[12] Pernyataan Samantha

137 10 1
                                    

"So lucky to have you.
So lucky to be your love"

Pagi hari ini sangat cerah, dan Shiland seharusnya malu jika berangkat sekolah dengan ekspresi wajah sebalnya.

Tapi, bagaimana? Mood Shiland sedang tidak baik hari ini.

Shiland melangkahkah kakinya dengan amat sangat santai. Matanya menatap orang-orang dengan datar. Ada satu orang yang ingin menyapa Shiland dan reaksi Shiland...

"Hai.. Shil... an"ucap anak laki-laki lugu itu dengan gantung.

"Apa lo?" Tanya Shiland dengan garang membuat anak laki-laki itu diam dengan kaki bergetar.

Orang-orang menatap Shiland ngeri.

"Minggir lo, gue mau lewat"

Dan Shiland berjalan meninggalkan anak laki-laki lugu yang masih bergetar kakinya. Omongan demi omongan tentang sikap Shiland yang garang kembali itu terdengar.

But, She's don't care about what they said.

Sesampainya di kelas, Shiland memasang headset dan tidur.

Bianca dan Goby dari arah pintu baru datang karena tadi mereka bertiga tidak berangkat bersama.

"Elah, shil..shil.. lo mah ke sekolah bukan buat belajar tapi pindah tidur" ucap Goby sambil mencoba duduk didepan Shiland.

"Terus? Gue peduli?"

"Arehh, Shiland si Ratu garang kembali..." ucap Bianca sambil memutar bola matanya.

"Jangan gitu deh, nanti itu si cowok kesenengan lo bertingkah gini"

"Iya, galaunya jangan ditunjukin banget, shil he he" sambung Goby.

Shiland bangun "gue gak galau" ucapnya sambil mengibaskan rambut.

Tiba-tiba Gugi, ketua kelas Shiland nonghol di pintu kelas dan berteriak

"HEY... SEMUANYA KE TAMAN, PAK GEO UDAH TUNGGU DISANA..."

"WOI, SELOW DONG NGOMONGNYA" teriak Shiland tak kalah keras membuat Gugi pergi berlari.

"Hahaha, gila lo, Shil. Si gugi sampe lari gitu, takut sama lo" ucap Goby

"Alah, cepet deh yuk, ke taman"

*******

Sesampainya di taman, Pak Rudy guru geografi memberikkan tugas untuk mengamati semua yang ada di taman dan mencatat hal-hal yang harus di perbaiki.

Setelah tahu instruksinya, semua murid berpencar. Begitu pun, Shiland, Goby dan Bianca.

Mereka bertiga melihat ke arah pot-pot bunga. Menulis ada bunga yang layu, di pot terdapat botol minum dan sebagainya.

Sementara itu, Samantha yang sedang bermain bola basket di lapangan fokusnya sedikit hilang karena melihat Shiland dengan wajah datar sedang menulis dan menatap pot bunga.

Samantha menunjukan smirknya, dan terlintas ide jahil di otaknya.

Samantha mengambil bola basket dan mendribblenya ke sisi lapangan. Sesampainya di sisi lapangan Samantha melempar bola basket ke arah Shiland.

Samantha menunggu reaksi Shiland, Samantha mulai melihat tangan Shiland yang mengepal dan telinganya yang memerah. Ya, Samantha menunggu Shiland meledak.

"KERJAAN SIAPA NIH? BERANI-BERANINYA LEMPAR BOLA KE KEPALA GUE?!" teriak Shiland.

Bianca dan Goby menunjuk ke arah belakang Shiland. Dan saat Shiland membalik, Shiland terkejut.

Bola matanya meredup sebentar, tapi sesudah itu ia menatap Samantha benci.

"Kenapa sih, lo selalu ganggu gue?" Tanya Shiland dengan sedikit berteriak karena jaraknya dengan Samantha sekitar 5 langkah.

"Emang harus ada alasan kalau gue ganggu lo?" Ucap Samantha membuat Shiland meneteskan air matanya.

"Pergi dari gue!" Ucap Shiland dengan masih berteriak "Gue gak peduli, pergi lo!"

Bianca dan Goby yang melihatnya mulai bangkit dan menenangkan Shiland yang terisak.

Samantha bingung, kenapa Shiland sesentimen ini? Samantha berjalan mendekat ke arah Shiland.

"Shil, gue.."

BUGH

Shiland menonjok Samantha lagi untuk kesekian kalinya. Sekarang mereka jadi bahan tontonan SMA Gloria yang sebentar lagi akan istirahat.

"Mau lo apa sih?" Teriak Shiland sebal "Kenapa ganggu gue? Kenapa main-main sama perasaan gue? Kenapa, Sam? Kenapaa?!"

Samantha membersihkan sedikit darah yang mengalir, dan bangun. Samantha terkekeh geli melihat wajah Shiland yang sedang marah seperti ini.

"LO BEGO APA GIMANA MALAH KETAWA? MIKIR SAM! MIKIR"

Senyum Samantha melebar

"TAU AH, GUE PERGI. GUE BENCI LO, JANGAN GANGGU GU-"

"SHIL, PACARAN YUK?"

Shiland terdiam sejenak.

Mencerna apa yang barusan Samantha katakan.

Sahut-sahutan mulai terdengar dari kelas-kelas. Anak-anak yang sedari tadi main basket pun kini duduk menonton mereka berdua. Bahkan Pak Rudy tertawa keras-keras dan berteriak "Terima-terima!"

"Shil, gimana nih? Lo mau gak? Kapan lagi gue ajak lo pacaran?"

"Lo tuh ya! Lo deket sama gue, tapi lo peluk-pelukkan sama cewek di perpustakaan! Lo tuh brengsek tau gak?"

Samantha terbahak-bahak mendengar jawaban Shiland.

"Kenapa lo ketawa? Lo pikir ada yang lucu disini?"

"It's just trick, okay? Gue cuma mau ngetest lo, gue udah kerja sama, sama temen lo temen gue dan cewek itu"

Shiland melongo mendengar kenyataannya, Shiland melirik ke arah teman-temannya yang kini sedang tertawa bahagia.

"Jadi, gimana?"

Shiland menganggukkan kepalanya dengan pipinya yang merona merah

"Ngangguk apa sih? Gue gak ngerti?" Goda Samantha.

Pipi Shiland semakin memerah "Iya.."

"Iya, apa?" Tanya Samantha tersenyum.

"Gue mau.."

"Mau apa, hm?" Samantha mendekatkan dirinya ke arah Shiland.

Dan dengan penuh keberanian, Shiland menjawab "gue mau jadi pacar lo"

Samantha dan Shiland tersenyum dengan sangat damai. Orang-orang yang menonton langsung bertepuk tangan dan bersorak-sorak.

Samantha tertawa "jadi, sekarang lo bisa obatin ini?" Tunjuk Samantha ke arah hidungnya yang berdarah.

Shiland menutup mulutnya, dan berkata "sorry" dengan volume yang sangat kecil.

Samantha tersenyum lagi dan mengacak-acak rambut Shiland dengan penuh kasih sayang.




Author Note's

Akhirnyaaaa, Samantha dan Shiland jadian juga? Hehehehe :)))
Ini merupakan awal antara Samantha dan Shiland. Semoga ke depannya mereka baik-baik aja ya ha ha ;)

Happy reading guys, i hope u like it♡♡

Samantha dan Shiland [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang