10. SO FAR FROM THE STAR

35 1 0
                                    

Mereka pun jalan perlahan untuk mencapai rumah Horan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka pun jalan perlahan untuk mencapai rumah Horan. Sesampainya disana. Diana pun mengetok pintu rumahnya. TOK!TOK!!TOK!!!

"Ma, cepat kita buka pintunya siapa tahu Horan" ujar ayahnya yang langsung menuju pintu bersama mamanya.

Setelah mereka membuka pintunya. Ternyata mereka melihat Horan yang sedang tidak sadarkan diri yang berada dibelakang Tommo yang sedang menggendongnya. Mereka sangat terkejut terutama mamanya ia langsung memarahi Diana dan Tommo, sedangkan ayahnya menyuruh mereka untuk masuk dan membawa Horan ke kamar dibantu ayahnya. Selain itu, ayahnya menyuruh mamanya Horan untuk menelpon dokter spesialisnya. Beberapa menit kemudian dokter pun datang dan langsung memeriksanya.

Sambil menunggu hasil dari dokter, Diana pun duduk berada didekat Horan sambil memegang tangannya.

"Horan apa yang terjadi padamu, please wake up" sambil menjatuhkan air matanya. Dan ia pun mellihat sekelilingnya terdapat banyak sekali lukisan dirinya di kamar Horan. Setelah dokter datang Diana dan Tommo disuruh keluar kamar terlebih dahulu.

Dan tak disengaja Diana dan Tommo mendengar percakapan antara dokter dan orang tua nya Horan. Dan ternyata Horan mengalami penyakit yang mematikan, yaitu gangguan pada hatinya atau biasa di sebut Sirosis hati dan sudah stadium 3 dan dokter bilang nyawanya tidak akan bertahan lama, hanya 3 bulan waktu hidupnya dan langkah untuk mengatasi semua ini adalah operasi hati. Itu pun hanya bisa dilakukan di London. Mendengar itu semua air mata Diana pun semakin deras dan Tommo berusaha menenagkannya.

Orang tua nya pun menangisan dengan tersedu-sedu. Dengan kemarahan yang meninggi mamanya pun langsung mengusir Diana dan Tommo keluar. Mereka pun keluar dan ayahnya menemani mereka keluar rumah.

"Om, sebenarnya apa yang terjadi dengan Horan?"tanya Diana

"Ia mengidam penyakit ini dari umur 7 tahun. Makanya, mamanya sangat khawatir pada dirinya, Horan tidak boleh telalu capek atau lelah. Kalau sampai capek ia akan pingsan seperti ini" jelas ayahnya

"Maafkan kami om, kami sungguh tidak tahu" jawab Tommo sambil menundukan kepalanya

"Iya, tidak apa-apa om tahu itu"

"Om, apakah om akan membawa Horan ke London?" Diana bertanya kembali

"Jika itu langkah terakhir dan pilihan terbaik untuk dirinya, ya om akan membawanya kesana. Dokter bilang umurnya kan hanya beberapa bulan lagi" jawabnya dengan nada yang pasrah

"STOP! Om, jangan berkata sepeti itu yang berhak mengambil nyawa seseorang itu bukan dokter, melainkan Tuhan yang menentukan hidup semua manusia" ujar Diana yang langsung pergi meninggalkan rumah Horan dan ia kembali menangis

"Ok, thanks om" ujar Tommo yang langsung menyusul Diana dan coba untuk menenangkannya

"Di sudahlah jangan menangis mulu, pasti dia akan baik-baik saja"

"Ia aku tahu, tapi apakah ia akan pergi sejauh itu? Ia baru menjadi teman kita, rasanya waktu berputar sangat cepat, sampai-sampai ia ingin pergi meninggalkan kita" jawab Diana dengan tangisan yang tersedu-sedu

"Hey, ia pergi bukan atas kemauanya, tapi ini atas kebaikan dirinya Di, kebaikan hidupnya. Ia hanya pergi ke London untuk melakukan operasi, setelah semuanya selesai ia akan kembali ke kita. Yakinlah, pasti ia juga tidak ingin pergi meninggalkan kita berdua" jelas Tommo sambil memegang tangan Diana

"Dan yakinlah ia tidak akan pergi sejauh bintang yang ada di langit" lanjutnya sambil menghapus air mata Diana dan mereka pun melihat kelangit yang indah dimana sudah ada bulan sabit dan ratusan bintang disana

"Ya, kau benar Tommo" ujar Diana yang langsung memeluk Tommo dengan hangat.

Tommo pun langsung memeluknya dengan erat.

"Andai kau bisa merasakan apa yang aku rasakan Di, saat aku sedekat ini dengan mu, aku akan selalu menjaga mu walaupun kau tidak menyadari itu semua"Batin Tommo

*

Mereka pun kembali berjalan menuju rumah. Sampai di rumah mereka pun masuk (karena rumah mereka sampingan). Diana pun sudah ditunggu oleh ibunya yang sangat khawatir.

"Diana, habis darimana aja kamu?" tanya ibunya. Tapi ia tidak menjawabnya melainkan langsung jalan menuju kamarnya.

"Diana you're right, honey?" tanyanya lagi sambil mengetuk pintu kamar Diana

"Fine bu, please leave me alone" jawabnya yang singkat.

"Ok, tapi jangan lupa makan dibawah ibu sudah siapkan" ujar ibunya yang langsung pergi meninggalkan Diana sendiri. Ibunya selalu tahu bahwa mood putrinya itu lagi nggak bagus

-Diana POV-

Aku langsung menjatuhkan tubuhku ke Kasur. Aku masih membayangkan dan memikirkannya, apakah ia akan baik-baik saja Tuhan. Aku sangat memohon kepada mu jangan ambil dia dariku dan jangan jauhkan dirinya dari ku terlalu lama, Tuhan. Aku benar-benar takut akan kehilangan dirinya. Aku sudah tidak bisa menahan air mata ini lagi. Tuhan, tolong sembuhkan dirinya. Apa yang bisa ku lakukan sekarang selain berdoa dan memohon pertolongan dari mu Tuhan. Aku yakin pasti ia tidak masuk sekolah besok, bukan hanya tidak masuk sekolah pasti ia sudah tidak diperbolehkan untuk sekolah lagi.

-Tommo POV-

Aku berharap semoga Horan bisa segera sembuh dan Diana semoga saja ia sudah tidur. Aku nggak nyangka ia bisa mengalaminya, kasihan sekali dirinya itu. Tapi, kenapa dikamarnya itu banyak sekali lukisan Diana, apakah mungkin ia menyukai Diana? Saat aku melihat itu hatiku terasa hancur begitu saja. Tapi, aku benar-benar tidak tega melihatnya seperti itu dan tidak tega melihat Diana menangis seperti itu. Tuhan, aku hanya berharap sembuhkanlah teman ku. Aamiin.....

APA YANG TERJADI PADA HORAN?

PLEASE, LEAVE YOUR VOTE AND COMMENT GUYS....

(HARGAI DIRIKU YA :)

All The Love. -ydc :)


Everything Comes Back to You (n.h)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang