[5] Shiland's Friends

222 15 0
                                    

"Lebih baik mengakui rindu, daripada semakin jauh tanpa aromamu yang mengusik lelapku"


Rencana Samantha hari libur ini adalah tidur seharian atau bermain PS. Tetapi, rencana itu gagal karena pagi-pagi sekali Diana, Bunda Samantha membangunkannya.

"Samanthaaa......Anakkuuu......" teriak bunda dari lantai bawah.

Dari nada ibunya yang seperti ibu rudy chalkzone, Samantha sudah mengira pasti ibunya itu ada maunya.

"Ya ampun, nak! Kamu masih tidur?" Ucap Bunda sambil membuka gorden nya yang masih tertutup.

Cahaya matahari belum terlihat karena saat ini masih pukul 5 pagi. Tapi, udara dingin masuk ke dalam kamar Samantha karena bunda membuka jendela nya juga, membuat Samantha mengeratkan selimut nya.

"Sam....Sam...bangun dong sayang, shalat dulu" ucap Bunda dengan lembut.

"Iya, bund" jawab Samantha tidak jelas.

"Sam.." panggil bunda sembari menggoyangkan tubuh Samantha.

"Lakuin dong! Jangan iya iya aja"

"Iya iya ini bangun" jawab Samantha lalu bangun dari tidurnya, masih dengan mata yang terpejam.

"Cepet ambil wudhu terus mandi ya. Sam, antar bunda ke rumah nya bu Deis ya. Dia baru pindah dari Jakarta terus ada syukuran di rumahnya. Kamu mau kan? Bu Deis punya anak perempuan loh, cantik banget. Bisa kamu godain" jelas bunda lalu beranjak dari kasur Samantha.

"Udah cepet, Sam. Ke kamar mandi, yang rapih ya nanti pakaiannya. Bunda pusing dari dulu kamu jomblo terus." Ucap Bunda sambil menutup pintu.

Samantha mengedipkan matanya berkali-kali. Sebenarnya, Samantha malas mengantar bunda. Tetapi, Samantha tidak bisa menolak permintaan bunda karena Samantha sangat sayang dengan bunda. Samantha juga tahu, Samantha akan berdosa jika Samantha menolak perintah bunda. Dan tadi, bunda bilang apa? JOMBLO?

Duh, bunda kalau ngomong suka bener.

*******

Shiland mengisi hari liburnya dengan membantu orang tua nya menyiapkan semua yang diperlukan untuk syukuran pindah rumah nanti jam 9 seperti membawa makanan, merapihkan makanan dan memakan makanan ketika ibunya sedang sibuk dengan yang lain.

Setelah semuanya beres, Shiland membersihkan diri. Dan menatap datar pada dress yang menggantung di kamar nya. Ibu menyuruhnya untuk menggunakan dress itu. Dan Shiland terpaksa memakainya karena Shiland tidak ingin mengecewakan ibunya yang sudah membelikannya dress. Ibu juga berpesan begini "Shiland, dandan yang cantik ya. Bakal ada anaknya teman ibu, ganteng loh anaknya"

Cih, terus kalau ganteng kenapa bu?

Kadang Shiland suka pusing sendiri dengan sifat ibunya. Ibunya memang sangat baik dan bersahabat tapi terkadang tidak bisa dibedakan dengan Hilter. Tegasnya, keras kepalanya suka buat Shiland ingin tabok kepalanya berkali-kali.

Suara ibu-ibu mulai terdengar membuat kuping Shiland sakit. Shiland memutuskan pergi ke taman belakang rumahnya untuk memeriksa 'teman-temannya'. Pasti kalian akan kaget jika tahu teman yang Shiland maksud.

Kecil dan jika sudah berubah itu indah.

Ya, Ulat.

Banyak yang takut dengan 'teman-teman' Shiland. Bagaimana tidak? Bulunya dan semuanya yang ada pada ulat itu menggelikan. Dan anehnya Shiland malah menyukainya.

"Hai, babies" ucap Shiland sambil melambaikan tangannya.

"Are you hungry?" Seolah-olah ulat itu menjawab 'ya' Shiland membalasnya lagi "Oke, Mommy will seek a food for you"

Lalu, Shiland mencari-cari pucuk segar untuk ulat-ulatnya. Terkadang, ibu suka marah jika Shiland memetik pucuk daun. Namun, Shiland tidak peduli. Yang penting 'teman-teman' Shiland tidak mati.

*******

Samantha yang sedang digerumuti oleh ibu-ibu itu tampak sedikit risih karna ibu-ibu itu mencubiti pipinya. Apalagi cara bunda memperkenalkan Samantha itu 'Gak Banget'

"Jeng, ini loh anakku Samantha. Ganteng kan? Aduh, jeng tapi sayang nih jomblo terus"

Lalu sesudah itu banyak ibu-ibu yang menyuruhnya mampir ke rumah untuk meminum teh atau apa dengan iming-iming "saya punya anak perempuan loh".

Ah, bunda itu kenapa sih? Kan kesannya emang Samantha itu gak laku.

"Bund, aku ke luar dulu ya"

"Oh, iya nak"

Hanya itu jawaban bunda, sesudahnya dia sibuk berbicara dengan ibu-ibu. Aneh, padahal bunda baru kenal tapi sudah seperti kenal sejak lama.

Samantha duduk disebuah kursi berwarna putih yang berada di taman belakang rumah Bu Deis. Disini udaranya sangat segar, Samantha jadi ngantuk. Tapi, matanya langsung melotot saat melihat anak perempuan dengan dress biru muda yang sangat familiar bagi Samantha. Saat anak perempuan itu membalik ternyata dia Shiland. Samantha tersenyum lebar lalu berjalan ke arah Shiland yang sedang kesulitan mengambil daun di pohon.

Samantha membantu Shiland memetik pucuk daun tersebut.

"Hai, pancasila..."

Shiland membalik dan betapa terkejut dia saat mengetahui Samantha yang memanggil Shiland dengan sebutan 'pancasila'

"Ck, lo terkejut. Itu tandanya lo adalah pancasila yang gue maksud" ucap Samantha langsung membawa Shiland ke dalam pelukannya.

"Lo kemana aja,  shil? Gue cariin lo. Gue... kangen."

Shiland semakin diam oleh perkataan Samantha.

"Tapi gapapa sekarang gue ketemu lagi sama lo.  Udah buat gue seneng" ucap Samantha dengan senyumannya.

"Ih,  lepasin!"

Samantha meregangkan pelukannya "dih,  kok lo jadi malu-malu meong gini sih? Jadi gemes. Gue tau kok lo kangen sama gue" ucap Samantha sambil mengeratkan pelukannya,  Shiland meronta-ronta minta dilepaskan tapi kekuatan Samantha lebih kuat. Jadi,  percuma dan Shiland memilih diam.  Menunggu Samantha melepaskan pelukannya.

Tiba-tiba bunda Samantha datang dan terkejut dengan pemandangan Samantha dan Shiland yang sedang berpelukan

"Sam..Sam... Eh lagi pelukkan" ucap Bunda membuat Samantha maupun Shiland melepaskan pelukannya.

"Bunda tadinya mau ajak kamu pulang tapi karna kamu lagi sibuk bunda kasih waktu 30 menit ya. Bunda tunggu loh" ucap bunda seraya meninggalkan mereka

"Sam..  Jangan agresif nanti Shiland takut" ucap bunda lumayan keras membuat pipi Shiland memerah. Samantha melirik ke arah Shiland

"Lha,  lo blushing?" tanya Samantha sambil menunjuk pipi Shiland.

"Tau ah!"

Senyum Samantha semakin mengembang "Shil.. tungguin gue" teriak Samantha lalu mengikuti kemana Shiland pergi.



















Samantha dan Shiland [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang