11. PROMISE

32 1 0
                                    



Benar sekali semenjak kejadian itu, sudah 1 minggu Horan tidak masuk sekolah. Diana dan Tommo selalu pergi-pulang sekolah melewati rumahnya dengan keadaan yang sepi. Diana selalu mendapatkan pirasat apakah ia sudah pergi? Lalu kenapa ia tidak berpamitan dulu dengan kami?

Dan suatu hari selagi kami ingin pergi ke sekolah, jendela tempat Horan tidur dibuka. Diana pun melihat kearah jendela itu dan ternyata ia melihat Horan yang terlihat pucat ia langsung memberhentikan sepedanya sejenak dan melihat kearahnya, sebaliknya Horan pun melihat dirinya sambil tersenyum padanya Diana pun membalas senyumannya Horan. Tak lama kemudian Tommo memanggilnya dan ia pun langsung mengoes sepedanya kembali, sambil melambaikan tangannya kearah Horan. 

*

Sampainya di sekolah Diana masih saja terpikir oleh Horan, apakah ia sudah baik-baik saja? Tiba-tiba lagi-lagi Lissa dan 3 ketiga temannya menghalangi jalannya.

"Hey, Diana kacamata yang indah.HAHAHA.... tumben kalian berdua aja, mana temen lo yang satu lagi. Denger-denger dia lagi sekarat ya" ujar Lissa yang menghina Horan

"SHUT UP, LISSA!" jawab Diana dengan nada yang marah

"Uuh, sepertinya pacarnya marah nih" ujar salah satu temannya yang berambut ikal

Diana tidak menjawab lagi, tapi ia langsung pergi meninggalkan Lissa dan 3 temannya itu. Begitu pula dengan Tommo ia langsung menyusul Diana, ia sangat tidak mau berurusan dengan wanita itu. Lissa pun menatatap Tommo dengan tatapan yang sinis.

"Di.... Tunggu, Diana wait" sambil meraih tangan Diana

"Sudahlah Di, jangan dengerin wanita gila kayak mereka itu" lanjut Tommo

"Kau benar Tommo, ngapain bangat aku dengerin omongannya dia" sambil mengapus air matanya

"Menurut mu, apakah kita akan menjenguk Horan sore ini, tadi aku melihatnya sudah sadar dari pingsannya" lanjut Diana

"Jangan sekarang Di, pasti mamanya itu tidak mengizinkan kita untuk menemui Horan. Berpikirlah dengan jernih" jelas Tommo

"Baiklah kau, benar juga" jawab Diana dengan nada yang pasrah

*

Bel pulang pun berbunyi. Mereka pulang dengan mengendarai sepeda masing-masing. Tapi, sesampainya di rumah Diana melihat ada mobil di depan rumahnya. "Siapa yang datang? Aku harap bukan ia yang selalu menyakiti hati ibu ku (ayahnya)" batin Diana. Diana langsung mempercepat laju sepedanya.

Saat Diana memasuki rumah, ternyata yang datang adalah Horan dan orang tua nya. Seketika ia langsung berlari menuju Horan untuk memeluknya.

"HORRRAAAANNN" teriak Diana

"Horan, apakah kau sudah baik-baik saja? Apakah kau sudah sehatan?" tanyanya yang sangat bawel

"Iya iya, I'm fine" jawabnya dengan senyuman

"Syukurlah kau sudah baik-baik saja" ujar Tommo dengan memeluk Horan

"Iya, thanks Tomlinson"

Akhirnya, mereka bertiga berpelukan layaknya teletabis :v. back to topik setelah selesai, Horan pun mengajak Diana dan Tommo untuk pergi ke taman special mereka itu.

"Guys, I need to talk you now" ujar Horan

"Ta- tapi, emang kamu-" dengan nada yang gagap

"Iya Horan sudah izinkan ko" jawab ayahnya Horan

Mendengar itu Diana pun merasa sangat bahagia dan mereka langsung menuju taman menggunakan mobil Horan. Diana dan Tommo pun sudah mendapatkan izin dari ibunya.

