[4] Cinta Pertama Samantha

249 17 0
                                    

"Bumi itu bulat. Semakin jauh kau pergi, semakin cepat kau kembali."

Bel berbunyi dengan sangat nyaring bersamaan dengan anak-anak berseragam merah-putih yang berlari ke luar kelas. Shiland dengan rambut acak-acakkan itu keluar dengan wajah cemberut karena waktu tidurnya terpotong oleh bel. Dia berjalan menyusuri tangga dan berhenti di tukang penjual es krim.

"Bang, beli satu, ya. Rasa coklat campur stoberi dan vanilla nya yang banyak" ucap Shiland membuat Tukang es krim itu bengong dengan pesanan Shiland.

Setelah mendapatkan es krim, gadis itu berjalan menuju halte menunggu ibunya menjemput. Tiba-tiba, anak laki-laki dengan kulit hitam kumal datang, berdiri di depan Shiland dan melipat tangan nya di dada. Shiland mengerutkan alisnya bingung, namun ia tidak peduli dan melanjutkan memakan es krim.

Lalu anak laki-laki tersebut menjatuhkan es krim Shiland membuat sang empu menahan amarah.

"wle..wle..wle" anak laki-laki itu memeletkan lidah melihat Shiland yang diam dengan kuping yang memerah.

"Kenapa? Kenapa? Mau nangis? Ngadu ke papa? Mama? Ma es krim aku ja-"

BUGH

Shiland menonjok anak laki-laki itu dan lari.

Setelah sudah jauh, Shiland berteriak "NGEJERIT BUKAN GAYA AKU, PAPUA!"

Shiland tertawa saat membaca sebuah buku diarynya yang ia tulis ketika masih menggunakan seragam merah-putih. Shiland memang memiliki tangan yang kasar, namun begini-begini juga Shiland suka menulis. Menulis kejadian-kejadian yang penting seperti kejadian memalukan, kesal, sedih dan senang untuk menghibur dan memberikan pelajaran di masa yang akan datang nanti, seperti sekarang ini.

Shiland berjalan dengan sangat semangat, matanya tidak henti menatap ke bawah melihat rok biru nya yang bergelombang saat Shiland melangkahkan kaki. Ya, hari ini adalah hari Shiland pertama masuk SMP.

"WOY... PANCASILA!" teriak anak laki-laki yang berada 5 m di depan Shiland. Shiland diam tak bergeming.

"Ini aku, Papua" ucap anak laki-laki itu dengan senyum nya.

Shiland menyipitkan matanya, Shiland tidak percaya akan bertemu lagi dengan anak itu. Dan anak itu hanya senyum mesem-mesem karna Shiland memperhatikannya. Menyebalkan, Shiland langsung membuang muka dan berjalan menyebrang karena malas berurusan dengannya.

Tapi, anak laki-laki itu malah mengikuti Shiland menyebrang dan menghalangi jalan Shiland lagi.

Shiland menghentikan langkah nya "Mau lo apa, sih?" tembak Shiland.

"Kenalin, nama aku Samantha Siregar. Biar kamu gak panggil aku anak papua lagi" ucap nya sambil melambaikan tangan.

Shiland memperhatikan Samantha dari atas sampai ke bawah. Dari mulai rambut nya yang berponi dan kulit nya yang menjadi putih. Tidak seperti saat mereka masih SD. Saat memperhatikan Samantha, satu pertanyaan terbesit dalam benak Shiland 'kemana pergi nya kulit hitam bocah ini?'

Seolah Samantha bisa membaca pikiran Shiland, Samantha menjawab "gue luluran sama bunda. Jadi, gue bisa putih. Kalau lo pengen tahu" jawab Samantha dengan bangga.

"Gue gak nanya." Ucap Shiland singkat dan melanjutkan jalan nya, namun lagi-lagi langkah nya terhenti oleh Samantha.

Shiland mendengus kasar "Apa lagi?" Tanya Shiland sedangkan Samantha merongoh sesuatu di dalam saku celana. Shiland mundur 3 langkah dari Samantha.

Wajah-wajah Samantha saat ini mencurigakan. Saat Samantha akan memberikannya...

BUGH

Shiland menonjok lagi Samantha sampai tersungkur ke bawah dan meninggalkan nya.

Shiland menggaruk kepala nya yang tidak gatal "gue keterlaluan gak, sih?" Tanya Shiland pada dirinya sendiri

"Terus, sebenarnya apa yang bakal dia kasih ke gue waktu itu?"

Sampai saat ini, Shiland belum bertemu dengan Samantha lagi. Karena, setelah insiden itu Shiland harus pindah karena bisnis ayah nya.

*******

"SAM, LO KENAPA?!" teriakkan Joy yang sangat membahana itu terdengar saat melihat kondisi Samantha yang sangat mengenaskan.

Lucas langsung mengambil kotak P3K yang tersedia di kamar mereka. "Lo kenapa, sih? Kayak orang kesambet tau gak?"

Samantha memutar bola matanya, ngomel modeon.

"Kalau punya luka tuh di obatin, begok! Bukannya didiemin nanti kalau infeksi siapa yang ribet? Kita!!"

Joy yang mendengar Lucas marah-marah langsung memeluk kaki Lucas "Uhh, sungguh perhatiannya Lucas. Gue berasa punya emak di sini! Ya ampun, gue sayang banget sama lo" ucap Joy sambil mengeratkan pelukannya.

"Lepasin!" ucap Lucas sambil menendang-nendang Joy "Obatin sendiri, nih!" ucap Lucas kesal sambil melempar handuk kecil ke arah Samantha.

Setelah Samantha mengobati lukanya. Samantha menceritakan mengapa hidung nya bisa berlumuran darah. Dan cerita nya sungguh membuat Lucas maupun Joy terkejut.

"HAH? JADI, CEWEK YANG NONJOK LO ITU CINTA PERTAMA LO?" ucap Joy dengan berteriak membuat Samantha menutup kuping nya.

"Dan, dia orang yang nangkep kita" tambah Lucas.

"Gila, First Love lo mengerikan banget!" ucap Joy frontal yang langsung di senggol oleh Lucas.

Senyuman Samantha mengembang membuat Lucas maupun Joy melihat nya aneh.

"Joy, coba cubit gue" pinta Samantha yang langsung dilakukan oleh Joy.

"AW, SAKIT BEGOK!"

"Tapi, tadi lo suruh gue cubit lo, Sam"

Samantha menghempaskan tubuh nya ke kasur "Setelah bertahun-tahun dia pergi entah kemana. Akhirnya, gue ketemu dia lagi. Gue gak nyangka." Ucap Samantha dengan sambil menatap atap kamar.

"Sekarang, gue percaya kalau bumi itu bulat. Semakin jauh dia pergi, semakin cepat dia kembali."

"HAH..." ucap Samantha dengan berteriak dan menendang-nendang udara.

"Lega, rasanya kayak abis beol"

"SAM, LANGUAGE!"

"PERUMPAMAAN LO, SAM"














Samantha dan Shiland [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang