Pagi yang indah pun sudah menyambutnya Diana pun tidak seperti biasanya kali ini ia sudah bangun lebih awal, tentu itu membuat ibunya sangat kaget.
"Halo, bu morning" sapanya sambil menyium ibunya dengan penuh semangat
"Hey, morning too, tumben bangat kamu pagi-pagi begini sudah rapi, kesambet apa kamu ini" dengan nada yang sangat heran sambil memegang keningnya itu
"Iih ibu bukan bangga juga pada anaknya ini sudah bisa bangun pagi sendiri. Yaudah sekarang sarapan dengan apa?" tanyanya
"Iya iya, ini seperti biasa ibu buatkan makanan kesukaan kamu nasi goreng" sambil menyendokkan nasinya dan memberikan kepada Diana
KRING....KRING!!!!!!! Ya, itu suara sepedanya Tommo dan ia pun langsung masuk ke dalam rumahnya Diana.
"Pagii bu. Wow Calder kau sehatkan" ujar Tommo dengan mata yang melotot
"Iya aku baik-baik saja, ayo sini ikut sarapan"
"Iya Tommo sini duduk ikut sarapan dengan kami" ujar ibunya Diana
"Baiklah"
Selesai makan pun kami langsung bersepeda menuju ke sekolah.
*
Seperti biasanya pagi ini diawali dengan pelajaran bu Aini, tetapi bu Aini pagi ini tidak masuk kelas sendirian lagi melainkan ada seorang anak laki-laki yang mengikutinya dari belakang. Siapakah dia?
.
.
.
.
Anak baru itu ternyata tidak lain adalah Horan. Diana pun sangat terkejut melihatnya dan ia terlihat sangat bahagia, tapi tidak pada Tommo ia terlihat sangat bete dan kesal kepada laki-laki berambut pirang ini harus satu sekolah dengan ia dan Diana.
"Tommo, see dia bersekolah disini" bisik Diana terhadap Tommo
"Yeah, I can see it" sambil memutarkan bola matanya
"Morning class, kalian hari ini punya teman baru. Baiklah, nak silahkan perkenalkan dirimu" ujar bu Aini
"Ok. Hello guys my name is Horan, just Horan" ujarnya dengan nada yang sedikit gugup
"Ok class namanya Horan. Silahkan kamu duduk di bangku yang kosong" ujar bu Aini. "Dan sekarang buka buku kalian hal 75" lanjut bu Aini yang cara mengajarnya tidak pernah berubah
"Ok mam"
Horan pun berjalan ketempat duduk yang kosong itu dan sambil menatap Diana seperti biasanya. Diana pun melakukan hal yang sama dirinya pun menatap balik Horan seperti biasanya juga. Mereka pun saling tatap-tatapan walaupun hanya sebentar.
*
Bel istirahat pun berbunyi. Diana dan Tommo jarang sekali pergi ke kantin, mereka berdua hanya mengabiskan waktu istirahat untuk mengabiskan bekalnya dan langsung menuju perpustakaan sekolah. Kelihatannya banyak wanita di kelasnya yang suka pada Horan, karena mejanya Horan pun sudah penuh dikelilingi oleh para wanita di kelas untuk berkenalan lebih dekat dengannya. Setelah para wanita itu pergi meninggalkan Horan, ia pun pergi ke tempat duduk Diana dan Tommo.
"Kalian tidak ke kantin?" tanyanya
"Tidak Horan kami hanya bisa mengabiskan bekal kami ini" jawab Diana
"Oh ya, Diana aku minta maaf bangat ya, soalnya selama ini aku tidak bisa menjenguk dirimu, karena..." belum selesai berbicara Diana pun langsung memotongnya
"Iya, tidak apa-apa aku tahu kau tidak dibolehkan oleh orang tua mu untuk keluar rumah kan, dan pasti kamu kena marah ya?" ujar Diana dengan nada bersalah
"Iya, tapi sudahlah tidak apa-apa aku kena marah, abisan aku bosen sekali hidup seperti itu" jawab Horan
"Dan ko kamu bisa sekolah disini sih?" tanya Tommo yang begitu ketus
"Iya aku memaksa kepada mereka agar aku bisa seperti kalian semua yang hidup bebas di luaran sana, dan terlebih lagi bisa bahagia bersama teman-teman, bukan"
"Sudahlah, apakah kau membawa bekal Horan? Ayo kita makan bersama, habis itu kita bisa pergi ke perpustakaan deh" ujar Diana
"Iya aku bawa, mari makan bersama" jawaban Horan dengan senyumannya yang manis itu
*
Kami jalan menuju perpustakaan, Horan sangat heran kenapa semua orang melihat Diana dan Tommo dengan sangat sinis dan tiba-tiba ada suara yang mengatakan
"Hai, Horan kenapa kau bersama para gembel ini" suara perempuan yang menghampiri Horan sehingga membuat ketiganya melihat siapakah yang berbicara seperti itu. Dan suara perempuan itu berasal dari mulut Lissa seorang perempuan yang sekelas dengan mereka dan sangat tidak menyukai Diana dan Horan.
"Hey, kau kan teman sekelas kami, lalu kenapa kau berbicara seperti itu kepada Diana dan Tommo" jawab Horan yang kesal dan terlihat bingung
"Halo babe, kau tidak tau ya mereka itu gembel yang beruntung bisa bersekolah disini. Dan asal kau tau ya, hampir semua orang disini sangat tidak menyukai keberadaan mereka disini" jelas Lissa yang perkataannya itu sangat menyakitkan
Apa daya Diana dan Tommo hanya bisa terdiam saja, karena kalau ia menjawab omongannya Lissa itu mereka cari mati. Karena sekolah ini milik yayasan orang tua nya Lissa. Lagi pula kalau dijawab bikin capek aja. Melihat kedua teman dihina seperti itu Horan benar-benar kesal.
"Baiklah, lalu apakah ada peraturannya untuk diriku kalau aku tidak bisa berteman dengan mereka. Lagi pula aku berteman dengan orang yang tepat, mereka memang sangat beruntung karena mereka dikarunia otak yang Brilian. TIDAK SEPERTI KALIAN SEMUA! APALAGI DIRIMU INI YANG SANGAT MENYEDIHKAN" ujar Horan yang yang langsung mengajak Diana dan Tommo segera pergi meninggalkan tempat ini
*
"Kenapa kalian hanya terdiam saja sih, aku rasanya ingin merobek mulut wanita itu tadi" ujar Horan yang masih kesal dengan perkataan Lissa
"Yah, apa daya sih kita memagang orang yang beruntung aja bisa masuk sini Hor" ujar Tommo dengan nada yang pasrah
"Iya, Horan kita sudah biasa mendengar perkataan seperti itu ko" tambah Diana
"Dan sekarang aku juga merasa sangat beruntung bisa menjadi teman kalian" dengan tersenyum bahagia
Seketika langkah mereka berhenti mendengar perkataan Horan.
"Teman?" tanya Tommo
"Yah, we are Friends now" ujar Diana yang terlihat sangat bahagia
"That's right, ini benar-benar hari terbaik ku selama aku hidup dan hari pertama masuk sekolah yang baik" ujar Horan sambil merangkul Tommo dan Diana
"Iya kita sekarang berteman, itu ide yang brilian" tambah Tommo yang berubah pikirannya dan menjadi sangat bahagia
Mereka pun melanjutkan berjalan menuju perpustakaan
Yey, finally mereka pun berteman tapi ada satu orang yang muncul lagi nih guys......
Vote and Comments ya :)
All The Love. –ydc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Comes Back to You (n.h)
Fiksi Penggemar"Jika sesuatu yang menjadi milik mu telah hilang,tetapi itu semua sudah ditakdirkan untuk dirimu. Semuanya akan kembali kepada mu" "Everything has changed, but just one never change in the world. It's your eyes, How you look me will be same and I ne...