tina tersebut, suasana kelas Agni menjadi heboh, dan banyak terdengar suara - suara yang menyalahkan perbuatan Agni. Agni hanya menyengir tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Pelajaran kembali di lanjutkan, tetapi raut wajah tak bersemangat tergambar jelas dari wajah teman - teman sekelas Agni, bahkan masih ada beberapa anak yang masih mendumal kesal karena perbuatan Agni.
Bunyi bel pulang semakin membuat wajah teman Agni makin menekuk tak suka, Agni bahkan enggan untuk menatap wajah temannya, karena pasti tatapan tajam yang ia dapatkan.
"eh Nes, suasana kelas kita seram ya." ucap Agni berbisik di telinga Agnes.
"memang gara - gara siapa?" ucap Agnes sinis, karena jujur saja, Agnes juga kesal pada Agni.
"hehehe." kekeh Agni
"malah nyengir lagi."
Terdengar suara Bu Tina yang menghentikan obrolan Agni dan Agnes.
"kemaskan buku kalian, kita pulang." ucapan Bu Tina membuat teman - teman sekelas Agni berteriak dan bernafas lega, tapi tak bertahan lama karena suara Agni kembali membuat mereka menahan nafas.
"belum juga dua puluh menit bu, bahkan sepuluh menit aja belum." Agni menunjuk jam yang terpasang di pergelangan tangannya.
"AGNI." ucap teman sekelas Agni kompak, ditambah dengan tatapan tajam mereka.
"apa?" tanya Agni dengan wajah bingungnya.
"bersyukurlah kalian, karena saat ini ibu juga sudah capek, ibu tutup sampai disini, selamat siang." ucap Bu Tina.
"Siang bu."
"gara - gara lo nih Ag, kita pulangnya jadi lama." ucap Dina kesal.
"hehehe, sorry - sorry nggak lagi deh." ucap Agni nyengir dan memasang wajah tidak merasa bersalah sedikitpun, yang membuat teman - temannya bertambah kesal.
"untung lo cewek Ag, kalau nggak udah gue pites lo." ucap Wisnu.
"ih si Wisnu seram ah, masa mainnya pites." Agni jadi ngeri sendiri jika benar Wisnu akan mempitesnya. "yuk Nes kita pulang, mata mereka seram banget pada mau keluar." tunjuk Agni ke arah teman - temannya. Setelah itu ia menarik tangan Agnes untuk segera mengikutinya keluar.
"Ag jangan kuat - kuat dong megang tangan gue." ucap Agnes ketika ia merasakan tangannya sedikit sakit.
Agni melepaskan genggaman tangannya dan menatap Agnes denagan rasa bersalah.
"maaf."
"nggak papa, tapi gue minta satu hal sama lo, kalau lo sakit hati jangan di pendam sendiri ya, bagi - bagi sama gue biar gue bisa ngehibur lo, jangan diam aja dan ngebuat gue jadi sahabat yang nggak berguna."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dion
Novela JuvenilKarna pilihanku adalah kamu, jadi kamu juga harus memilih ku.