*

Sesampainya di taman mereka pun mulai menikmati indahnya pemandangan disana. Tetapi, Horan pun mendapatkan batas waktu dari orang tua nya untuk berbicara dengan mereka. Dan seperti biasa mereka bertiga duduk di ayunan itu.

"Oh, ya tadi kamu ingin berbicara apa? Dan kenapa mama mengizinkan kamu bertemu dengan kami? Aku kira mama mu sangat marah dengan kami" tanya Diana

"Kalian pasti tahu tentang penyakit aku dan tentang aku pergi ke London. Ya aku memohonnya dengan sangat kepada mama dan akhirnya atas bantuan ayah mama ku mau mengantarkan aku menemui kalian" ujar Horan

"Iya, kami sudah tahu itu" jawab Tommo

"Iya, aku akan berangkat ke London besok pagi" ujar Horan dengan nada yang pasrah

"What? Kenapa besok pagi? Kenapa tidak semingggu lagi kamu untuk stay in here?" tanya Diana dengan mata yang berlinang

"I am sorry Ana, tapi aku sekarang tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan aku minta kepada mu Diana untuk tidak menangisi kepergian ku ini" yang langsung menghadapkan mukanya kepada Diana dan mencoba agar Diana tidak mengeluarkan air mata nya.

Sedangkan Diana hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Nah, ini aku punya sesuatu untuk kalian berdua. Tommo ini untuk kamu (isinya sebuah jam tangan). Dan Ana kamu tidak seharusnya memakai kaca mata ini lagi (sambil melepaskan kaca mata yang lama) ini aku sudah belikan yang baru untuk mu (dan memasangkannya yang baru) yang lama kamu simpan saja ya. Ini kaca mata yang special buat kamu, karena disamping gagangnya terdapat nama kamu 'Ana' dan yang lebih spesialnya lagi aku yakin sekali walaupun sejauh apa pun dan seberapa lamanya aku disana, pasti kamu akan tetap mengenali mata ku ini" yang langsung menatap matanya Diana.

"Lalu, apakah kamu akan mengenali ku?"

"Kenapa tidak, karena hanya kamu lah wanita di dunia ini yang membuat mata ku tidak teralihkan" jawabnya sambil tersenyum

Akhirnya, mereka pun beranjak bangun dari ayunan dan tanpa disadari oleh Diana ia melepaskan kaca mata nya itu. Tommo pun melihat kaca mata pemberiannya itu jatuh dibawah tanah, ia pun langsung mengambilnya dan menyimpannya.

"Dan aku punya satu lagi hadiah buat mu. Kalung ini sudah tertulis nama kita bertiga" sambil memasangkan kalung itu ke leher Diana

"Aku juga punya hadiah buat kamu. Gelang ini walaupun harga tidak seberapa, tapi aku harap kamu menyukainya" sambil memasangkannya di tangan Horan

"Jangan kamu lepas ya" tambahnya

"Tentu"

"Oh, ya I want to tell you everything the words I never got to say the first time around"

"What it is?"

"I really L—" belum selesai berbicara tiba-tiba kedua orang tua nya sudah memanggil dirinya untuk segera kembali ke rumah

"Please, mam, dad one minute." Dengan wajah memohonnya

"Tidak sayang ini sudah sore, ayo back to home now" ujar mamanya

"Yes, honey cmon" tambah ayahnya

Horan pun tidak bisa berkata apa-apa lagi karena kedua orang tuanya sudah menyuruhnya untuk kembali ke rumah.

"Baiklah, Di aku akan bicarakan ini suatu saat nanti and please remember me. Bye" ujarnya yang langsung jalan menuju mobilnya

"Wait, Horan apakah kamu janji akan kembali?" Teriak Diana

Horan pun langsung membalikan badannya menghadap ke Diana

"Yes. I'm Promise" ujar Horan

Diana pun merasa senang karena Horan berkata sepeti itu.

"Bye see you next time"


MAAF YA GUYS BARU NGEPOST LAGI, KEMARIN LAGI SIBUK BUAT UAS. (SOK SIBUK BANGAT YA WKWK). NIH 2 STORY SEKALI GUS YAA..

HOPE LIKE AND ENJOY :)

VOTE&COMMENT YOO....

All The Love. -ydc :)

Everything Comes Back to You (n.h)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang